WartaNTT.com, LEMBATA –
Pemkab Lembata terus tunjukkan keseriusannya menyelesaikan berbagai persoalan
yang sedang melanda masyarakat baik dalam penanganan Covid-19 maupun penanganan
gagal panen yang terjadi di sebagian wilayah.
Dalam video conference Menteri Sosial RI bersama Gubernur NTT dan Bupati/Walikota se-NTT terkait penyaluran dana bansos penanganan
Covid-19, Kamis (16/04/2020) Wakil
Bupati Lembata, Dr. Thomas Ola Langoday, SE.,M.Si diberikan kesempatan oleh
Menteri Sosial RI, Juliari P
Batubara melaporkan persiapan
Pemkab Lembata.
“Untuk Bapak
Menteri ketahui, selain persoalan Covid-19, Lembata juga mengalami masalah gagal panen pada 4
Kecamatan yakni Kecamatan Ile
Ape, Ile Ape Timur, sebagian wilayah Omesuri dan Buyasuri”.
“Kemudian dari data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) Lembata
Tahun 2020 jumlahnya sebanyak 18.092 KK. Total Keluarga Penerima Manfaat (KPM) bantuan
sembako sebanyak 12.597 KPM, sehingga masih terdapat 5.495
KK miskin yang belum tercover dalam
bantuan apapun”.
“Kami berharap 5.495 KKM bisa dapatkan bantuan dari Pemerintah Pusat dan Pemprov NTT, namun untuk
diketahui kami juga siap lakukan pergeseran dan rasionalisasi APBD
untuk mendukung”.
“Kemudian setiap Desa di Lembata juga sudah membentuk Desa
siaga Covid-19 dan sudah mulai
lakukan pergeseran anggaran sesuai arahan Bapak Menteri
Desa PDTT”.
Dirinya menambahkan “Kami juga minta bantuan Bapak Menteri dan Bapak Gubernur
dapat memperhatikan para mahasiswa dan pekerja asal Kab. Lembata yang saat ini berada hampir disemua wilayah Indonesia, dimana mereka punya kecenderungan untuk datang ke Lembata, padahal
saat ini banyak yang berada di
daerah terkonfirmasi Covid-19”.
“Hasil Rapid
Test yang dilakukan Pemkab Lembata hingga saat ini, diketahui ada 1 orang mahasiswa asal Yogyakarta yang dinyatakan positif dan masih menunggu
hasil PCR. Harapan kami agar para pekerja dan mahasiswa tetap berada di tempat domisilinya saat ini
dan tidak
datang ke Kab. Lembata, sehingga kita
bisa segera memutus matarantai penyebaran virus ini” ujar Wakil Bupati.
Gubernur NTT : Jangan Semua Anggaran Fokus
Tangani Covid-19
Sementara itu Gubernur
NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, dalam rapat koordinasi virtual usai laksanakan
vicon bersama Menteri sosial, (16/04/2020) sampaikan agar kepala daerah di NTT
tidak hanya fokus dengan penanganan Covid-19, namun juga fokus atasi gagal
panen, dan kasus DBD.
“Tanpa Covid-19, NTT juga punya masalah dimana akibat faktor
cuaca terjadi gagal panen dan juga kasus DBD yang tinggi”.
“Saya minta semua kepala daerah serius
tangani DBD di NTT karena ini juga
masalah yang sangat serius. Alokasi anggaran daerah tidak hanya
fokus tangani Covid-19”.
“Saya minta terus lakukan sosialisasi
kepada masyarakat sehingga masyarakat yang alami panas tinggi tidak takut periksa ke rumah sakit. Jangan takut dengan alasan Covid padahal kena
DBD. Harus digiatkan
sosialisasi lewat kepala Desa
dan
semua tenaga kesehatan di Puskesmas dan
Pustu”.
Dirinya melanjutkan ‘Wilayah NTT hingga saat ini
masih turun hujan, saya harap
program pertanian termasuk jagung terus
dilakukan.
Kegiatan di sektor
pariwisata agar ditunda, namun bagi sektor pertanian terus berjalan”.
“Pemda terus bekerja sehingga pertumbuhan
ekonomi NTT tidak jauh terpuruk. Tidak
bisa Pemda hanya minta anggaran terus ke Pusat, namun perlu berinovasi, cermat
dan cerdas dalam momentum NTT maju.
Secara mental, orang NTT sudah siap dan terbiasa dengan kondisi-kondisi sulit
yang terjadi”.
“Saya minta kerjasama semua kepala daerah serta tidak
ketakutan berlebihan dan tidak juga bersikap berani yang berlebihan serta patuhi protokol kesehatan. Harus ditunjukkan kepada publik bahwa pemerintah
terus memberikan kesejahteraan dan membuat masyarakat tidak takut ditengah
wabah Covid-19. Pemimpin di NTT tidak boleh mati karena panik” ujarnya. (Kris
Kris)
KOMENTAR