WartaNTT.com, LEMBATA – Badan Pelaksana Otorita Labuhan Bajo Flores (BPOLBF)
yang diberikan mandat percepatan pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif
(parekraf) berkelanjutan dan berdaya saing di 11 Kabupaten se-Floratama
(Flores, Alor, Lembata dan Bima) teken MoU guna peningkatan pendapatan daerah
dan pendapatan masyarakat Kabupaten Lembata dibidang parekraf.
Penandatangan MoU dilakukan direktur utama BPOLBF, Shana
Fatina, bersama Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur, usai kegiatan Forum
Floratama yang berlangsung di hotel Palm Indah-Lewoleba, Jumat (04/06/2021).
“Kami berharap melalui Forum Floratama yang digelar, kita
dapat berbagi tugas dan berbagi peran antara pemerintah pusat, provinsi,
kabupaten dan kami dari BPOLBF sehingga kita bisa pulih kembali pasca pandemi
dan Lembata bisa muncul sebagai destinasi yang punya tema sangat kuat”.
“Untuk itu kita perlu bergandengan tangan bersama, kita juga akan fokus ke pengembangan desa wisata” ujar Shana Fatina.
Dilanjutkannya “Tanggal 18 Juni akan ada Bangga Buatan Indonesia-Labuhan Bajo yang produknya adalah
produksi NTT, sehingga kami berharap produk ekraf Lembata dapat berpartisipasi.
BBI ini bukan hanya event, namun kita akan membangun platform. Jadi platform
ini yang akan terus membantu mengedukasi produk-produk ekraf yang ada dari
peningkatan kualitasnya sampai pemasarannya”.
“Harapannya sebelum orang datang ke Lembata mereka sudah
mengenal produk-produknya Lembata yang ada dimana-mana, minimal di Labuhan
Bajo. Intinya adalah bagaimana pariwisata itu tidak hanya untuk orang berwisata
tapi juga menggerakan semua perekonomian. Semua produk yang ada terangkat
karena adanya pariwisata” terangnya.
Kepada awak media yang hadir, Shana Fatina mengatakan MoU yang ditandatangani akan ditindaklanjuti dengan PKS-PKS teknis khususnya untuk percepatan pembangunan pariwisata terintegrasi di Lembata.
“BPOLBF melihat Lembata sangat unik sehingga akan
penguatan pariwisata tematik, dari diskusi tadi ada 3 tematikal yang punya
segmen pasar sendiri”.
“Kita akan coba bangun dari pasar minat khusus, setelah
nanti marketing muncul baru nanti teman-teman industri aksesibilitas khususnya,
bisa mensupport lebih baik lagi. Intinya adalah kita akan fokus dengan wisata
minat khusus di Kabupaten Lembata”.
“Tentunya kita berharap masyarakat melihat ini sebagai
peluang. Kami paham sekali bahwa memang di NTT ini sedikit sekali yang berminat
di bidang pariwisata, jadi mindset pariwisatanya belum dibangun”.
“Kita juga akan melakukan dengan gerakan sadar wisata,
kemudian memperkenalkan bagaimana masyarakat juga bisa menyambut bahwa wisata
adalah peluang untuk ekonomi mereka”.
“Kemudian juga masyarakat jangan hanya duduk dan menunggu
tapi mereka bisa melihat dengan adanya teknologi yang tidak terbatas, bisa
jualan online yang bisa kita integrasikan sehingga masyarakatpun tidak harus
punya modal besar untuk berkarya di dunia parekraf”.
“Justru dengan apa yang mereka punya misalnya mengembangkan
desa wisata atau wisata trekking atau yang suka menenun nanti tenunnya
dijadikan souvenir yang baik, jadi saya harap masyarakat bisa berpartisipasi
disemua lini industri parekraf”.
“Membangun pariwisata tentunya tidak bisa oleh pemerintah
sendiri, tapi komponen yang lain seperti akademisi, pengusaha, komunitas-komunitas
dan media yang paling berkontribusi. Dengan forum floratama ini kita bisa
berbagi peran dalam mengkampanyekan Lembata dengan caranya masing-masing”.
“Kalau misalkan teman-teman media tidak mempublikasikan
titik-titik yang bagus di Lembata, kan bagaimana kita bisa tahu kalau Lembata
itu cantik, nah ini yang ingin kita munculkan. Tujuannya adalah tidak menunggu hanya
pemerintah yang bergerak tapi semuanya di Lembata bergerak sehingga
percepatannya bisa lebih baik lagi” ujarnya. (Kris
Kris)
KOMENTAR