WartaNTT.com, LEMBATA –
Pasca
menjabat sebagai Kepala Lapas
Kelas III Lembata sejak 20 Januari lalu, beragam inovasi kreatif mulai digagas
bagi 96 warga binaan saat ini.
Hal
tersebut diutarakan KaLapas Lembata, Andreas Wisnu Saputro, A.Md.IP.,S.IP kepada sejumlah wartawan dalam kegiatan
Media Gathering yang mengusung tema “Kolaborasi, dukung resolusi pemasyarakatan
tahun 2020”. Kamis (27/02/2020) di ruang Vicon Lapas
Kelas III Lembata.
“Selama ini anggota keluarga warga binaan
yang berkunjung memberikan uang bagi
warga binaan, saya berpikir bagaimana caranya agar warga binaan yang harus memberikan uang
kepada keluarganya dengan memanfaatkan semua potensi positif yang ada dalam Lapas selama mereka jalani masa hukuman".
“Kami sudah memulainya dengan menanam bunga hias. Setiap
hari Minggu, warga sekitar ramai-ramai
kunjungi Lapas untuk
beribadah dan membeli bunga yang
ditanam warga binaan. Tentu
ini menjadi langkah
awal yang baik”.
“Uang hasil penjualan kami bagikan untuk
warga binaan dan sebagian di setor ke Kas sebagai pendapatan. Kami coba mendatangkan bibit bunga kategori
langka serta 20 jenis bibit
buah dan sayuran yang akan ditanam dalam areal Lapas”.
“Beberapa program yang sudah berjalan yakni bercocok
tanam di lahan terbatas, ternak babi dan kambing dalam skala kecil, kerajinan
anyaman bambu, las listrik, cetak pavingblok, buat gorong-gorong dan tanam bunga hias. Bunga menjadi ciri khas Lapas Lembata karena pernah menjadi juara terbaik tingkat
Provinsi NTT dalam penataan taman” ujarnya.
“Lahan kami saat ini baru sekitar 10% yang
dimanfaatkan, masih tersisa banyak areal yang belum dimanfaatkan, kami akan
bangun komunikasi dengan Dinas Pertanian dan Hanpangan untuk buka lahan
bercocok tanam dan bantuan bibit sayuran, serta dengan Dinas Peternakan untuk
bantuan bibit unggas”.
Tidak
tanggung-tanggung, bahkan Wisnu
Saputro mengatakan telah membangun komunikasi dengan pihak lain
diluar wilayah NTT untuk berkontribusi bagi Lapas Lembata.
“Saat ini juga kami sedang membangun
komunikasi dengan beberapa
tokoh agama di pulau Jawa, nanti mereka datang kesini untuk melihat langsung
kondisi Lapas dan kebutuhan warga binaan untuk selanjutnya disupport peralatan,
keterampilan memadai yang bersertifikat
serta dukungan dana. Setelah perayaan Paskah mereka akan datang”.
Dirinya melanjutkan “Beberapa mantan narapidana
yang sudah sukses baik sebagai pelayan Tuhan maupun sebagai pengusaha akan
dihadirkan di Lembata untuk memberikan motivasi bagi warga binaan disini”.
“Harapan kami warga binaan bisa lebih
produktif dan mandiri. Sejauh ini potensi ada namun belum optimal” ujarnya.
Ditanya
WartaNTT terkait upaya mencegah kerusuhan antara warga binaan dan Sipir sebagaimana terjadi di beberapa Lapas di
tanah air, Wisnu Saputro mengatakan hal tersebut menjadi prioritasnya
dalam menjalankan tugas.
“PR saya awal ditempatkan di Lembata adalah
melakukan mitigasi risiko,
bagaimana relasi yang baik antara warga binaan dengan petugas”.
“Potensi ketidakharmonisan ada dan jadi tugas
saya kembalikan relasi itu”.
“Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain
bermusik bersama, pembinaan iman bagi warga binaan dan petugas, inhouse
training bagi petugas yang rata-rata rekrutmen tahun 2017 dimana jam terbang
masih sedikit sehingga perlu pembekalan rutin agar dalam memperlakukan warga
binaan bisa sesuai SOP”.
“Kunci dalam pembinaan adalah tidak
merendahkan martabat warga binaan, namun tetap tegakkan disiplin dan pemberian sanksi sesuai aturan serta sanksi
yang diberikan bermanfaat”.
Dirinya
menambahkan “Bagian humas baru dibentuk untuk menjembatani rekan-rekan
media, sehingga Lapas Lembata dapat lebih dikenal
masyarakat bahwa disini ada proses pembinaan, asimilasi dan membangun manusia
mandiri”.
“Selama ini pengetahuan publik akan pemasyarakatan
masih sebatas konteks LP dan penjara, padahal ruang lingkup pemasyarakatan
tidak sebatas sampai disitu saja. Ada upaya-upaya pembinaan yang terus dilakukan sehingga mereka menjadi lebih baik dan berguna bagi
keluarga setelah bebas nantinya”.
“Untuk Tahun 2020 sendiri terdapat 15
resolusi pemasyarakatan yang dilakukan oleh Ditjen Pemasyarakatan KemenkumHam” ujarnya menambahkan.
Kegiatan media gathering antara Dirjen Pemasyarakatan
Kemenkumham bersama wartawan dan stakeholder lainnya dilaksanakan serentak
diseluruh wilayah Indonesia melalui vicon.
Dirjen Pemasyarakatan, Dr. Sri Puguh Budi Utami pada kesempatan tersebut
memaparkan 15 program kerja Ditjen Pemasyarakatan dalam deklarasi resolusi pemasyarakatan Tahun 2020 diantaranya mendorong 681 Satker pemasyarakatan mendapatkan predikat WBK/WBBM, pemberian program rehabilitasi medis dan sosial kepada
21.540 narapidana pengguna
narkotika, peningkatan kualitas WBP menjadi
SDM unggul melalui pelatihan keterampilan bersertifikat kepada 35.860 narapidana, pembentukan kelompok masyarakat peduli pemasyarakatan pada
tiap wilayah, dan menghantarkan 48 narapidana teroris berikrar kesetiaan kepada
NKRI. (Kris Kris)
KOMENTAR