wartantt.com, Manggarai Barat -- Para petani sawah irigasi Lembor Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), antre menunggu pupuk jenis NPK di pengecer hingga jam 02.00 wita dini hari.
Pupuk yang disuplai dari distributor itu sekejap saja langsung habis
saat tiba di pengecer. Bahkan sejumlah petani lainnya tidak mendapatkan
pupuk walaupun sudah menunggu hingga dini hari.
Mereka terpaksa pulang kembali ke rumah dengan penyesalan.
"Kasihan sekali kami petani di Lembor ini. Padi sudah ditanam sejak akhir Desember 2017 lalu. Sebagian besar lahan sawah sudah ditanam. Tanaman padi yang sudah tanam tidak bisa berkembang, tidak ada anaknya karena tidak ada pupuk. Pupuk NPK itu merupakan pupuk dasar dan tidak ada penggantinya. Terpaksa terus menunggu. Antri sampai jam 02.00 Wita pagi demi mendapat pupuk, ada petani yang dapat ada yang tidak," kata Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pengelola Air (P3A) Wongko Torok Lembor, Mikhael Kaus.
Dia dihubungi, Minggu (21/1/2018) terkait keadaan pupuk di Lembor, berkaitan dengan musim tanam pertama tahun ini.
Dikatakan, krisis pupuk di Lembor kali ini paling terasa dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
"Kali ini paling terasa. Kami mau pertemuan semua kelompok tani Kecamatan Lembor dan Lembor Selatan. Kami ingin membahas dan mengusulkan ke pemerintah agar pengecer pupuk harus diambil dari kelompok tani itu sendiri sehingga lebih mudah," tutur Mikhael.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Mabar Anggalinus Gapul menjelaskan, pihaknya sudah mendistribusikan 125 ton Pupuk NPK untuk petani di sawah irigasi Lembor.
"Kami sudah distribusikan 125 ton Pupuk NPK. Nanti akan ada lagi suplai berikutnya. Besok (Senin, Red) kami akan segera berkoordinasi dengan distrubutor dan pengecer agar persoalan yang dialami petani harus segera berakhir," kata Anggalinus.
Untuk diketahui, luas lahan produktif di sawah irigasi Lembor 3.500 hektar. Sawah irigasi itu berada langsung di bawah kewenangan irigasi nasional.
Informasi lain yang diperoleh, persoalan pupuk di Lembor selalu terjadi setiap musim tanam karena diduga, ada oknum-oknum tertentu yang menjalankan bisnis pupuk dengan mengabaikan aturan yang ada. Mereka bekerja dalam satu jaringan secara rapi demi meraup keuntungan besar.
Mereka terpaksa pulang kembali ke rumah dengan penyesalan.
"Kasihan sekali kami petani di Lembor ini. Padi sudah ditanam sejak akhir Desember 2017 lalu. Sebagian besar lahan sawah sudah ditanam. Tanaman padi yang sudah tanam tidak bisa berkembang, tidak ada anaknya karena tidak ada pupuk. Pupuk NPK itu merupakan pupuk dasar dan tidak ada penggantinya. Terpaksa terus menunggu. Antri sampai jam 02.00 Wita pagi demi mendapat pupuk, ada petani yang dapat ada yang tidak," kata Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pengelola Air (P3A) Wongko Torok Lembor, Mikhael Kaus.
Dia dihubungi, Minggu (21/1/2018) terkait keadaan pupuk di Lembor, berkaitan dengan musim tanam pertama tahun ini.
Dikatakan, krisis pupuk di Lembor kali ini paling terasa dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
"Kali ini paling terasa. Kami mau pertemuan semua kelompok tani Kecamatan Lembor dan Lembor Selatan. Kami ingin membahas dan mengusulkan ke pemerintah agar pengecer pupuk harus diambil dari kelompok tani itu sendiri sehingga lebih mudah," tutur Mikhael.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Mabar Anggalinus Gapul menjelaskan, pihaknya sudah mendistribusikan 125 ton Pupuk NPK untuk petani di sawah irigasi Lembor.
"Kami sudah distribusikan 125 ton Pupuk NPK. Nanti akan ada lagi suplai berikutnya. Besok (Senin, Red) kami akan segera berkoordinasi dengan distrubutor dan pengecer agar persoalan yang dialami petani harus segera berakhir," kata Anggalinus.
Untuk diketahui, luas lahan produktif di sawah irigasi Lembor 3.500 hektar. Sawah irigasi itu berada langsung di bawah kewenangan irigasi nasional.
Informasi lain yang diperoleh, persoalan pupuk di Lembor selalu terjadi setiap musim tanam karena diduga, ada oknum-oknum tertentu yang menjalankan bisnis pupuk dengan mengabaikan aturan yang ada. Mereka bekerja dalam satu jaringan secara rapi demi meraup keuntungan besar.
KOMENTAR