WartaNTT.com, LEMBATA – Kepala dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Lembata, Petrus
Kanisius Tuaq, SP., sampaikan bahwa
pihaknya telah melakukan berbagai upaya baik pendataan dan penanganan pasca
siklon tropis Seroja yang melanda Lembata, Minggu (4/4/2021).
Ditemui WartaNTT, Rabu (21/04) Petrus Kanisius jelaskan
bahwa upaya pendataan ternak dan lahan terdampak telah dilakukan di 5 Kecamatan
terdampak Seroja, termasuk langkah lanjutan dimana Bupati Lembata telah
mengirimkan surat kepada Gubernur NTT perihal laporan kerusakan tanaman dan kematian
ternak serta meminta dukungan program/kegiatan sesuai arahan dan kebijakan Gubernur.
“Kita sudah punya data dimana akibat badai Seroja ini
telah merusak tanaman padi, jagung, kelapa serta ternak ada sapi, kuda,
kambing, babi dan unggas meliputi 5 Kecamatan yaitu Ile
Ape, Ile Ape Timur, Lebatukan, Omesuri dan Buyasuri”.
“Total kerugian terhadap ternak dan tanaman di 5
Kecamatan sekitar Rp. 5,3 Milyar,
untuk kerusakan tanaman nilainya sekitar
Rp. 1,8M sedangkan kerugian ternak sekitar Rp. 3,4M”.
“Kerusakan tanaman padi sendiri sekitar 57Ha, tanaman
jagung 168,97Ha dan tanaman kelapa 1.325Ha. Kemudian untuk ternak yang terdata
Sapi ada 82 ekor, Kuda 11 ekor, Kambing 836 ekor, Babi 351 ekor dan unggas
1.815 ekor”.
Dilanjutkannya “Upaya penanganan yang akan kita
lakukan kedepannya baik melalui Pemprov maupun Pemkab diantaranya program
Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS), nanti program TJPS ini akan diarahkan ke
lahan-lahan warga terdampak bencana, kemudian ada pengolahan
lahan pertanian, ada juga bantuan
bibit tanaman gratis bagi warga terdampak serta bantuan lain dalam bentuk kegiatan/program dari
Pemkab” ujarnya.
Selain itu pula pihaknya bersama LSM Conservation Action
Network Borneo (CAN Borneo) dan Komunitas Lembata Pet Lovers telah lakukan aksi
di lapangan dalam upaya feeding (pemberian pakan) bagi ternak pengungsi asal
Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur.
“Bersama CAN Borneo, Dinas Pertanian Hanpangan Lembata
juga telah melakukan upaya dimana kami turun lakukan feeding,
rata-rata per hari 50 ekor ternak pengungsi yang diberi makan serta penanganan
terhadap ternak yang sakit oleh dokter hewan. Kegiatan ini dilakukan sejak 9
s/d 22 April”.
Ditambahkannya “Dalam
penanganan masa transisi darurat saat ini kami juga membantu petani terdampak
di wilayah Ile Ape dan Ile Ape Timur untuk panen jagung. Kegiatan ini melibatkan
relawan yang ada bersama-sama dengan pelajar SMK N1 Nubatukan karena ada
jurusan pertanian disana” terangnya.
9Ha Lahan Bawang Merah Mulai Dieksekusi
Selain
penanganan dampak bencana banjir dan longsor di Lembata, Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Lembata kepada WartaNTT sampaikan inovasi T-Cabang terus dilakukan
pengembangannya.
“Pagi tadi (21/4) kita mulai penanaman bawang merah. Target
tanam kita di tahun 2021 ini seluas 9Ha, dimana untuk tahap-1 yang mulai
dilakukan simbolis penanamannya tadi untuk lahan 5Ha yang lokasinya di beberapa
Kecamatan. Nagawutung 1,5 Ha, Nubatukan 2 Ha, Lebatukan 0,5Ha, dan Ile ape 1Ha. Lokasi tanamnya difokuskan di Balai Penyuluhan
Pertanian Kecamatan”.
“Tujuan
pengembangan inovasi T-Cabang ini
tentunya untuk peningkatan PAD. Untuk
penanaman tahap-2 seluas 4Ha akan dilakukan awal Oktober yang pemanfaatannya nanti untuk stabilitas harga antisipasi lonjakan
harga
di bulan Desember” ujarnya. (Kris Kris)
KOMENTAR