WartaNTT.com, LEMBATA –
Program Nasional Kementerian ESDM, Indonesia Terang, demi mewujudkan target 97%
rasio elektrifikasi melalui kerjasama Pemerintah, PLN dan instansi terkait di
Tahun 2019 khususnya di Kabupaten Lembata semakin menunjukkan titik terang.
Manager
PLN Area Flores Bagian Timur Rayon Lembata, Darius Uren yang ditemui WartaNTT
diruang kerjanya, Senin (7/01/2019) mengatakan meskipun tersisa belasan Desa
yang akan dilanjutkan pengerjaan pembangunan jaringan diawal Tahun 2019 ini,
namun terdapat 3 Desa yang membutuhkan perhatian ekstra dari Pemkab Lembata
khususnya dalam membuka akses jalan memudahkan pendropingan material PLN.
“PLN
Rayon Lembata serius dan fokus menjalankan arahan Presiden RI melalui
Kementerian ESDM mewujudkan Indonesia Terang, serta hal inipun sejalan dengan
Visi Misi Pemkab Lembata untuk mewujudkan Lembata Terang di Tahun 2019”.
“Progress
sampai dengan Desember 2018, banyak Desa yang dilakukan pengerjaan jaringan dimana
sebagian Desa sudah dinyalakan dan sebagian lagi dinyalakan di Tahun 2019 ini”.
“Terdapat
15 Desa yang akan berproses pemasangan jaringan di tahun 2019, dimana belum
sama sekali melakukan komisioning (Commissioning test/pengujian instalasi, red)
tersebar di wilayah Kecamatan Omesuri, Lebatukan, Atadei, Wulandoni dan Nagawutung”.
“Ada
3 Desa yang terhambat pengerjaan jaringannya yakni Desa Lamalela dan Desa Banitobo diwilayah Kecamatan Lebatukan,
serta Desa Dulir di wilayah Kecamatan Atadei. Akses jalan kesana belum bisa
dijangkau sehingga kami minta fasilitasi Pemkab Lembata untuk membuka akses
jalan ke lokasi guna memudahkan pendropingan material”.
“Target
PLN Rayon Lembata, dalam semester I 2019 listrik sudah menyala di seluruh Kabupaten
Lembata termasuk di 3 Desa yang mengalami hambatan tersebut. Harapan kami
Pemkab Lembata dapat segera merespon kendala yang kami hadapi, karena sejauh
ini Pemkab Lembata sangat responsif dan mendukung program yang ada” ujarnya.
Kepala
Bappelitbangda Lembata, Said Kopong, S.Sos.,M.Si serta Kepala Bagian Energi
Baru Terbarukan dan Listrik Daerah Setda Lembata, Kasmirus Murin, S.Sos yang
dikonfirmasi WartaNTT secara terpisah membenarkan adanya kendala yang dialami
PLN Rayon Lembata di 3 Desa dimaksud dalam proses pengerjaan jaringan.
“Ya,
Benar, dalam rapat koordinasi Pemkab Lembata pada akhir tahun 2018 yang lalu
kami telah mendengar adanya kendala yang dialami PLN Rayon Lembata dimana meminta agar akses
infrastruktur jalan dapat dikerjakan oleh pemerintah untuk memudahkan mobilisasi material menuju lokasi. Pemkab akan mengerjakan akses jalan dilokasi tersebut dalam TA 2019 ini” ujar Said Kopong.
Sementara itu Kasmirus Murin mengatakan “Pihak PLN Rayon Lembata telah berkoordinasi dengan Pemkab
Lembata agar diwilayah tersebut dapat dibuka akses infrastruktur jalan dalam TA
2019 sehingga memudahkan proses instalasi jaringan listrik”.
Kasmirus menambahkan “Sejak tahun 2004 s/d 2016, Pemkab Lembata mengoperasikan
8 buah Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) namun sejak tahun 2017 s/d 2018,
6 wilayah PLTD telah migrasi (interkoneksi) ke listrik PLN”.
“Hingga saat ini tersisa 2 buah PLTD yang dioperasikan
Pemkab Lembata yakni PLTD Lewoeleng di Kecamatan Lebatukan dan PLTD Atakore di
Kecamatan Atadei. Harapan kami dalam TA 2019 seluruhnya sudah migrasi ke listrik
PLN” ujarnya.
LEMBATA Miliki 2 Potensi
Energi Baru Terbarukan
Manager
PLN Rayon Lembata, Darius Uren mengatakan terkait potensi energi baru
terbarukan di Kabupaten Lembata, Kementerian ESDM telah memberikan Penugasan wilayah Kerja panas bumi di Kecamatan Atadei, serta sedang berproses persiapan pembangunan
PLTMG di Desa Waijarang-Nubatukan.
“Untuk
potensi Panas Bumi, telah dilakukan prastudi sejak bulan Oktober s/d 24
Desember 2018, selanjutnya pihak vendor/supplier bersama pihak Universitas Indonesia
akan menyerahkan hasil kajiannya kepada PLN untuk mengambil keputusan”.
“Terdapat
potensi awal pada 2 sumur yang ada dimana masing-masing sumur menghasilkan daya
listrik 3 Mega Watt Electrical (MWe). Jika dieksplorasi maka EBT panas bumi sudah
dapat menerangi Kabupaten Lembata, mengingat saat ini kapasitas listrik di Kabupaten
Lembata sekitar 4,9 Mega Watt”.
Darius
melanjutkan “Terkait rencana pembangunan PLTMG di Desa Waijarang perlu saya
luruskan bahwa yang dibangun adalah pembangkit listriknya sedangkan gasnya
didatangkan dari wilayah Kalimantan. Agar tidak menimbulkan multitafsir
ditengah masyarakat bahwa di Waijarang berpotensi menghasilkan gas alam”.
“Tanggal
7 Agustus 2018 yang lalu sudah dilakukan pemaparan dan sosialisasi, tahapan
selanjutnya adalah pembentukan panitia persiapan pembebasan lahan oleh Pemkab
Lembata, dimana proses ini sedang berlangsung. Kami harapkan di awal Tahun 2019
hasil pengerjaan sudah diserahkan kepada unit induk pembangunan untuk dimulai
pengerjaan konstruksi”.
“Perlu kami tegaskan bahwa
prosedur izin telah dilalui sehingga dilakukan pemaparan dan sosialisasi. Akan dibangun
Pembangkit berkapasitas 5 Mega Watt di wilayah tersebut” ujarnya menambahkan. (Kris
Kris)
KOMENTAR