WartaNTT.com, LEMBATA –
Christina Jengom, 43 tahun WNA asal Malaysia meninggal dunia setelah menjalani
perawatan di RSUD Lewoleba-Lembata, Kamis (23/01/2020).
Direktur
RSUD Lewoleba, dr.
Bernardus Yoseph Beda yang ditemui
WartaNTT di ruang kerjanya (23/01) mengatakan Almarhumah meninggal dunia dalam
masa penanganan medis sejak 15 Januari.
“Benar ada WNA asal Malaysia atas nama Christina
Jengom yang menjalani perawatan di RSUD Lewoleba
dimana yang bersangkutan telah meninggal dunia Pukul 03.35 WITA pagi hari ini”.
“Suami yang bersangkutan merupakan WNI asal Desa Aulesa, Kec. Ile
Ape Timur”.
“Hasil diagnosis medis bahwa yang bersangkutan mengalami gangguan
ginjal atau CKD
stadium V, diabetes
melitus tipe II, adanya penimbunan
cairan di Paru-Paru serta anemia”
ujarnya.
Dirinya menambahkan “Sejak 9 s/d 19
Desember yang lalu,
yang bersangkutan menjalani rawat inap di RSUD Lewoleba setelah sebelumnya dirawat di Puskesmas Lama’au, kemudian ditanggal 15 Januari Pukul 18.15 WITA, kembali masuk RSUD
Lewoleba dan menjalani perawatan s.d meninggal dunia”.
Ditanya lanjut terkait penanganan yang dilakukan pihak
RSUD Lewoleba, dr. Bernard mengatakan “Kami telah melakukan pelayanan optimal
dan telah merencanakan agar pasien dirujuk ke Kupang tanggal 24 besok (24/01)
menggunakan Kapal Pelni dimana kami juga telah berkoordinasi dengan pihak Kesbangpol
Lembata terkait hal ini mengingat statusnya sebagai WNA”.
“Kami juga telah mendapatkan tembusan surat dari Camat
Ile Ape Timur tertanggal 15 Januari 2020 yang
ditujukan kepada Bupati Lembata cq. Kaban Kesbangpol dan Kadis Sosial PMD dimana menyatakan bahwa pasien berasal dari
keluarga kurang mampu sehingga meminta agar semua biaya perawatan di RSUD dibebaskan” ujarnya menambahkan.
Sementara itu suami almarhumah, Elias
Langkeru yang ditemui WartaNTT
mengatakan “Sejak 22 November 2019 saya bersama isteri dan 2 orang anak datang
ke Lembata dalam rangka bertemu keluarga, ini merupakan kali pertama saya
datang membawa isteri dan anak. Tahun 2007 saya pernah datang ke Desa Aulesa
namun hanya seorang diri saja”.
“Isteri pernah dirawat di Malaysia dengan keluhan sakit
ginjal. Kami menikah tahun 2002 dan dikarunia 2 orang anak, yang sulung laki-laki usia 10 tahun dan adiknya perempuan usia 9 tahun. Isteri dan
anak-anak saya berkewarganegaraan Malaysia, hanya saya sendiri yang
kewarganegaraan Indonesia. Semalam sudah ada pihak dari Kesbangpol yang datang
meminta data isteri dan pagi tadi ada juga dari pihak Polres Lembata yang
datang” ujarnya.
Ditanya
terkait pengebumian isterinya, Elias mengatakan “Saya telah membangun
komunikasi dengan adik dari isteri yang ada di Malaysia dimana saya bersama
keluarga di Lembata rencanakan untuk pemakaman di Lembata saja dengan berbagai
pertimbangan. Rencananya siang hari ini dikuburkan di Dusun Riang Tobi, Desa Aulesa” ujarnya. (Kris
Kris)
KOMENTAR