Mimbar Bebas FKMA untuk Kabupaten Alor

WartaNTT - Puluhan Mahasiswa yang tergabung dalam Front Kebangkitan Mahasiswa Alor (FKMA) menggelar Aksi Mimbar Bebas di depan Gedung Undana Lama, Kota Kupang, Selasa (08/02/2017).

FKMA meminta Pemerintah Provinsi untuk ikut memperhatikan pembangunan tanah Alor yang tidak sesuai dengan janji pemerintah.

“Program Pemerintah membangun pasar dengan anggaran 7 Milyar tidak berjalan dengan baik, karena pada pengaplikasian dilapangan para pedagang belum merasakan hasil pembangunan tersebut, sehingga trotoar dijadikan lapak untuk berjualan.” tegas Kordum FKMA Petrus Saldena.

Program Pembangunan Pasar di Kab. Alor tersebut sempat diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumbolo.

“Akan tetapi, beberapa waktu lalu terjadi pengusiran secara paksa pedagang oleh Satpol PP Kab. Alor. Hal tersebut dianggap sebagai perbuatan yang tidak manusiawi oleh pemerintah dengan tidak memadainya kondisi pasar.” Tegas Petrus Saldena.

Pembangunan Pasar tradisional yang di kerjakan oleh PT. Dian Santosa dengan estimasi pengerjaan 150 hari terhitung pada 24 Agustus 2016 tidak bisa diselesaikan dengan baik pada 31 desember 2016 dan tidak mengakomodir seluruh pedagang. Sehingga banyak pedagang berjualan di trotoar jalan. Selain itu, tidak adanya akses kendaraan umum mengakibatkan sepinya pembeli untuk pasar tradisional dan membuat para pedagang mengalami kerugian.

“ Selain itu, di Jalan Taramana Pido Labapu Kec. Alor Timur Laut, Kab. Alor terdapat Proyek Pembangunan Jalan dengan anggaran 17,4 Milyar oleh Pemerintah yang bisa dikatakan tidak layak pakai, karena jalan yang telah dibangun belum sampai tiga bulan sudah kembali rusak, hal tersebut disinyalir akibat ketebalan aspal yang tidak lebih dari 5 cm.”  ujar, Sekretaris Umum Kemahnuri, Erson Atamani.

Bukan hanya pembangunan pasar dan jalan yang menjadi tuntutan FKMA dalam aksi unjuk rasanya di depan kampus Undana lama Kota Kupang tetapi permasalahan pembanguan proyek pipa dan air bersih di Kab. Alor.

“Esok kita akan melakukan aksi turun kejalan kembali dengan melakukan longmarch dari depan Kampus Undana Lama ke Gedung Kejati

dengan menuntut Kejari Kab. Alor supaya bekerja untuk menyelidiki berbagai program pemerintah yang tidak berjalan dengan baik, tuntutan kami disebabkan karena adanya indikasi penyelewengan dana dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab di Kab. Alor” lanjut Erson dalam orasinya.

“Solusi yang kami berikan kepada pemerintah adalah sediakan tempat yang layak untuk pedagang berjualan dan percepatan pembangunan pasar Lipa Kalabahi” Perwakilan FKMA Daniel Lanma.