WartaNTT.com, LEMBATA –
Komitmen Pemkab Lembata dalam memerangi tingginya angka Stunting yang diderita 1.925 balita dari jumlah balita
sebanyak 10.273 orang keadaan Mei
2019, mulai menunjukkan titik terang dimana diperoleh kesepakatan bersama
sebagai komitmen dalam melakukan intervensi penurunan dan
pencegahan Stunting.
Hal
tersebut terungkap dalam pelaksanaan Rembuk Stunting Tahun 2019 yang
diselenggarakan Bappelitbangda Kabupaten Lembata, Selasa (30/7/2019) bertempat
di aula Kantor Bupati Lembata.
Hadir
dalam kegiatan tersebut antara lain Bupati dan Wakil Bupati Lembata, Anggota
DPRD Lembata asal Fraksi Partai Golkar, Petrus Bala Wukak, Kepala
Bappelitbangda Kabupaten Lembata, Said Kopong,
S.Sos.,M.Si bersama beberapa
pimpinan OPD, Camat, Kepala Desa dan LSM
terkait.
Wakil
Bupati Lembata, Dr. Thomas Ola Langoday, SE.,
M.Si dihadapan peserta
kegiatan mengharapkan komitmen bersama serta fokus dalam menyelesaikan masalah
Stunting yang sangat berpengaruh bagi pertumbuhan dan kualitas SDM generasi
Kabupaten Lembata kedepannya.
“Hingga saat ini
Provinsi NTT masih mendominasi angka Stunting, termasuk di Kabupaten Lembata masih
dominan, meskipun angka penurunan Stunting terus berlanjut”.
“Angka penurunan
Stunting yang bergerak lambat menandakan kita belum fokus bekerja, sehingga diperlukan komitmen untuk
fokus bekerja cepat mengatasi masalah Stunting yang terjadi”.
“Penandatanganan
komitmen yang akan dilakukan jangan dipandang sekedar formalitas, namun wajib dilakukan upaya nyata
penanganan terhadap masalah Stunting yang terjadi di Lembata” ujarnya.
Sementara itu, Petrus Bala Wukak yang
didaulat menyampaikan sambutan mewakili DPRD Lembata mengatakan “DPRD Lembata pada prinsipnya mendukung penuh program dan kegiatan Pemkab
Lembata sesuai RPJMD 2017-2022 dalam upaya peningkatan derajat hidup masyarakat”.
“Saya mengapresiasi kinerja Dinas Kesehatan
bersama mitra kerjanya dalam upaya nyata menekan prevalensi Stunting di
Kabupaten Lembata yang jumlahnya sebanyak 7.715 pada Tahun 2013 dan telah turun menjadi
1.925 di Tahun 2019 ini. Namun tidak boleh kita berbesar hati, karena bagaimanapun
juga masih terdapat generasi penerus Lembata yang memerlukan penanganan
sesegera mungkin sehingga Lembata bebas dari Stunting”.
“Saya minta agar Pemerintah Kabupaten
menggandeng 144 Desa dan 7 Kelurahan yang tersebar di 9 Kecamatan untuk aktif
dalam percepatan penurunan Stunting” ujarnya menambahkan.
Adapun hasil kesepakatan
rembuk Stunting yang
disepakati bersama yakni Percepatan penurunan dan
pencegahan Stunting di Kab. Lembata merupakan tanggungjawab bersama lintas
sektor yang dikoordinasikan Bappelitbangda.
Sasaran Desa Prioritas penurunan Stunting Tahun 2020 sebanyak 31
Desa yang tersebar di 8 Kecamatan yakni Kecamatan Buyasuri
(Desa Benihading I, Atulaleng, Roho, Kaohua, Leowohung, Bareng, Kalikur,
Tubungwalang, dan Kalikur WL), Kecamatan Lebatukan
di Desa Lamatuka, Kecamatan Ile Ape
(Desa Laranwutun dan Muruona), Kecamatan Ile
Ape Timur (Desa Todanara, Jontona, dan Lamatokan), Kecamatan Nubatukan di Desa Bakalerek, Kecamatan Atadei di Desa Atakore, Kecamatan Nagawutung (Desa Atawai, Baobolak,
Belobaja, Bolibean, Idalolong, Ileboli, Lusiduawutun, Penikenek, Riabao,
Tewaowutung, Warawatung, dan Wuakerong), serta Kecamatan Wulandoni (Desa Wulandoni dan Belobao).
Sasaran
Desa dan Kelurahan prioritas pencegahan Stunting Tahun 2020 yakni diseluruh Desa dan Kelurahan yang tersebar pada 9 Kecamatan. Rencana kegiatan beserta lokasi dan sasaran tercantum dalam
lampiran, serta Pemerintah Desa dan Kelurahan wajib
alokasikan anggaran Dana Desa dan Dana Kelurahan untuk percepatan penurunan dan
pencegahan stunting, serta memastikan setiap sasaran prioritas mendapatkan
layanan intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif.
Data
yang dihimpun WartaNTT pada kegiatan tersebut, sebanyak 1.925 Balita penderita
Stunting tersebar di 9 Kecamatan dengan rincian Kecamatan Buyasuri (478 org),
Omesuri (87 org), Lebatukan (54 org), Ile Ape Timur (163 org), Ile Ape (121
org), Nubatukan (402 org), Nagawutung (372 org), Atadei (89 org) dan Kecamatan Wulandoni
sebanyak 159 orang. (Kris
Kris)
KOMENTAR