Agama Sebagai Penguat Nasionalisme

BAGIKAN:


PERDEBATAN mengenai agama dan nasionalisme hingga hari ini masih menjadi perbincangan yang hangat. Agama merupakan bentuk keyakinan umat manusia kepada sang Pencipta, sehingga agama tidak mengenal batasan geopolitik. Sedangkan nasionalisme merupakan perwujudan atas kesadaran geopolitik umat manusia.
Di belahan dunia manapun terjadi diskursus antara agama dan nasionalisme, tidak terkecuali dengan Indonesia. Berbicara mengenai nasionalisme Indonesia tidak bisa dilepaskan dari Pancasila. Pancasila merupakan representasi nasionalisme Indonesia. Umat beragama yang hidup di Indonesia dengan menjalani nilai-nilai Pancasila merupakan bentuk konkrit kecintaannya terhadap nasionalisme Indonesia.

Pancasila merupakan hasil pencarian memori kolektif oleh Soekarno dari warisan budaya Nusantara. Pada saat kerajaan Sriwijaya dan Majapahit berjaya, Pancasila merupakan ideologi kerajaan masing-masing. Hal ini terbukti bisa mengayomi seluruh elemen yang ada di Tanah Air, baik agama, suku, ras, dan antar golongan. Di dalam sebuah negara yang plural seperti Indonesia, sebuah ideologi negara harus netral terhadap golongan apapun. Negara harus mampu mengayomi seluruh keragaman yang ada. Pancasila merupakan bentuk konkrit untuk mewujudkan cita-cita persatuan dalam keragaman.
Pancasila juga merupakan upaya negara untuk mendialogkan antara agama dan nasionalisme. Meskipun kedua entitas tersebut berbeda, akan tetapi tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Menurut Muh. Hatta peran agama dalam negara sebagai perkakas. Negara tidak lengkap jika tidak ada agama. Begitu juga dengan agama, agama memerlukan sebuah negara agar umat beragama bisa menjalankan agamanya dengan aman dan nyaman.
Di dalam negara Pancasila, orang akan dituntut untuk memeluk agama sesuai kepercayaan masing-masing, karena hal ini merupakan perwujudan dari sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Menurut Prof. Kaelan, selaku guru besar Filsafat Pancasila, sila pertama merupakan inti dari Pancasila. Melalui sila pertama orang akan diajarkan tentang persatuan, perbedaan, musyawarah, etika dan moralitas, keadilan, dan nilai-nilai kemanusiaan lainnya di agamanya masing-masing. Jadi, ajaran-ajaran yang terkandung dalam agama juga terkandung dalam Pancasila.
Aktualisasi ajaran universal dari agama dibutuhkan untuk memperkuat nasionalisme. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah sikap menghargai dan menghormati perbedaan yang ada di Indonesia. Hal ini penting untuk dilakukan karena saat ini banyak orang yang bersikap esklusif terhadap agamanya, terutama kelompok Islam radikal. Banyak dari mereka yang menghakimi orang lain karena berbeda faham, mendiskriminasi kaum minoritas, bersikap truth claim terhadap agamanya. Sikap-sikap seperti ini justru tidak mencerminkan nilai universal suatu agama.
Upaya menghormati dan menghargai perbedaan merupakan wujud dari sila Persatuan Indonesia. Persatuan dalam keragaman merupakan salah satu langkah awal untuk mensukseskan adanya musyawarah antar golongan. Dan, dengan persatuan, warga negara bisa mengupayakan untuk keadilan ekonomi. Tanpa ada persatuan tidak akan ada musyawarah mufakat, kesejahteraan ekonomi juga tidak akan terealisasikan.
Setiap agama memiliki sistem moral dan etika, terutama hubungannya dengan antar manusia. Dalam agama selalu diajarkan untuk selalu berbuat baik kepada orang lain. Gus Dur pernah mengatakan bahwa ketika kita berbuat baik kepada orang lain, orang lain tidak akan menanyakan apa agamamu. Ajaran seperti ini menunjukkan bahwa manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial. Dengan berbuat baik, interaksi sosial antar manusia akan terjalin dengan baik. Hubungan baik antara manusia menunjukkan bahwa dia memiliki adab dan etika dalam berinteraksi.

Hal ini menunjukkan bahwa martabat manusia dalam sila kemanusiaan juga diperhatikan dengan penuh. Tanpa ada ajaran tentang kemanusiaan, baik dalam ajaran agama maupun Pancasila, orang akan bertindak semena-mena. Tidak menghargai perbedaan yang ada, melakukan diskriminasi terhadap orang lemah, dan melukan tindakan yang justru merampas hak individu maupun kolektif, ini merupakan tindakan-tindakan yang tidak memiliki jiwa kemanusiaan. Padahal dalam agama, kita diajarkan untuk saling menghargai, menghormati, membantu orang lain, tanpa memandang identitas yang melekat pada orang yang kita bantu.
Dengan argumentasi di atas menunjukkan bahwa tidak ada yang perlu dipertentangkan antara agama dan nasionalisme. Nasionalisme Indonesia yang terwujud dalam bentuk Pancasila justru didukung oleh agama. Umat beragama dan mau mengaplikasikan nilai universal agama dalam kehidupan sehari-hari maka ia juga telah mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila.
Oleh: M. Mujibuddin SM, Esais.

KOMENTAR

Nama

23 T,1,3 tahun Jokowi-JK,3,4 Tahun,1,4 Tahun Jokowi-JK,15,Agama,2,aksi 313,12,Al Khaththath,1,Alor,3,Alrosa,7,alumni MAN Ende,1,AMAN Flobamora,1,AMAN Nusabunga,1,Anies,1,APBN,2,apel gelar pasukan,1,ASDP,1,ASF,1,Asian Games,6,Asian Para Games 2018,1,Asian Sentinel,1,Asing-Aseng,1,ASN,1,Babi,1,Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo - Flores,1,Bahasa Inggris,1,Bali,1,Bandara,1,Bandara H Hasan Aroeboesman,1,banjir,1,Bank Dunia,3,Banten,1,Bantuan,2,bantuan beras kapolri,1,bantuan rumah,1,bantuan sosial,1,Basarnas Maumere,1,batik,1,Bawaslu,1,Bawaslu Ende,1,BBM,15,BBM 1 Harga,3,Bela Negara,1,Belu,4,Bencana,4,Bendungan,1,Benny K Harman,1,Beragama,1,BI,5,Bilateral,1,Bisnis,1,Blik Rokan,1,Blok Mahakam,1,Blok Rokan,1,BLT,1,Blusukan,1,BMKG,3,BNPT,1,Bogor,1,BPJS,1,BPK,1,BPN,1,BPS,3,Budayawan,1,Bulog,3,Bulutangkis,2,BUMN,3,Bupati Ende,8,Buruh,3,Buya Syafi'i,1,camat nangapanda,1,CFD,1,Citilink,1,coklat gaura,1,coklit KPU,2,Covid-19,31,Cukai,1,Damai,1,dana desa,11,Dana Kelurahan,2,Danau Kelimutu,1,Deklarasi,2,demo sopir angkot,1,Denny Siregar,2,Desa Tiwu Sora,1,Dewan Masjid Indonesia,2,Dharma Lautan Utama,1,Dihapus,2,Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Ende,1,Divestasi,1,DIY,1,Djafar Achmad,4,Donggala,1,DPR,2,DPRD Ende,3,DPT,2,Dunia,1,Dusun Numba,1,E-KTP,2,Editorial,1,Ekonomi,256,Ekspor,1,Emak-Emak,1,Emas,1,Ende,235,Ende lio,1,Energi,9,ESDM,9,Esemka,1,Esports Indonesia,1,Esthon Funay,2,Fakta & Hoaks,2,fashion show,1,Festival Literasi,1,Festival Sandelwood,1,Festival Sepekan Danau Kelimutu,2,Festival Tenun Ikat,1,Final,1,Fitnah,1,FKMA,1,FKUB ENDE,1,Flores,234,flores timur,2,FPI,1,Freeport,8,Freeport Indonesia,6,Game of Thrones,1,Ganjar Pranowo,1,Gempa,9,Gempa NTB,9,Gempa. Tsunami,1,gereja lidwina,1,Gerindra,1,GMNI,4,GMNI Ende,1,GNPF MUI,1,Golkar,2,Golkar NTT,1,Guru Tidak Tetap Ende,1,Gus Dur,1,Habieb Rizieq,3,Haji,3,Hankam,4,Hanura,1,Hari Kesaktian Pancasila,1,Hari Lahir Pancasila,1,Hari Raya Idul Fitri,2,Hari santri,1,Hate Speech,3,Headline,1494,Hewan Kurban,1,Hiburan,12,HIV/Aids,1,HMI,1,HMI Ende,1,Hoaks,11,Hoax,14,HTI,49,Hukum,2,HUT HUT ke-73 Bhayangkara,1,HUT RI ke 73,2,HUT RI ke 74,4,HUT TNI,1,HUT TNI ke 73,1,Hutang,2,ICMI,2,Ideologi,18,Idul Adha,2,IMF,5,IMF-WB,1,Imlek,1,Indobarometer,2,Indonesia-RDTL,1,Industri,2,industri kreatif,3,Infrastruktur,153,Internasional,27,intoleransi,1,investasi,9,IPM,1,Iptu Yohanes Lede,1,Isra Mi'raj,1,istana,1,Isu Agama,1,Jalan Tol,1,Jawa,1,Jemaah Haji,1,jembatan Uma Sawa,1,Johan Fredikson Yahya,1,Jokowi,129,Jokowi-Ma'aruf,3,Juara,1,Julie Laiskodat,1,Jurnalisme,1,Jusuf Kalla,2,Kab Sabu Raijua,1,Kabupaten Kupang,6,Kabupaten Sumba Barat Daya,10,kades Jegharangga,1,Kadin,2,KAHMI,1,Kalimantan,1,Kampanye,7,Kampanye Damai,1,Kampus,2,kamtimbas,1,Kapolda NTT,1,Kapolri,2,Karel Lando,1,Karhutla,1,kasus pidana,1,Kawasan hutan industri,1,keamanan,17,Kebakaran,1,Keberagaman,4,Kedaulatan,1,KEIN,2,kejagung,1,Kelautan,4,Kemendagri,1,KEMENDES,1,Kemenkeu,1,Kementan,1,Kemiskinan,8,kepala daerah,1,Kepala Desa,2,Kerukunan,1,Kesatuan,1,Kesehatan,2,Khilafah,1,khitanan massal,1,KII,1,KKP,1,KNPI,1,Kodim 1602/Ende,8,Komunis,1,Korupsi,5,Korupsi E-KTP,1,Kota Kupang,33,KPK,4,KPU,1,KPU Kabupaten Ende,1,KPU NTT,1,KPUD Ende,1,Krisis,2,Krismon,1,KSP,4,KTT ASEAN,1,kupang,13,La Nyalla,1,lagi daerah Ende Lio,1,larantuka,2,LDII,1,lebaran ketupat,1,Lembata,574,Lingkar Madani,1,Listrik,9,Lomba Cipta Puisi,1,lomba pop singer,1,Lombok,3,Longsor,1,LSI,1,Luar Negeri,6,Luhut Binsar Panjaitan,1,Lukman Hakim,1,Maáruf Amin,5,madama,1,Madrasah Negeri Ende,1,Magepanda,1,Mahasiswa,3,Mahfud MD,2,makanan kadaluarsa,1,Makar,3,Maksimus Deki,1,Malaysia,1,Manggarai,5,Manggarai Barat,18,Manggarai Timur,5,Maritim,1,Masjid,1,masyarakat adat,1,Maxi Mari,1,Maxim,2,Medan,1,Media,1,Media Sosial,8,Medsos,2,Mendagri,3,Mendikbud,1,Menhan,2,Menhub,1,Menkeu,2,Menkopolhukam,1,Menlu,1,Mensi Tiwe,2,Mentan,1,Menteri Agama,1,Milenial,2,Mimbar Agama,1,Minyak,1,Minyak Goreng,1,Minyak Tanah,1,MK,2,Moeldoko,4,Moke,1,Mosalaki,1,MPR,2,MTQ,1,Mudik 2018,17,MUI,4,Muslim,1,muswil VIII Muhammadiyah NTT,1,Nagekeo,24,narkotika,1,nas,1,Nasional,1880,Nasionalisme,25,Natal dan Tahun Baru,3,Nataru,2,Nawacita,3,Ngabalin,2,Ngada,7,No Golput,1,NTB,3,NTT,11,NU,6,Nusa Tenggara Timur,11,nyepi,1,objektif,1,OECD,1,OJK,1,Olahraga,13,Ombudsman,1,onekore,1,operasi lilin,1,Operasi Turangga,2,Opini,214,Osis,1,Otomotif,2,OTT,1,outsourcing,1,Palestina,2,Palu,5,PAN,1,Pancasila,46,Pangan,5,Panglima TNI,1,Papua,25,Papua Barat,1,Paralayang,1,Pariwisata,4,Pariwisata Flores,1,paroki onekore,1,Partai Berkarya,1,Partai Gerindra,1,partai Perindo,1,Pasar,2,pasar modal,1,Paspampres,1,pekerja migran,1,Pekerja Migran Indonesia,1,Pekerjaan,1,Pelabuhan,1,Pelabuhan Sekosodo,1,Pelangi Nusantara,1,PELITA,1,pelukan,1,Pembangunan,2,pemilihan Wabup Ende,1,pemilu,2,Pemilu 2019,27,Pemilu 2024,10,Pencak Silat,1,Pendidikan,7,Pengangguran,3,Penguatan Pancasila,1,Perbankan,1,Perbatasan,7,Perdagangan,2,Perdamaian,1,Perhubungan,1,Perikanan,6,Perintis Kemerdekaan,1,Perlindungan Pekerja Migran,2,Perppu Ormas,8,Persatuan,6,persatuan bangsa,1,persatuan dan kesatuan,1,persatuan Indonesia,3,Persija,1,Pertamina,1,Pertanian,19,Pesantren,1,pesta demokrasi,1,Petani,1,Philipus Kami,1,Piala,2,Pidato Jokowi,1,Pilbup,1,Pileg 2019,1,pilkada,6,Pilkada NTT 2018,23,Pilkada NTT 2019,1,Pilkades,1,Pilkades Ende,1,PIlpres,3,Pilpres 2019,18,Pilres 2019,5,PKI,2,PKP,1,PKS,2,PLAN,1,Pluralisme,1,PMII,1,PMKRI,3,PNS,1,Poling,1,Politik,68,Polres Ende,8,Polri,3,Polsek Detusoko,1,PP Muhammadiyah,3,Prabowo,5,prakiraan cuaca,1,Pramono Anung,1,Presiden,2,Presiden Bank Dunia,1,Proyek Mangkrak,1,Proyek Pembangunan,1,Proyek Strategis,1,PT Asia Dinasti Sejahtera,2,PT Pratama Yahya Abadi,1,Pulau Saugi,1,pupuk,1,Puting Beliung,1,PWI,1,radikal,2,radikalisme,45,Ramadhan,4,Ratna Sarumpaet,2,RD SIPRI SADIPUN,1,RDTL,1,Regional,4,Registrasi SIM Card,1,Rekonsiliasi,10,Restorative justice,1,Reuni Alumni 212,4,RISSC,1,Rizieq Shihab,2,Rohingya,11,Rote Ndao,2,RRI Ende,1,RS Pratama Tanali,1,Rumah janda,1,Rupiah,12,Sabu,1,Sabu Raijua,57,Sandiaga Uno,1,SARA,7,SBY,2,SDA,1,SDM,1,Sejahtera,1,Sekjen PBB,2,Seleksi CPNS,1,Sengketa Lahan,2,seni,1,Sepak,1,Sepak Bola,3,serbuan vaksin maritim TNI AL,1,Sertifikat,3,Seskab,1,Setara Institute,1,Sidang Ahok,7,Sikka,134,Siklon tropis Seroja,1,sleman,1,SMA/SMK,1,Sontoloyo,1,SOSBUD,52,Sosial Budaya,82,Sri Mulyani,6,Sriwijaya SJ-182,2,Stadion Marilonga,1,Startup,1,STKIP Simbiosis,1,STPM St. Ursula,1,Subsidi,1,subversi,1,Sulawesi Selatan,1,Sulawesi Tengah,10,Sumba,83,sumba barat,6,Sumba Barat Daya,168,sumba tengah,44,Sumba Timur,18,Sumpah Pemuda,2,survei,3,Susi Pudjiastuti,2,Tanah,1,TBC,1,Teknologi,14,Tenaga Kerja,1,tenun,1,Ternak Tani,1,terorisme,9,TGB,2,Timor,13,Timor Tengah Selatan,49,Timor Tengah Utara,2,Tito Karnavian,1,Tjhajo Kumolo,1,TKI,1,TNI,2,Tokoh,2,Tol,3,Tol Suramadu,1,toleransi,2,tour de flores 2017,2,transparan,1,Transparansi,1,transportasi,9,Travel,7,Tsunami,8,TTU,1,Turki,1,Turnamen Futsal,1,Twitter,1,Uang NKRI,1,uang palsu,1,UI,1,Ulama,1,Umat,1,UMKM,1,Vaksin Covid-19,3,Vaksin Sinovac,2,Virus Babi,1,Wakil Bupati Ende,2,Walikota,1,Wapres,1,Wiranto,4,World Bank,2,World Peace Forum,1,Yenny Wahid,4,yogyakarta,1,Yohanes borgias Riga,2,zakat,1,
ltr
item
Warta NTT: Agama Sebagai Penguat Nasionalisme
Agama Sebagai Penguat Nasionalisme
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwnZZWOnTZD5GK2z6tqswlhbbtZiZ6NkxE4fQY7y0wbKwOwzY0ddIYlx2VTmPAYZK0lWETO6nKmTQQDxPGisgeKUjCoU2tbP4OsylU9uaCyq9hUNynuim5sOyhSQWjdwhj2IMW9inaOBI/s320/Agama+dan+Nasionalisme.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwnZZWOnTZD5GK2z6tqswlhbbtZiZ6NkxE4fQY7y0wbKwOwzY0ddIYlx2VTmPAYZK0lWETO6nKmTQQDxPGisgeKUjCoU2tbP4OsylU9uaCyq9hUNynuim5sOyhSQWjdwhj2IMW9inaOBI/s72-c/Agama+dan+Nasionalisme.jpg
Warta NTT
https://www.wartantt.com/2019/08/agama-sebagai-penguat-nasionalisme.html
https://www.wartantt.com/
http://www.wartantt.com/
http://www.wartantt.com/2019/08/agama-sebagai-penguat-nasionalisme.html
true
7634889450117025147
UTF-8
Semua berita termuat Berita tidak ditemukan LIHAT SEMUA Selengkapnya Balas Batal membalas Hapus Oleh Beranda HALAMAN BERITA Lihat Semua REKOMENDASI LABEL ARSIP CARI SEMUA BERITA Tidak ada berita yang sesuai dengan permintaanmu Kembali ke Beranda Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Min Sen Sel Rab Kam Jum Sab Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des baru saja 1 menit yang lalu $$1$$ minutes ago 1 jam yang lalu $$1$$ hours ago Kemarin $$1$$ hari yang lalu $$1$$ minggu yang lalu lebih dari 5 minggu yang lalu Pengikut Ikuti KONTEN INI PREMIUM Tolong bagikan untuk membuka Salin Semua Kode Pilih Semua Kode Semua kode telah disalin di clipboard-mu Tidak bisa menyalin kode, tolong tekan [CTRL]+[C] (atau CMD+C dengan Mac) untuk menyalin