WartaNTT.com, LEMBATA –
Bupati Lembata bersama tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten
Lembata bertatap muka dengan 7 mahasiswa yang sedang jalani karantina terpusat
di Puskesmas Lewoleba, Desa Pada-Kecamatan Nubatukan, Jumat sore (17/04/2020)
sambil berjemur bersama dengan menerapkan protokoler physical distancing.
Kunjungan
Bupati dan rombongan tersebut menunjukkan bahwa gugus tugas Covid-19 tidak sekedar
menyediakan lokasi karantina, namun juga menjalin komunikasi dengan semua
penghuni yang adalah masyarakat Lembata sendiri.
Dijumpai
sejumlah awak media dilokasi karantina, Bupati Lembata sampaikan “Tadi sambil
berjemur sore hari, saya tanyakan kondisi mereka. Apakah merasa nyaman atau
tidak dilokasi karantina, dan dijawab baik serta mereka terlihat riang”.
“Mungkin
kita akan siapkan fasilitas olahraga ringan seperti meja pingpong dan lainnya
sehingga semua yang dikarantina, minimal ada aktivitas fisik”.
“Saya
juga minta kepada mereka agar saat kembali kerumah nantinya, mereka juga
berikan informasi edukasi kepada masyarakat, keluarga, tetangga, dan
teman-temannya terkait pencegahan Covid-19 ini termasuk dengan penerapan pola
hidup sehat” ujar Bupati Lembata.
Adapun
ke-7 mahasiswa tersebut merupakan warga Lembata yang tiba di pesisir pantai Desa
Babokerong-Kecamatan Nagawutung, Minggu (12/04) dengan perahu nelayan dari
wilayah Solor. Dimana sebelumnya mereka menumpang KM. Sabuk Nusantara dari
Kupang.
Yentji
Sunur menambahkan “Malam ini juga akan datang lagi (di karantina) 7 orang dari Kecamatan
Balauring yang menggunakan bodi (perahu) dari wilayah Kabupaten Alor. Tim yang
jemput sedang dalam perjalanan kembali ke Lewoleba. Mereka ini ada yang dari
Papua dan dari Wakatobi”.
“Saya
harap semua Desa di wilayah pesisir perketat pengawasan sehingga tidak ada lagi
kapal nelayan yang menurunkan penumpang, bila perlu ditahan kapalnya”.
Ditanya lanjut tentang kondisi pasien inisial P1 (status Positif hasil Rapid Test)
dirinya mengatakan “Untuk 1 orang
Mahasiswa dengan status Positif hasil Rapid Test, kondisinya
saat ini diruang isolasi RSUD Lewoleba masih sehat. Langkah
yang dilakukan Pemerintah
dengan mengumumkan hasilnya, karena informasi apapun tidak boleh
disembunyikan sehingga masyarakat bisa lebih waspada” ujarnya menambahkan.
Kepada
WartaNTT, Bupati Lembata mengatakan “Hasil Rapid itukan gejala awal sebagai petunjuk
yang akan ditindaklanjuti dengan PCR. Informasi harus disampaikan sehingga masyarakat
bisa lebih waspada apabila nanti hasil Swabnya sudah keluar”.
“Minimal
masyarakat sudah lebih waspada namun tidak panik berlebihan serta patuhi
protokol kesehatan yang sudah disampaikan pemerintah. Alat Swab yang dikirim dari Provinsi
sudah diterima kemarin, nanti pihak RSUD
akan ambil sampel Swab” ujarnya.
Dikutip dari kupang.antaranews.com (15/04/2020) Jubir Gugus
Tugas percepatan penanganan Covid-19 NTT, Marius Ardu Jelamu di kupang, Rabu
(15/4) meminta seluruh masyarakat NTT jangan terlalu takut berlebihan kalau ada
kasus Positif menurut rapid test (tes cepat).
Marius menjelaskan bahwa hasil pemeriksaan menggunakan
alat tes diagnostik cepat merupakan hasil pemeriksaan sangat awal yang mesti
ditindaklanjuti dengan pemeriksaan laboratorium lanjutan menggunakan metode polimerase
chain reaction/PCR untuk memastikan bahwa seorang pasien positif terserang
Covid-19.
“Kita berharap seluruh
masyarakat NTT agar tetap siaga dan menjaga kesehatan tanpa panik berlebihan
yang justru bisa menurunkan imun tubuh kita” katanya. (Kris Kris)
KOMENTAR