Wartantt.com,
Sumba Tengah - Kegiatan Halal Bi Halal Se Daratan Sumba, Kamis (13/7/2017) di
Depan Rumah Jabatan Bupati Sumba Tengah Komlek Perkantoran Waibakul merupakan
bagian dari umat Islam merayakan Idul Fitri 1 Syawal 1438 H dan juga wujud
toleransi antar umat beragama di Pulau Sumba, Pulau sejuta Savana.
Kegiatan ini
juga merupakan ajang saling maaf memaafkan diantara sesama umat manusia, antar
umat beragama, antar umat beragama dengan pemerintah. Ketua DPRD Provinsi NTT
(Drs. Anwar Pua Geno), dalam sambutannya mengatakan bahwa Provinsi NTT adalah
provinsi di Indonesia yang dikenal dengan toleransi dan kerukunan antar umat
beragama yang sangat tinggi. Hal ini dibuktikan dengan diterimanya Penghargaan
dari Menteri Agama RI kepada Gubernur NTT sebagai satu-satunya Provinsi di Indonesia
yang menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama. Lebih lanjut beliau
mengatakan bahwa kegiatan Halal Bi Halal se-Daratan Sumba merupakan kegiatan
yang terbesar dan terindah di NTT karena belum terjadi di daratan Flores dan
Daratan Timor.
Pulau Sumba
dikenal dengan keindahan panorama alam, budaya dan adat istiadat. Hal ini
dibuktikan dengan dilaksanakannya Festival Sandelwood Parade 1001 Kuda dan
Festival Tenun ikat yang dihadiri oleh Presiden RI (Ir. Joko Widodo), bersama
ibu dan Menteri Sekretaris Negara serta beberapa tamu lainnya baik dari dalam
negeri maupun mancanegara.
“Saya sangat
mencintai dan menghormati karya dari ibu-ibu penenun dan hal itu saya buktikan
dengan memakai baju tenun wanita sumba”, papar Ketua DPRD Provinsi NTT ini yang
disambut dengan tepuk tangan hadirin yang hadir.
Pada
kunjungan kemarin Bapak Presiden di Tanah Sumba yakni Sumba Barat Daya, kita
yakini kunjungan ini membawa berkah dan dampak bagi daerah ini. Pada saat
santap siang di Restoran Bambu Hijau, dihadapan Gunernur NTT, para Bupati se
Daratan Sumba dan pejabat lainnya, Bapak Presiden RI menelpon beberapa
Menterinya diantara Menteri Pekerjaan Umum untuk menuntaskan jalan di Pulau
Sumba ini, meminta perhatian terhadap pelabuhan yang ada di Pulau Sumba agar
bisa di perpanjang pelabuhan/ dermaga yang telah ada sehingga arus barang dan
manusia bisa berjalan dengan normal, dan juga di Pulau Sumba diusulkan
dibangunnya bendungan/ waduk khususnya di Kab. Sumba Tengah karena Pemerintah
Kab. Sumba Tengah telah menyiapkan lahan untuk dibangunnya waduk/ bendungan sehingga
bisa digunakan untuk kemakmuran masyarakat Sumba Tengah.
Kerukunan
antar umat beragama di NTT telah diwujudnyatakan dan dilaksanakan dalam
kehidupan antar umat beragama dengan sangat baik hal ini ditandai dengan
kepemimpinan DPRD Provinsi NTT yang dipimpin oleh orang muslim pertama di
tengah kaum mayoritas. Dari 65 anggota DPRD Provinsi NTT, 6 diantaranya Muslim,
imbuhnya. Inilah bukti Indonesia berdasarkan Pancasila, UUD 1945, Bhinneka
Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Inilah wujud NTT, dulu Kata
orang NTT adalah Nasib Tak Tentu/ Nanti Tuhan Tolong, tetapi dengan wujud ke
Bhinnekaan kita wujudkan dalam persaudaran sejati kita maka hari ini orang
menyebut sebagai Nusa Terindah Toleransinya, bahkan Ketua Sinode GMIT menyebut
NTT sebagai Nusa Teladan Toleransinya yang disambut dengan tepikan tangan yang riuh
dari peserta yang hadir.
“Mari kita
pelihara kerukunan antar umat beragama, internal umat beragama, antar umat
beragama dengan pemerintah. Kita menjaga tolrensi, persaudaran sejati dan
kebersamaan dengan yang lain. Kami DPRD bersama Gubernur dan Forkompinda
Provinsi, Para Bupati/ Walikota se Provinsi NTT dan Forkompinda se Provinsi NTT
telah mengadakan Rakor di Labuan Bajo dan di Ende pada tanggal 01 Juni 2017.
Kami sepakat atas nama rakyat NTT demi kedamaian menolak dangan keras dan tegas
paham dan gerakan radikalisme dan terorisme di bumi NTT tercinta ini”, pungkasnya.
(Oktobere)
KOMENTAR