WartaNTT.com, Sabu Raijua – Kemarahan guru-guru baik SD maupun SLTP di Kabupaten Sabu Raijua
kembali terjadi awal tahun 2024 akibat hak-haknya berupa Tunjangan Penghasilan Guru triwulan IV
bulan Oktober hingga Desember 2023 yang bersumber dari APBN belum dibayarkan Dinas Pendidikan Kebudayaan
Kepemudaan
dan Olahraga Kabupaten
Sabu Raijua.
Aksi
yang digelar, Rabu pagi
(3/1/2024) di hari pertama ASN masuk kerja sontak menarik perhatian. Puluhan kendaraan roda dua dan
beberapa unit roda empat tiba-tiba muncul di ruas jalan ElTari Desa Menia,
bergerak menuju Kantor Dinas Pendidikan Sabu Raijua.
Para guru yang tiba dengan seragam PGRI tersebut kemudian
berbaris rapi di depan lobby kantor dan meneriakkan yel-yel mereka.
“Hidup PGRI, Hidup. Solidaritas, Yes. Siapa kita,
Indonesia. Dimana kita, Sabu Raijua” ujar mereka bersemangat saat dipandu pengurus PGRI Sabu Raijua, Dorkas Dira Tome.
Informasi yang dihimpun WartaNTT, tak hanya TPG triwulan
IV tahun 2023 yang belum diterima oleh ratusan guru, namun juga uang tambahan penghasilan
(tamsil) selama 4 bulan dan bahkan TPP sejak Januari hingga Desember 2023 belum
dibayarkan Pemkab Sabu Raijua.
Saat menunggu kedatangan Kadis Pendidikan yang masih
ikut rapat awal tahun bersama Bupati dan pimpinan OPD lainnya, kemarahan para guru
memuncak ditengah panas teriknya Menia akibat pertanyaan dari SatpolPP perihal surat
izin gelar aksi hari ini. Sontak suasana menjadi riuh.
Amos Come Rihi, Plt. Ketua PGRI Sabu Raijua pun terlihat
berupaya menenangkan anggotanya.
“Kami datang ke rumah guru. Kami tidak buat keributan.
Kami yang datang menuntut hak kami karena kewajiban sudah kami laksanakan”
ujarnya dihadapan KasatpolPP dan aparat kepolisian.
“Kalau mau demo bukan begini (jumlah yang hadir), ini
hanya perwakilan guru. Kalau mau demo, instansi yang paling besar di Sabu
Raijua adalah guru”.
“Kami datang baik-baik. Kami bicara baik-baik mau cari
tahu seperti apa masalahnya. Jadi Kalau bapak mereka bertanya surat, loh datang
ke rumah sendiri kok pakai surat”.
“Kami tahu aturan kalau demo, 3 hari sebelumnya pasti
sudah kami bersurat ke Polisi baik di Polsek hingga Polres”.
“Kami tahu itu, karena kami guru yang mengajarkan aturan
kepada anak-anak. Tetapi jangan juga membuat kami guru menjadi brutal. Guru itu
manusia yang paling hebat. Mau jadi baik, baik. Mau jadi rusak, rusak”.
“Dengar baik-baik, negara ini baru merdeka 100 hari
(pasca proklamasi), gurulah yang pertama kali dibentuk. PGRI itulah yang
dibentuk duluan. Dinas ini juga ada karena ada guru” ujarnya.
Usai pertemuan yang dihadiri Kadis Pendidikan Sabu
Raijua, Rachel Billik Tallo bersama jajaran serta perwakilan PGRI dan guru,
Kadis Pendidikan Sabu Raijua sampaikan penyebab belum terealisasinya TPG maupun
TPP tahun 2023 lalu.
Menurut Rachel, TPG triwulan IV bagi sebagian guru tetap
akan dibayarkan di Tahun 2024 kemungkinan besar melalui mekanisme Perubahan
APBD 2024.
Sedangkan pembayaran TPP bagi yang belum menerima, akan
terlebih dahulu menjalani audit inspektorat Sabu Raijua baik kepada pihak
sekolah maupun Dinas Pendidikan sehingga akar masalahnya selama ini dapat
diketahui. Hal ini (proses audit) menurutnya merupakan permintaan Bupati Sabu Raijua,
yang disampaikan dalam rapat awal tahun bersama pimpinan OPD pagi hari tadi.
Setelah mendengar penjelasan Kadis Pendidikan, PGRI pun beri
ultimatum kepada Dinas Pendidikan karena menurut mereka masih banyak pertanyaan
yang disampaikan para guru belum dijawab tuntas termasuk indikasi permintaan Satu
Juta Rupiah oleh pihak Dinas kepada guru yang menerima Tunjangan Khusus Daerah.
“Kami akan kembali lagi tanggal 8 Januari kesini” ujar Amos
Come Rihi yang disanggupi para guru. (DeW)
KOMENTAR