Wartantt.com...SBD; Desa Werilolo merupakan salah satu desa fokus stunting di Kabupaten Sumba Barat Daya. jumlah seluruh bayi dan Balita di Werilolo sebanyak 1.023 orang. Jumlah bayi pendek 11 orang, jumlah bayi sangat pendek 12 orang, total jumlah kasus stunting 23 orang dengan presentase 2,25%.
Dalam rangka percepatan penurunan Stunting, Dewan Pimpinan Cabang Persatuan Ahli Gizi Kabupaten Sumba Barat Daya pada Jumad (23/08) menggelar bakti sosial di puskesmas Werilolo, desa Werilolo Kecamatan Wewewa Selatan.
Hadir dalam kesempatan tersebut ketua DPC Persagi Kabupaten Sumba Barat Daya Putri Astuti, Kepala Desa Werilolo Dappa Bulu, sejumlah ahli gizi, bidan dan sejumlah besar ibu dan anak anak balita.
Pantauan media ini kegiatan yang dimulai sekitar pukul 09.30 tersebut dipadati oleh peserta yang umumnya adalah ibu hamil, ibu menyusui, ibu balita bersama anak anaknya. Sebagian peserta yang tidak mendapat kursi rela duduk di lantai beralaskan tarpal.
Putri Astuti, ketua DPC Persagi Kabupaten Sumba Barat Daya mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut dari pelatihan tata laksana gizi buruk di Kabupaten Sumba Barat Daya yang diselenggarakan beberapa hari yang lalu. Para petugas kesehatan Gizi yang menjadi peserta pelatihan tersebut mengaplikasikan materi pelatihan dengan memberikan penyuluhan kepada para ibu di Puskesmas Werilolo.
Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa dalam kegiatan bakti sosial tersebut dilaksanakan beberapa rangkaian kegiatan diantaranya penyuluhan terkait stunting, pengukuran berat dan panjang/tinggi badan anak dan pemberian PMT untuk anak anak.
Selain bakti sosial tersebut, Persagi akan mengadakan beberapa kegiatan lagi di desa yang menjadi fokus penanganan stunting yakni pertemuan dengan pemerintah desa untuk memastikan bahwa pemerintah desa menganggarkan dana untuk kegiatan pemberantasan stunting, penyuluhan kepada para ibu mengenai pentingnya pemberian makanan bergizi bagi anak anak dan beberapa kegiatan lainnya.
Dappa Bulu kepala desa Werilolo mengatakan bahwa pemerintah desa bersyukur dengan kegiatan bakti sosial tersebut karena desa Werilolo adalah salah satu desa dengan kasus stunting yang agak banyak.
“Kami pemerintah desa syukuri kegiatan ini. Karena di sini anak anak gisi buruk dan stunting agak banyak. Ini karena masyarakat di kampung kurang paham tentang pengolahan makanan, orang tua tidak kontrol anak anak. Kadang anak makan sekali dalam sehari” katanya.
Terkait program desa dalam menggempur stunting dirinya mengatakan bahwa karena APBDes tahun 2019 sudah selesai dikerjakan, bahkan sebagian dana sudah cair sebelum mengetahui bahwa desa Werilolo menjadi salah satu desa dengan kasus stunting yang banyak, maka anggaran untuk program gempur stunting di desa Werilolo tahun 2019 masih kecil. Namun dirinya berkomitmen untuk menganggarkannya lebih besar pada tahun 2020 mendatang.
“Ini sudah terlambat. Kami baru tau, dokumen sudah selesai. Tapi kami nekat, tahun 2020 kalau perlu kita anggarakan 200 juta untuk gempur stunting. Kami ingin kasus stunting ini tidk ada lagi di desa Werilolo ini” katanya.
Sementara itu Ina Bili salah seorang ibu peserta kegiatan bakti sosial tersebut mengaku sangat bersyukur dengan kegiatan tersebut. Dirinya menjadi sadar bahwa sebenarnya sumber gizi itu ada di rumahnya, dan tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli di toko atau pasar. Ibu 3 anak ini berniat untuk lebih giat mengolah semua yang ada di rumahnya untuk memenuhi kebutuhan gizi anak anaknya.
KOMENTAR