Banjir Di Desa Wewaria, Kades Harap Pemda Ende Normalisasi Sungai Lowo Rea

 

WartaNTT.com, Ende – Curah hujan yang cukup tinggi dalam beberapa waktu terakhir membuat salah satu dusun di Kabupaten Ende terendam banjir, tepatnya di Dusun Paupanda, Desa Wewaria, Kecamatan Wewaria.

 

Banjir tersebut terjadi dikarenakan meluapnya sungai Lowo Rea akibat curah hujan yang tinggi. Kepala Desa Wewaria Firmus Lise mengatakan bahwa banjir terjadi sejak hari Kamis, 28 Januari 2021, namun per hari ini (20/01/2021) genangan air tampak sudah mulai surut.

 

“Hari ini air sudah mulai surut,” ucapnya melalui sambungan telepon.

 

Dirinya menjelaskan bahwa banjir sempat menggenangi sebanyak 15 rumah warga yang berada di pinggir sungai. Beruntungnya air tidak sempat masuk ke dalam rumah dan hanya menggenangi pekarangan dan lingkungan di sekitar pemukiman. Namun demikian, dirinya khawatir karena air juga menggenangi lahan persawahan dengan luas sekitar 50 hektar.

 

“Yang terendam kurang lebih 50 hektar. Terus yang menjadi potensi dampak banjir itu ada kurang lebih 5 hektar sawah yang tergenang agak parah dan itu tertimbun pasir. (Dari 5 hektar sawah) itu yang sudah ditanami kurang lebih 4 hektar dan 1 hektar yang belum ditanami,” ungkap Firmus.

 

Dikhawatirkan dari 5 hektar sawah yang terendam cukup parah itu dapat mengakibatkan para petani menjadi gagal panen.

 

“Ada beberapa tanaman padi yang tercabut karena baru ditanam kurang lebih 1 bulan,” jelasnya.

 

Sejauh ini pihak Pemda Ende sudah melakukan peninjauan di lokasi untuk melihat dampak dari banjir yang berasal dari sungai Lowo Rea tersebut.

 

“Kemarin dari Dinas Pertanian datang meninjau lokasi. Terus hari ini dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Dinas Pekerjaan Umum untuk langsung meninjau lokasi terdampak,” ujarnya.

 

Firmus menceritakan bahwa banjir di wilayahnya merupakan fenomena yang sudah terjadi hampir setiap tahun. Pasalnya, tidak ada tembok penahan sungai sehingga apabila terjadi hujan deras akan mengakibatkan air dari sungai Lowo Rea meluap dan menggenangi pemukiman sekitarnya. Terkadang meskipun di wilayah mereka tidak ada hujan namun air juga dapat meluap dari sungai apabila terjadi hujan deras di daerah hulu sungai.

 

Maka dari itu, Firmus berharap agar Pemda Ende tidak hanya melakukan peninjauan lokasi banjir saja, tetapi juga dapat melakukan upaya membuat bronjong dan normalisasi sungai agar banjir tahunan ini tidak terjadi lagi.

 

“Setiap tahun itu banjir. Jadi solusinya, harapan dari saya harus dibuatkan bronjongnisasi dan normalisasi untuk tutup di sumber yang jebol itu di permukaan kali yang mengarah ke permukiman,” harapnya.(FR)