WartaNTT.com, Ende – Kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) adalah organisasi kemasyarakatan yang memberdayakan wanita untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan Indonesia.
Selain itu para anggota PKK juga diharapkan mampu mengambil peran untuk membantu membangun ketahanan ekonomi keluarga masing-masing melalui pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
PKK sendiri memiliki 10 program pokok yang pada hakekatnya merupakan kebutuhan dasar manusia, yakni; penghayatan dan pengamalan Pancasila, gotong royong, pangan, sandang, perumahan dan tata laksana rumah tangga, pendidikan dan keterampilan, kesehatan, pengembangan kehidupan berkoperasi, kelestarian lingkungan hidup dan perencanaan sehat.
Dalam membantu mewujudkan program PKK Desa Bheramari di Kecamatan Nangapanda, dosen Universitas Flores melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) melaksanakan kegiatan pelatihan keterampilan daur ulang sampah plastik menjadi kerajinan tangan yang menarik di Desa Bheramari pada hari Minggu (16/05/2021).
Pelatihan daur ulang sampah plastik tersebut diikuti kelompok PKK Desa Bheramari – Kecamatan Nangapanda Kelompok Kerja (Pokja) I. Jenis pelatihan keterampilan yakni berupa daur ulang plastik kresek bekas yang dirangkai menjadi berbagai jenis bunga.
Kepala Desa Bheramari Pare Pua Salama dalam kesempatan membuka kegiatan pelatihan menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak Universitas Flores yang telah mempercayakan desanya menjadi tempat pelaksanaan kegiatan pelatihan.
Dikatakannya bahwa sudah saatnya PKK Desa Bheramari memulai sesuatu guna meningkatkan keterampilan menggunakan sampah plastik menjadi sesuatu yang berguna.
Menurutnya selain meningkatkan keterampilan kegiatan ini akan mengurangi potensi sampah plastik dibuang di sembarang tempat termasuk di kali, mengingat wilayah Desa Bheramari yang dilintasi kali sehingga ada kecenderungan warga membuang sampah di kali.
Selain itu dirinya mengatakan bahwa tantangan yang dihadapi di desa yakni masyarakat menganggap kegiatan pemberdayaan sebagai hal yang tidak penting. Sebagai kepala desa dirinya berupaya untuk menciptakan inovasi namun untuk melaksanakan inovasi tersebut butuh biaya.
"Kelemahan masyarakat kami itu masih menganggap pemberdayaan itu adalah hal-hal tidak masuk akal. Tingkat pemberdayaan itu masih lemah sekali, tetapi sebagai kepala desa saya berusaha memiliki inovasi tetapi untuk menerjemahkan inovasi itu kita butuh uang," ucap Pua Salama.
Dosen Unflor saat memberikan pelatihan daur ulang plastik |
Sementara itu Ketua Tim PKM Universitas Flores Yuliana Yenita Mete dalam sambutannya menyampaikan bahwa tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk mengubah kebiasaan masyarakat yang sering membuang sampah plastik di sembarang tempat dengan mengolah sampah menjadi kerajinan.
Menurutnya sejauh ini pihaknya mengamati sampah plastik yang ada di wilayah desa sering dibuang di sembarang tempat termasuk di kali sehingga merusak pemandangan dan merusak lingkungan. Sampah anorganik yang dibuang ke kali akan berpotensi merusak biota laut.
Dikatakan bahwa kegiatan PKM tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan PKK untuk menghasilkan sesuatu dari barang-barang bekas atau sampah anorganik yang selama ini dibuang menjadi sesuatu yang bermanfaat.
"Tujuan kami datang ke sini adalah untuk membantu memberikan pelatihan kepada ibu-ibu PKK, untuk mengolah sampah plastik khususnya kresek bekas belanjaan menjadi bunga. Jadi kita akan merangkai bunga dari sampah plastik," ucapnya.
Lebih lanjut Dosen Universitas Flores itu menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat membangkitkan semangat ibu-ibu PKK untuk berkreasi demi meningkatkan ekonomi keluarga. Menurutnya jika karya yang dihasilkan memiliki nilai estetika yang bagus maka akan memiliki nilai jual dan dapat dipasarkan.
"Jika kita tekun, dan bisa menghasilkan bunga yang bagus dengan nilai estetika yang tinggi nanti bisa dipasarkan. Kami bisa ajak teman-teman dosen yang punya kemampuan ilmu kewirausahaan untuk memberikan pelatihan bagaimana cara memasarkan hasil karya kita sehingga dapat terjual dan memiliki nilai ekonomi," tutupnya. (FR)
KOMENTAR