9 PMI Deportasi Tiba di LEMBATA, 1 Orang Reaktif Rapidtest

WartaNTT.com, LEMBATA – 9 orang PMI asal Lembata yang dideportasi dari Malaysia, tiba di Pelabuhan Lewoleba, Senin (20/07/2020)  didampingi langsung oleh Kadis Penanaman Modal, PTSP dan Ketenagakerjaan Kab. Lembata, Quintus Irenius Suciadi, bersama salah seorang stafnya.

Ditanya terkait langkah penanganan terhadap 9 PMI deportasi, Irenius mengatakan “Kita di Lembata, sudah ada kebijakan terhadap seluruh PMI yang dikembalikan untuk jalani karantina mandiri di Desa/Kelurahan masing-masing. Saat ini juga dari pihak pemerintah Desa/Kelurahan serta Kecamatan sudah tiba untuk menjemput mereka (9 PMI deportasi)”.

“Mereka semua dikirim resmi dari Malaysia dan ada dokumen kesehatan yang dibawa, namun sesuai instruksi gugus tugas Covid-19 Lembata mereka akan jalani Rapid test di posko Pelabuhan”.

“Sampai saat ini sudah ada 15 orang PMI asal Lembata yang dideportasi dari Malaysia. Kita belum tahu jumlah PMI yang akan tiba lagi kedepannya. Kemarin yang di deportasi bersama dengan 9 orang ini ada 40-an orang, yang dari Flotim sendiri ada 21 orang”.

Dirinya juga berpesan bagi para calon pekerja migran asal Lembata agar mematuhi prosedur sehingga tidak mengalami nasib serupa.

“Saya juga pesan kepada semua pencari kerja yang ada di Lembata dan hendak keluar negeri agar ikuti prosedur, lewat jalur yang resmi sehingga tidak dideportasi” ujarnya.

Informasi yang dihimpun WartaNTT, dari 9 orang PMI deportasi yang diambil sampel darah untuk pemeriksaan Rapid Test oleh tim medis posko Pelabuhan Lewoleba (20/07), diketahui 1 orang hasinya Reaktif.

Kepada WartaNTT, Irenius Suciadi mengatakan “Iya ada 1 yang diketahui Reaktif rapid test hasil pemeriksaan tadi. Tim medis posko Pelabuhan Lewoleba sudah bertemu dengan yang bersangkutan, memintanya agar tidak panik, tetap berpikir positif dan jalani karantina mandiri di rumah secara ketat sambil menjaga asupan gizi.  Informasi dari tim medis sesuai penyampaian yang bersangkutan, tidak ada penyakit pernafasan yang dialami saat ini”.

“Pihak Desa juga sudah diminta pantau ketat selama 14 hari, dan jika ditemui adanya gejala batuk/flu/demam dari PMI tersebut, agar melaporkan kepada pihak medis terdekat. Ada berita acara penyerahan dari kami kepada masing-masing Desa/Kelurahan”.

“Prinsipnya semua warga masyarakat termasuk pelaku perjalanan, agar patuhi protokol kesehatan sehingga kita sama-sama memutus matarantai penyebaran Covid-19 ini” ujarnya mengingatkan. (Kris Kris)