Program Upsus Siwab di TTS Terkendala Kurangnya Tenaga IB

Wartantt, Timor Tengah Selatan - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kab. TTS ditargetkan untuk meningkatkan populasi sapi di TTS melalui program Upaya Khusus Sapi Betina Wajib Bunting (Upsus siwab) pada tahun 2017 lalu dengan rincian  5.000 kawin secara Inseminasi Buatan (IB) dan 2.000 kawin secara alami. Target itu tidak bisa dicapai karena para pemilik peternak sapi sulit dikoordinasikan untuk mengumpulkan sapi milik mereka guna dilakukan IB. Pada tahun 2017program Upsus Siwab ditaksir hanya mencapai 40%. Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kab. TTS, Benyamin Billy pada Rabu (28/2).

Benyamin juga menjelaskan kendala lainnya yang dihadapi Disinak TTS  yaitu jumlah tenaga Inseminasi Buatan yang kurang. Pasalnya, dari total populasi sapi di TTS sebanyak 185. 139, yang tersebar di 32 kecamatan di TTS sulit untuk ditangani oleh 19 tenaga IB yang ada di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kab TTS. Maka dari itu, untuk menyukseskan program upsus siwab di TTS pihaknya sudah mengusulkan kepada pemerintah Provinsi NTT dan juga pemerintah pusat, guna melibatkan aparat keamanan yakni TNI dan Polri yang ada di desa. "Kalau kami yang suru peternak untuk kumpulkan sapi, peternak tidak mau turuti himbauan kami. Tapi kalai TNI atau Polri yang suru peternak untuk kunpulkan sapi mereka, kami yakin peternak akan turut karena takut dengan TNI dan Polri," jelas Benyamin.

Sementara kendala kekurangan tenaga IB, pada tahun 2018 ini melalui pemerintah Provinsi NTT mengirimkan tiga tenaga dari TTS untuk mengikuti pelatihan di Lembang dan Singosari. Dari tiga tenaga yang saat ini tengah mengikuti pelatihan tersebut, dua merupakan PNS dan satu lainnya merupakan kelompok peternak. Maka dari itu, tenaga IB di TTS akan berjumlah 24 orang. Meski demikian, ia menilai bahwa jumlah tenaga yang ada belum sebanding dengan populasi ternak sapi yang ada di TTS dan luas wilayah yang ada. "Jadi kami berharap ke depan pemerintah Provinsi NTT atau pemerintah pusat memberikan pelatihan kepada kelompok-kelompok peternak yang ada di TTS, sehingga para kelompok peternak punya keahlian untuk melakukan IB. Kalau kelompok peternak lebih efektif, karena mereka yang dekat dengan para pemilik sapi di desa," ungkapnya. 

Pada tahun 2018 ini, pemerintah pusat memberikan target kepada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kab. TTS untuk merealisasikan program Upsus  Siwab terhadap 10.000 ekor sapi wajib bunting. Namun sampai saat ini, program itu belum dilaksanakan karena belum mendapat petunjuk dari pemerintah Provinsi NTT terkait  teknis pelaksanaan program tersebut. "Kami akan berusaha maksimal, karena ini sangat menguntungkan peternak," tandas Benyamin. (AS)