WartaNTT.com, LEMBATA –
Satgas
tanggap darurat bencana
erupsi gunung Ile Lewotolok tuntaskan tugas reevakuasi hari ini, Selasa
(09/02/2021), dimana
pengungsi asal Desa Jontona, Kec.
Ile Ape Timur sebanyak 271KK/1.066 jiwa menjadi pengungsi terakhir
yang direevakuasi pasca erupsi 29 November lalu.
Plh
Sekda Lembata, Kedang Paulus,
S.Pi.,M.Si., dalam konferensi pers (09/02) di lokasi posko utama sebelum dilakukan reevakuasi sampaikan bahwa pelaksanaan
reevakuasi pengungsi asal Desa Jontona, merupakan tindaklanjut rekomendasi PVMBG Bandung.
"Berdasarkan
surat kepala PVMBG tanggal 5 Februari menyatakan bahwa status Ile Lewotolok masih Level III (siaga) namun radius potensi
bahaya untuk Desa Jontona dari radius 4Km diturunkan menjadi radius 3Km”.
“Kemudian rapat komando yang digelar hari Minggu (7/2)
menindaklanjuti rekomendasi PVMBG,
memutuskan bahwa masyarakat desa
Jontona sudah bisa kembali ke
desanya
dengan tetap waspada,
karena potensi aliran lahar dan awan panas bisa terjadi, serta harus tetap menggunakan masker penutup hidung dan mulut
sekaligus sebagai upaya mencegah penyebaran Covid-19”.
Kedang
Paulus juga menjelaskan pasca reevakuasi terakhir saat ini, pengungsi asal 16 Desa terdampak yang berasal dari 2 Kecamatan
akan dibantu dengan logistik beras (cadangan
beras pemerintah).
“Pemkab
sudah siapkan beras yang nantinya akan dibagikan per KK disesuaikan dengan perhitungannya selama
14 hari kedepan bagi warga 16 Desa terdampak dari 2 Kecamatan”.
“Stok beras masih cukup dan bahkan sangat
cukup" ujarnya.
Dirinyapun berharap setelah 14 hari pasca mendapatkan
bantuan pemerintah, warga sudah bisa beraktivitas normal untuk biayai
kebutuhan.
Ditambahkannya “Untuk distribusi air bersih
juga Pemkab siapkan. Jika bak penampung sudah disiapkan nanti akan di drop airnya ke setiap desa. Mulai
besok (10/02) air bersih untuk Jontona sudah bisa di drop”.
Plt.
Sekda juga menegaskan "Donasi yang diterima selama ini akan menjadi tanggungjawab untuk dilaporkan
kepada BNPB, Kemensos dan pihak-pihak yang telah memberikan bantuan” ujarnya mengakhiri.
Informasi
yang dihimpun WartaNTT dari bidang humas Satgas tanggap darurat-Dinas Kominfo
Lembata, pengungsi erupsi Ile Lewotolok baik pengungsi terpusat maupun mandiri sebanyak 8.089
jiwa/2.362KK.
Selama mengungsi, tercatat penyebarannya di
21 titik posko
pengungsian (2.883 jiwa/963KK) dan di 531 titik rumah warga yang tersebar di wilayah 4 Kecamatan yakni 7 Kelurahan di
wilayah Kecamatan Nubatukan (5.056 jiwa/1.360KK),
6 Desa di wilayah Lebatukan (104 jiwa/24KK),
7 Desa di wilayah Omesuri (43 jiwa/14KK) dan 1 Desa di wilayah Kecamatan
Nagawutung (1KK/3jiwa).
Masih terngiang dalam ingatan peristiwa erupsi eksplosif 29 November silam yang didahului erupsi perdana 2 hari sebelumnya (27/11/2020). PPGA Ile Lewotolok sendiri hingga hari ini (09/02/2021) mencatat aktivitas kegempaan masih terjadi, namun bagaimanapun juga warga harus mulai beradaptasi, peka dengan alam serta patuhi rekomendasi PVMBG.
Tentunya selalu ada pertanda sebelum alam hendak bertindak. Selamat datang di rumah. (Kris Kris)
KOMENTAR