WartaNTT.com, Ende
– Kejaksaan
Negeri (Kejari) Ende kembali memperpanjang
masa penahanan bagi Direktur PT Asia Dinasty Sejahtera Muhamad Badrun alias
Adun untuk kedua kalinya di
tingkat penuntutan.
Sebelumnya, Kejari Ende
menahan Badrun selama 20 hari di sel tahanan Polres Ende untuk kepentingan penyusunan
dakwaan. Karena penyusunan berkas belum selesai, Kejari Ende melakukan
perpanjangan masa penahanan pertama selama 30 hari dan dilanjutkan saat ini
masa perpanjangan kedua selama 30 hari lagi.
Hal ini disampaikan Kasi Datun Kejaksaan Negeri Ende Slamet Pujiono yang dikonfirmasi
media ini di kantornya
pada hari
Selasa (03/08/2021).
Slamet menyampaikan bahwa saat ini pihaknya kembali
memperpanjang masa tahanan untuk Direktur PT. Asia Dinasty Sejahtera selama 30
hari ke depan guna menyempurnakan surat dakwaan
dan berkas perkara.
"Masih
seperti kemarin saat ini kita masih
dengan pendalaman untuk penyempurnaan surat dakwaan kemudian berkas perkara,
masih sama
dengan kemarin, karena berkaitan dengan perbankan kita harus betul-betul
hati-hati,"
ucap Slamet.
Dikatakannya pihaknya berkeinginan agar semua perbuatan
yang dilakukan oleh tersangka semuanya terakomodir dalam surat dakwaan dengan
tujuan agar tersangka tidak terlepas dari dakwaan. Untuk itu pihaknya terus
menyempurnakan semua dakwaan agar dakwaan yang dilimpahkan kepada tingkat pengadilan benar-benar sempurna.
"Keinginan kita yang penting jangan sampai perbuatan
yang dilakukan oleh tersangka ini tidak semuanya terakomodir dalam dakwaan,
yang mengakibatkan tersangka lepas dari dakwaan. Kita menyempurnakan dakwaan
yang kita susun yang nanti kita limpahkan ke pengadilan ini benar-benar fix
dan bisa menjerat perbuatan yang dilakukan oleh
tersangka," tuturnya.
Lebih lanjut dikatakannya berdasarkan pertimbangan tersebut
pihaknya kembali mengajukan perpanjangan masa penahanan terhadap tersangka
untuk kedua kalinya dengan pertimbangan menyempurnakan dakwaan.
“Pertimbangan
untuk menyempurnakan dakwaan ini masi kita pakai untuk pengajuan perpanjangan
dakwaan,"
ucapnya.
Ketika ditanyakan terkait apakah berdasarkan hasil
pemeriksaan terhadap tersangka ditemukan ada tersangka baru, Slamet
menyampaikan bahwa sejauh ini berdasarkan berkas yang diterima Kejaksaan Negeri Ende, tersangka sementara hanya satu
orang, terkait apakah ada kemungkinan penambahan tersangka baru, hal tersebut
menjadi kewenangan pihak kepolisian dalam hal ini adalah Polda NTT yang
memiliki kewenangan penyidikan.
"Kalau mengenai penambahan jumlah tersangka atau
tidak, karena memang kita menerima berkas sementara cuma satu orang tersangka,
saat ini kewenangan penyidikan ada di kepolisian dalam hal ini teman-teman
penyidik Polda NTT dan untuk sementara kita konsen ke satu orang
ini." katanya.
Lebih lanjut dirinya menyampaikan bahwa hingga saat ini
berdasarkan hasil pemeriksaan total kerugian nasabah PT. Asia Dinasty Sejahtera belum diketahui secara
pasti, hal ini dikarenakan dari berkas yang diterima pihaknya tidak semua
nasabah terakomodir, selain itu dari beberapa keterangan saksi belum ada yang
menjelaskan secara pasti berapa total kerugian yang dialami oleh nasabah.
Dikatakannya dalam Undang-Undang Perbankan tidak menitikberatkan kepada
kerugian, malainkan lebih kepada perbuatan formil yang dilakukan oleh tersangka
dalam hal ini Direktur PT. Asia Dinasty Sejahtera yakni mengumpulkan dana dari
masyarakat.
"Jadi di perbankan ini tidak menitikberatkan pada
kerugian tetapi lebih
kepada perbuatan formil yang dilakukan oleh tersangka tetapi nanti juga tetap
akan mengarah kepada kerugian,"
pungkasnya. (FR)
KOMENTAR