WartaNTT.com, Sabu Raijua – Menanggapi kejadian bencana banjir dan longsor akibat hujan lebat dipicu siklon Senyar yang melanda 3 Provinsi di Pulau Sumatera pada akhir November 2025 baik di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat, Ketua FKUB Sabu Raijua, Pdt Anton Himu, S.Th berharap penanganan dilakukan bersama dan yakin pemerintah dapat atasi dengan baik.
Berdasarkan data update BNPB RI pada 19 Desember 2025, dari 52 kabupaten/kota terdampak, total
korban meninggal 1.071 jiwa, hilang 185 jiwa, terluka 7 ribu jiwa, pengungsi
mencapai 500an ribu serta kerusakan rumah dan berbagai infrastruktur publik.
Kepada
WartaNTT, Jumat (19/12/2025), Pdt Anton Himu, berharap beragam bentuk dukungan
terus diberikan dalam upaya percepatan pemulihan baik oleh Pemerintah, swasta
hingga relawan.
“Kejadian
yang menimpa saudara-saudari kita di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat
merupakan peristiwa yang memilukan. Duka yang dialami adalah duka kita bersama
sebagai anak bangsa ini”.
“Dari
wilayah selatan NKRI, kami juga turut merasakan duka mendalam yang dialami para
keluarga korban atas peristiwa memilukan ini”.
“Karena
itu sangat penting sekali kita mendukung baik dalam doa maupun lewat tindakan nyata,
sehingga dengan pertolongan Tuhan lewat semua pihak yang terlibat dalam
penanganan, mereka dapat pulih lebih cepat” ujarnya.
Dia
melanjutkan “Kami juga mendukung upaya pemulihan yang dilakukan pemerintah baik
dari tingkat nasional maupun pemerintah daerah dan semua pihak lainnya”.
“Kehadiran
Presiden Prabowo di lokasi terdampak serta penanganan yang dilakukan merupakan
hal positif dan tepat. Lebih cepat lebih baik, serta lebih banyak dukungan maka
penanganan dapat lebih baik” kata Ketua FKUB.
Bagi
Ketua FKUB Sabu Raijua, ini hal yang harus dilakukan dengan serius karena
mereka sangat butuh dukungan kita, teristimewa dukungan pemerintah pusat.
“Karena
kita tahu bahwa pemerintah merupakan perpanjangan tangan Tuhan di dunia ini.
Lewat segala kekuatan yang ada kiranya bantuan dapat lebih cepat dinikmati oleh
para korban”.
“Mereka semua adalah saudara kita, satu negara, satu bangsa, satu tanah air. Duka mereka adalah duka kita semua”.
“Kami
mendukung sekali upaya pemerintah dibawa kepemimpinan presiden Prabowo Subianto”.
“Kita
berharap Pemerintah dapat bercermin dari pengalaman-pengalaman penanganan
bencana yang terjadi di masa lalu sehingga pengendalian situasi saat ini bisa
berjalan dengan lebih baik”.
“Kami
percaya pemerintah punya tangan yang kuat untuk menopang saudara-saudari kita
semuanya di sana. Ini harapan dan optimisme kami” katanya lagi.
Mencermati
maraknya berita hoax yang terkesan mengadu domba masyarakat dengan Pemerintah
ditengah bencana Sumatera, Pdt Anton Himu sampaikan himbauannya.
“Hoax
yang kian marak beredar di medsos berpotensi melemahkan peran pemerintah. Dan
hal ini sangat disayangkan jika terus dibiarkan”.
“Seharusnya
tidak boleh terjadi ditengah-tengah kita, terutama dalam situasi bencana yang
terjadi. Kita butuh kerjasama, sinergitas yang baik sehingga masyarakat bisa
lebih cepat tertolong”.
“Bukan
saatnya untuk saling menjatuhkan atau menonjolkan diri. Saatnya kita bahu
membahu bekerjasama beri pertolongan”.
“Jika
ada pihak-pihak yang berupaya menyebarkan informasi hoax, saya pikir perlu
peran aparat keamanan untuk menangani hal ini. Kita beri kepercayaan kepada
aparat keamanan untuk atasi hal ini. Sehingga bangsa ini tidak terpecah belah”.
Sebagai
tokoh agama dan ketua FKUB Sabu Raijua, diapun berpesan agar pemerintah
menggandeng semua pihak untuk bekerjasama dalam penanganan bencana.
“Tokoh
masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh perempuan dan unsur
lainnya perlu dilibatkan”.
Apapun
yang dilakukan dalam penanganan, kita perlu bekerjasama sehingga komunikasi
berjalan baik, terutama terkait kebutuhan prioritas serta trauma healing”.
“Semoga masa-masa sulit ini bisa segera terlewati. Kita punya harapan dan optimisme bahwa tahun 2026 sebagai tahun rahmat Tuhan. Karena itu kita yakin dan percaya akan ada hal yang baik bagi bangsa dan negara kita” ujarnya. (DeW)





KOMENTAR