Wartantt.com,SBD; Keputusan
untuk maju menjadi calon Gubernur NTT bukanlah keputusan yang mudah. Keputusan ini
diambil setelah melewati proses refleksi dan kontemplasi yang panjang. Hal ini
dikatakan oleh Bakal Calon Gubernur NTT Viktor B. Lasikodat ketika menggelar
pertemuan bersama tokoh agama se-Kabupaten Sumba Barat Daya pada Kamis (04/01) kemarin. “Maju untuk menjadi
calon Gubernur NTT bukan bercanda, oleh karena itu segala sesuatu mengenai persiapan
untuk membangun NTT kedepan juga saya pikirkan dan saya laksanakan secara
serius” demikian kata VBL. Hal ini
dikatakan VBL karena tingkat kehidupannya saat ini sudah sangat mapan. “Menjadi
gubernur NTT tidak ada artinya bila dibandingkan dengan kehidupan dan jabatan
saya di Jakarta hari ini” lanjutnya.
Dalam rapat yang
digelar di gedung Ratu Center, Taworara desa Weerena Kecamatan Kota Tambolaka
tersebut Viktor Lasikodat mengatakan bahwa keputusan untuk meninggalkan yang sudah
ada dan menjadi calon Gubernur NTT adalah keputusan yang berat. Namun demikian
keputusan ini harus diambil karena alam NTT telah memanggil untuk kembali dan
bekerja membawa NTT kepada kemajuan yang lebih baik.
Di hadapan sekitar
40 orang tokoh agama baik Islam, Kristen Protestan maupun Katolik, Viktor
Lasikodat menggambarkan secara gais besar beberapa hal yang akan dilakukan demi
kemajuan NTT ke depan. Dua hal utama yang menjadi prioritas yakni Pariwisata
dan pendidikan.
Tentang pariwisata
VBL mengatakan bahwa NTT merupakan daerah terindah di dunia. Kekayaan keindahan
alam maupun budaya di NTT merupakan aset yang sangat berharga dan memiliki
nilai pariwisata yang sangat tinggi. Namun demikian orang NTT belum berpikir
untuk membangun pariwisata secara komprehensif. Saat ini NTT baru memiliki satu dari lima aspek utama pariwisata yaitu
keindahan itu sendiri, baik keindahan alam maupun keindahan budayanya. Empat aspek
yang lain belum dibangun secara memadai di NTT. Keempat aspek tersebut antara
lain pertama; lokasi wisata yang aman, nyaman, mudah dijangau oleh turis baik
secara individu maupn rombongan (Accessibility), kedua; kemudahan untuk
mendapatkan tempat penginapan yang layak, bersih dan
menyenangkan (Accommodation), ketiga; Kemudahan dan adanya sarana dan fasilitas untuk melakukan
kegiatan yang menyenangkan dan aman di daerah tersebut (Activities) dan
keempat; adaya fasilitas lain yang menunjang perjalanan wisata, seperti
penukaran uang, toko souvenir, restoran dan lain-lain (Amenities).
Di pihak lain
sistem pendidikan di NTT perlu dibenahi. Sampai saat ini begitu banyak lembaga pendidikan
yang membuat anak anak NTT terobsesi untuk sekolah menjadi perawat/dokter,
guru, pendeta, pengacara dan seterusnya. Tidak ada satupun lembaga pendidikan di NTT yang menyediakan
jurusan teknik membuat garam, teknik membuat minuman beralkohol, teknik
mendapatkan hasil pertanian memadai di lahan berbatu tanpa harus merusak humus
tanah dengan pupuk kimia, dan lain lain, yang sesuai dengan potensi di daerah NTT ini. Hal inilah yang membuat anak anak NTT tidak
memiliki keterampilan apapun setelah tamat dari dunia pendidikan, sehingga
tidak bisa menciptakan peluag sendiri selain menunggu peluang menjadi CPNS.
Pendeta Irene
Takanjanji mengatakan bahwa pihaknya sangat senang dengan ide-ide briliant yang
dimiliki oleh Viktor Lasikodat terutama di bidang pendidikan. Sebab dirinya pun
sedang memikirkan bahwa pasti ada yang salah dengan pendidikan di NTT ketika
melihat kenyataan bahwa anak anak NTT sering kalah bersaing dengan anak anak
dari luar NTT dalam hampir semua lini. Pihaknya sangat mendukung dan mendoakan,
semoga VBL diberkati Tuhan untuk memimpin daerah NTT ini.
Sementara itu
Pendeta David Umbu Ngapu mengatakan bahwa pihaknya sangat mendukung pandangan
pandangan VBL tentang masa depan NTT. NTT memang membutuhkan pemimpin yang tidak
hanya memiliki ide briliant namun juga mampu mewujudkan ide tersebut baik
dengan kekuatan sendiri maupun dengan kekuatan jaringan. Pihaknya yakin bahwa
Viktor Lasikodat dengan tingkat kehidupan, jabatan dan pergaulan seperti
sekarang ini akan mampu membawa NTT keluar dari kemelut ketertinggalan. EB
KOMENTAR