wartantt.com, EKONOMI – Pembangunan irigasi terus dilakukan untuk meningkatkan
produktivitas lahan pertanian di Indonesia. Hal ini merupakan langkah
nyata mewujudkan Nawacita Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf
Kalla mencapai ketahanan pangan dan air nasional.
Salah satu irigasi yang tengah dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V, Ditjen Sumber Daya Air adalah Daerah Irigasi (DI) Sawah Laweh Tarusan di Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
“Kami harapkan pembangunan DI Sawah Laweh Tarusan dapat meningkatkan produktivitas pertanian di Provinsi Sumatera Barat untuk mendukung ketahanan pangan nasional,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono beberapa waktu lalu, dilansir dari laman resmi pu.go.id, Senin (9/7/2018).
Pembangunan akan meningkatkan kontinuitas suplai air pada areal sawah yang sudah ada seluas 2.023 hektar yang saat ini masih sawah tadah hujan. Areal pertanian eksisting dibangun tahun 1982 dengan sistem pompa.
Namun karena tingginya biaya operasional pompa, petani tidak menggunakannya lagi dan memilih mengandalkan air hujan. Selain mengoptimalkan lahan yang sudah ada, pembangunan irigasi akan menambah luasan area potensial yang bisa dikembangkan seluas 1.250 hektar.
Kepala BWS Sumatera V Maryadi Utama memberi penjelasan. Menurutnya, jaringan irigasi Sawah Laweh Tarusan akan mengairi areal pertanian di 10 nagari yang berada di Kecamatan Koto XI Tarusan.
Pembangunan dilakukan secara bertahap yang terbagi dalam tiga kegiatan, yakni Pembangunan Bendung dan Bangunan Pelengkap dengan kontrak tahun jamak sejak tahun 2013 hingga Februari 2018 oleh kontraktor PT. Adhi Karya dengan nilai Rp 107 miliar, di antaranya berupa pembangunan bendung, kantong lumpur, saluran primer, jalan akses dan penataan kawasan sekitar Bendung Batang Tarusan menjadi ruang terbuka hijau.
Kemudian tahun 2018 dilanjutkan dengan kontrak tahunan pembangunan jaringan irigasi utama dan bangunan irigasinya sepanjang 34,8 km. Pengerjaannya dibagi dua yakni sepanjang 8,2 km dan 40 buah bangunan irigasi dikerjakan oleh PT. Ashfri-Cipako (KSO) dengan nilai kontrak Rp 77 miliar. Selain itu, pembangunan jaringan utama sepanjang 26,6 km dan 44 bangunan irigasi dikerjakan oleh PT. Haka Utama dengan nilai kontrak Rp 60 miliar.
Pekerjaan tersebut ditargetkan rampung pada bulan Desember 2018. Untuk itu, kerjasama antara Kementerian PUPR, pemerintah daerah setempat dan masyarakat akan sangat menentukan kelancaran dalam proses pembebasan lahannya, sehingga sistem irigasi Sawah Laweh Tarusan dapat segera fungsional dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
Salah satu irigasi yang tengah dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V, Ditjen Sumber Daya Air adalah Daerah Irigasi (DI) Sawah Laweh Tarusan di Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
“Kami harapkan pembangunan DI Sawah Laweh Tarusan dapat meningkatkan produktivitas pertanian di Provinsi Sumatera Barat untuk mendukung ketahanan pangan nasional,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono beberapa waktu lalu, dilansir dari laman resmi pu.go.id, Senin (9/7/2018).
Pembangunan akan meningkatkan kontinuitas suplai air pada areal sawah yang sudah ada seluas 2.023 hektar yang saat ini masih sawah tadah hujan. Areal pertanian eksisting dibangun tahun 1982 dengan sistem pompa.
Namun karena tingginya biaya operasional pompa, petani tidak menggunakannya lagi dan memilih mengandalkan air hujan. Selain mengoptimalkan lahan yang sudah ada, pembangunan irigasi akan menambah luasan area potensial yang bisa dikembangkan seluas 1.250 hektar.
Mengairi 10 Nagari
DI Sawah Laweh Tarusan memanfaatkan debit Sungai Batang Tarusan secara gravitasi dengan cara membangun bendung 9,3 km di bagian hulu. Debit rata-rata yang dapat dihasilkan dari bendung adalah sebesar 9,12 m3/detik. Hal ini dimungkinkan karena Kabupaten Pesisir Selatan merupakan wilayah perbukitan yang dialiri 18 sungai dengan 11 sungai besar dan 7 sungai kecil.Kepala BWS Sumatera V Maryadi Utama memberi penjelasan. Menurutnya, jaringan irigasi Sawah Laweh Tarusan akan mengairi areal pertanian di 10 nagari yang berada di Kecamatan Koto XI Tarusan.
Pembangunan dilakukan secara bertahap yang terbagi dalam tiga kegiatan, yakni Pembangunan Bendung dan Bangunan Pelengkap dengan kontrak tahun jamak sejak tahun 2013 hingga Februari 2018 oleh kontraktor PT. Adhi Karya dengan nilai Rp 107 miliar, di antaranya berupa pembangunan bendung, kantong lumpur, saluran primer, jalan akses dan penataan kawasan sekitar Bendung Batang Tarusan menjadi ruang terbuka hijau.
Kemudian tahun 2018 dilanjutkan dengan kontrak tahunan pembangunan jaringan irigasi utama dan bangunan irigasinya sepanjang 34,8 km. Pengerjaannya dibagi dua yakni sepanjang 8,2 km dan 40 buah bangunan irigasi dikerjakan oleh PT. Ashfri-Cipako (KSO) dengan nilai kontrak Rp 77 miliar. Selain itu, pembangunan jaringan utama sepanjang 26,6 km dan 44 bangunan irigasi dikerjakan oleh PT. Haka Utama dengan nilai kontrak Rp 60 miliar.
Pekerjaan tersebut ditargetkan rampung pada bulan Desember 2018. Untuk itu, kerjasama antara Kementerian PUPR, pemerintah daerah setempat dan masyarakat akan sangat menentukan kelancaran dalam proses pembebasan lahannya, sehingga sistem irigasi Sawah Laweh Tarusan dapat segera fungsional dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
KOMENTAR