Paskalis Tapobali Jadi Sekda LEMBATA, Nama Besar STPDN Jadi Taruhan

WartaNTT.com, LEMBATA – Bupati Lembata lantik Paskalis Ola Tapobali, AP.,MT sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Lembata, Sabtu (11/01/2020) di Bukit Cinta Lembata, menunjuk Surat Keputusan Bupati Lembata nomor 7 Tahun 2020 tanggal 10 Januari 2020, perihal pemberhentian dan pengangkatan PNS dalam jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Sekda Kabupaten Lembata.

Kader Pamong Praja lulusan STPDN angkatan 06 Tahun 1998 asal Kabupaten Lembata ini mendapatkan kepercayaan Bupati Lembata berdasarkan hasil akhir seleksi terbuka pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Sekda yang dilaksanakan sejak November 2018 silam dimana mengungguli 5 calon lainnya baik dalam seleksi psikologi, kompetensi managerial dan kompetensi bidang.

Tentunya nama besar lulusan sekolah Pamong Praja yang dipikul Paskalis Tapobali akan menjadi tolak ukur kinerjanya membangun Lembata semasa menduduki karir tertinggi ASN, dimana sebelumnya Paskalis menjabat sebagai Kepala Dinas PUPRP Lembata.

Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur, ST.,MT dalam sambutannya dihadapan pimpinan dan anggota DPRD serta ratusan ASN yang hadir, menaruh harapan Sekda mampu menunjukkan performanya serta menjadi perekat eksekutif dan legislatif.

“Sejak 2 Januari 2018 tentunya telah ditunggu siapa yang akan menduduki tampuk pimpinan tertinggi ASN Kabupaten Lembata. Dimana setelah melalui mekanisme yang ada serta ditinjau baik dari aspek geopolitik dan geokultural, hari ini dilantik Sekda definitif”.

“Sekda yang baru ini bukanlah hasil pilihan namun sebenarnya saya hanya memberikan persetujuan (tanda tangan, red) karena telah melalui uji kompetensi jabatan pimpinan tinggi pratama yang berlangsung secara transparan”.

“Bagi calon-calon lainnya yang tidak terpilih, tentunya tetap terpanggil untuk mengabdi totalitas diri kepada Lewoauq Lembata. Saya harapkan tidak ada lagi ASN yang terkotak-kotak pasca pelantikan Sekda”.

“Mungkin yang jadi Sekda dari sisi usia lebih muda, namun saya harap agar pimpinan OPD lainnya ikut memberikan dukungan kepada Sekda terpilih meskipun dari segi usia dianggap yunior” ujarnya.

Yentji Sunur melanjutkan “Jangan berpikir bahwa jabatan Sekda hanya 5 Tahun atau 2 Tahun, namun sebagaimana tercantum pada klausul dalam SK yang dibacakan tadi, dimana Keputusan dapat ditinjau kembali”.

“Saya minta agar Sekda yang baru meninggalkan pola-pola kerja yang lama, serta harus mampu mendorong, menginisiasi, dan ambil langkah sehingga Bupati dan Wakil Bupati mampu mengambil kebijakan untuk membangun daerah ini”.

Dirinya menambahkan “Saya juga pesankan agar Sekda benar-benar berdiri ditengah antara lembaga eksekutif dan lembaga legislatif. Jangan membuat kisruh sebagaimana yang pernah terjadi di periode pertama kepemimpinan saya (2012-2017). Banyak kekisruhan di periode pertama datangnya dari Sekda. Saya harap Sekda yang baru harus mampu mediasi kepentingan eksekutif dan kepentingan legislatif sehingga harmonisasi terwujud” ujarnya. (Kris Kris)