Gempuran hebat dari berbagai negara untuk
melumpuhkan ISIS, agaknya belum menghabisi Rezim Iblis ISIS di dunia
ini. Bahkan, meski ruang geraknya makin dipersempit, mereka berhasil
membuat masyarakat dunia ketakutan akan terornya. Ledakan bom bunuh diri
yang terjadi di seantero jagad diklaim dilakukan oleh personel dan
simpatisan ISIS. Apa yang terjadi di Manchaster dan di Kampung Melayu
Jakarta juga adalah bagian dari kampanye ISIS.
Begitu pula yang terjadi di Marawi,
Filipina menunjukkan bahwa alih-alih mengecil, potensi ancaman ISIS
masih sangat besar. Marawi Filipina, yang tidak jauh dari Indonesia
seakan menegaskan bahwa ISIS sudah hadir di depan gerbang tanah air.
Meski bukan berita baru, terungkap, seperti dilansir dari laman tribunnews.com.
Kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) memiliki rencana
terbilang “gila”, yakni menguasai seluruh dunia dalam jangka waktu
sepuluh tahun ke depan.
Hal tersebut, terungkap dalam sebuah peta
berisi rincian rencana ISIS dalam satu dekade mendatang. Walid Shoebat,
seorang mantan anggota Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang
kemudian menjadi seorang ulama, menerjemahkan sebuah peta yang ditulis
dalam bahasa Arab tentang rencana ekspansi ISIS.
ISIS, yang merupakan sempalan dari Al
Qaeda dengan ideologi Salafi, menolak konsep nasionalisme dan bertujuan
mendongkel semua pemerintahan sekuler dan membentuk kekhalifahan
pan-Islamisme. Menurut rencana ISIS, negara-negara Balkan akan direbut,
disatukan dan diberi nama baru, yaitu Orobpa. Sementara Portugal dan
Spanyol akan diperintah dalam sebuah wilayah bernama Andalus.
Sedangkan dalam konsep solusi 10 negara,
Kurdistan, Irak, dan Suriah merupakan wilayah utama kekhalifahan dengan
Lebanon dimasukkan ke dalam wilayah Suriah.
Selanjutnya ISIS akan melebarkan
ekspansinya ke Turki (Anatolia), negara-negara bekas Uni Soviet (Gogaz)
yang termasuk Azerbaijan, Kazakhstan, Kirgistan, Turkmenistan,
Tajikistan, dan Uzbekistan. Di sisi lain, terdapat Khorasan yang terdiri
atas Iran, Afganistan, Pakistan, dan kemungkinan Indonesia. Sementara
Hijaz akan membawahi negara-negara Teluk dan Yaman yang berdiri sendiri.
Masih belum cukup, di sebelah barat
dibentuk Qinanan yang mencakup Mesir, Sudan, dan Somalia. Sedangkan
negara-negara Afrika utara lainnya, seperti Libya, Tunisia, Aljazair,
Maroko, dan Mauritania, akan disatukan menjadi Maghreb. Muncul
kekhawatiran bahwa ISIS akan terus berkembang karena kelompok-kelompok
militan Islam dari Afganistan dan Pakistan, yang terkait Taliban,
mempertimbangkan untuk bergabung dengan ISIS.
ISIS dengan kelompok teroris sejenisnya
memang tidak akan pernah padam, selama radikalisme dan fundamentalisme
tidak punah dari dunia ini. Mereka menciptakan pasukan-pasukan yang
tidak pernah habis karena stock mereka adalah kaum bodoh yang mau
dibodohi dengan klaim-klaim agama. Betul seperti yang diungkapkan Imam
Ali bin Abi Thalib r.a. “Jika ingin menghancurkan sebuah agama, maka giringlah orang-orang BODOH dalam membela Agama tersebut”.
Nah, sekarang di tanah air sendiri sedang
mengalami gagal fokus. Alih-alih mewaspadai gerakan radikalisme dan
fundamentalisme yang sudah menyebar merata ke berbagai aspek di
masyarakat, namun malah fokus pada isu hoax tentang kebangkitan PKI dan
komunisme. Partai yang sudah wafat setengah abad lalu.
Duduknya Jokowi di kursi presiden tidak
lantas membuat isu ini berkurang. Isu ini tetap dipelihara dan
dihembus-hembuskan untuk melucuti wibawa pemerintahan Jokowi. Isu 10
juta tenaga kerja Tiongkok, lambang-lambang PKI yang bertebaran di
mana-mana, bahkan isu logo Bank Indonesia di uang pecahan rupiah baru
yang mirip lambang palu arit -lambang PKI- sengaja dihembuskan. Isu-isu
ini masih saja dijual untuk menjatuhkan kredibilitas pemerintah. Selain
juga memanfaatkan masih “alerginya” masyarakat dengan hal-hal berbau
komunisme dan PKI.
Melalui corong-corong media sosial, isu
ini dihembuskan kepada segenap warga bangsa. Masyarakat dibuat
ketakutan, paranoid dan jika dibiarkan maka fitnah dan berita hoax
tersebut dianggap sebagai kebenaran semata. Sementara masyarakat dibuat
lupa dengan ancaman dan bahaya ISIS dan kelompok-kelompok teroris
sejenisnya yang sedang melanda dunia. Jika isu-isu PKI dan komunisme
adalah semata hoax, maka ancaman ISIS dan terorisme jelas-jelas nyata.
Buktinya ? Tidak perlu untuk membuktikannya. Kejadian terbaru di Kampung
Melayu yang menyebabkan gugurnya 3 aparat kepolisian menunjukkan bahwa
ancaman teroris bukanlah isapan jempol belaka. Masihkah perhatian kita
teralihkan oleh isu-isu murahan seperti PKI dan komunisme ? (Seword.com)
KOMENTAR