WartaNTT.com, Sumba Tengah –
Memeriahkan
HUT ke-5 Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Kabupaten Sumba Tengah,
digelar turnamen Voli
Pemuda Lintas Agama, yang diikuti 19 tim putera-puteri, bertempat di halaman
GKS jemaat Waikalaisung-Desa
Malinjak, Kecamatan Katiku Tana Selatan, Sabtu sore (17/09/2022).
Dari
19 tim yang berpartisipasi, sebanyak 16 tim berasal dari Kabupaten Sumba Tengah
dan 3 tim dari Kabupaten Sumba Barat.
Ketua
DPC GAMKI Sumba Tengah, Hendrik H. Mambabu, dalam seremoni pembukaan pertandingan menyampaikan tujuan utama
dari pelaksanaan kegiatan ini dengan harapan pemain menjunjung tinggi
sportivitas.
“Kurang lebih 3 tahun kita berada disebuah tantangan besar yakni pandemi Covid-19 dimana segala aktivitas ruang gerak kita menjadi terbatas”.
“Bertolak dari adanya kebijakan pemerintah memberikan kelonggaran bagi masyarakat dalam beraktivitas dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, GAMKI Sumba Tengah menggelar pertandingan voli pemuda lintas agama”.
“Kegiatan ini bertujuan untuk pererat tali persaudaraan di tingkat pemuda lintas agama, memperkokoh dan memupuk toleransi yang telah terbangun, serta memperkenalkan GAMKI kepada seluruh kalangan di Sumba Tengah bahwa GAMKI hadir dan bermanfaat bagi semua orang”.
“Harapan
kami mewakili seluruh DPC GAMKI Sumba Tengah, agar bertanding secara baik dan
benar. Kegiatan yang diawali hari ini jika terlaksana dengan baik, bertanding
dengan sportif, dipastikan akan berlanjut di tahun depan” ujarnya.
Adapun tim yang turut berpartisipasi yakni Tim puteri : All Star, Waikalaisung, Koramil, Anamanu, Dewatana, Smansa Waibakul, Playing Elite, dan Putri Pahola, sedangkan Tim Putera : Dewatana, Gawali Crew, Risma, Perada, ATM Paguyuban, Prailangina, Putra Pahola, Waikalaisung, Prima Brama, Dasa Elu, dan Helios Star.
Sementara
itu Kakan KemenAg Sumba Tengah bersama Ketua FKUB Sumba Tengah yang ditemui WartaNTT jelang pembukaan
pertandingan (17/9)
sampaikan tanggapan dan harapannya atas turnamen
yang diselenggarakan GAMKI.
Event Berlanjut, Sekat Perbedaan Terkikis Habis
Menurut Kakan Kemenag, Fidelis Seran, event keagamaan
seperti semakin banyak digelar tentu akan sangat baik.
“Mudah-mudahan lewat kegiatan ini akan tumbuh rasa
kekeluargaan dan persaudaraan diantara kita. Karena hanya dengan kegiatan
seperti inilah yang memungkinkan kita mengikis habis sekat-sekat yang ada pada
diri masing-masing”.
“Saya tentu sangat berharap event seperti ini dapat terus
kita galakkan untuk menumbuhkan rasa kekeluargaan, persaudaraan, dan cinta
tanah air yang berdampak positif bagi pembangunan”.
“Tugas kita bersama untuk membina dan membangun kesadaran
bersama bahwa perbedaan bukan menjadi halangan namun sebagai momentum untuk
membangun persaudaraan diantara kita sebagai satu keluarga besar Indonesia”.
Dirinya juga mengapresiasi hubungan kerukunan antar umat
beragama yang sudah terjalin baik di Sumba Tengah.
“Harapan kita agar kondisi ini tetap kita rawat demi
mendukung pembangunan di daerah kita dan Indonesia secara keseluruhan”.
Kemenangan Hanyalah Bonus, 4 Konsensus Dasar Bangsa Harus Dirajut
Ketua FKUB, Pdt. Yohanes Woli, STh., selain mengapresiasi
GAMKI Sumba Tengah juga berharap lewat pertandingan yang digelar ini, 4
konsensus dasar bangsa kembali dirajut.
“Pada prinsipnya GAMKI kami anggap sebagai serambi gereja.
Kelompok pemuda ini merupakan manifestasi gereja, dimana mereka ada di Sumba Tengah
bukan karena kepentingan namun karena kebutuhan”.
“Kami sebagai tokoh agama menyambut baik kehadiran GAMKI
karena merupakan roda penggerak gereja”.
Dilanjutkannya “Menurut kami kegiatan ini sangat menolong
sebagai media pemersatu yang berdampak positif bagi pemuda lintas agama. Harapan
kita tidak sekedar mencari siapa pemenangnya karena itu hanya bonus, namun yang
utama bagaimana kesatuan itu bisa tercipta disini” ungkapnya.
Dirinya juga berharap konsensus dasar negara kembali
menggelora disini.
“Saya juga berharap lewat kegiatan ini 4 konsensus dasar kebangsaan
kita yakni Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI dirajut kembali disini”.
“Tidak harus ada petak-petak yang memisahkan. Benar kita
adalah berbeda namun perbedaan itu bukanlah sesuatu kelemahan namun kekuatan
kalau dikelola dengan baik” saya pikir ini yang jadi harapan kita.
Ditambahkannya lagi “Kita harap pemuda inilah yang
perkuat, karena kerukunan itu sudah berlangsung sejak turun-temurun tinggal
bagaimana kita menjaga, merawat dan memelihara”.
“Pertandingan ini harus mampu merawat harmoni, merawat kerukunan, merawat persaudaraan, dan jaga Sumba Tengah karena moderasi pemuda lintas agama adalah yang paling utama yakni hargai dan hormati perbedaan” tutupnya. (Rcd)
KOMENTAR