WartaNTT.com, LEMBATA – Cuaca cerah berawan yang diiringi semburan water salute dari 2 mobil
damkar bandara Wunopito sambut landing perdana maskapai Wings Air ATR/72-600,
Jumat (18/06/2021) sekitar pukul 11.30 Wita.
Wings Air sendiri menjadi harapan baru moda transportasi udara yang
menghubungkan kembali Lewoleba-Kupang pasca pandemi Covid-19 yang merebak sejak
Maret 2020 lalu dimana Pemkab setempat menghentikan sementara layanan
transportasi udara.
Peristiwa erupsi gunung Ile Lewotolok yang terjadi 29 November lalu, juga
menunda rencana penerbangan perdana Wings Air rute Kupang-Lewoleba (30/11/2020),
hingga akhirnya hari ini (18/06) Wings Air memutuskan mendarat di landasan pacu
Wunopito sepanjang 1.200m.
“Momentum ini sempat tertunda beberapa waktu lalu karena erupsi gunung
Ile Lewotolok, namun sampai dengan sekarang kami selalu mempertimbangkan aspek
keselamatan dan keamanan kepada seluruh pengguna jasa penerbangan ini”.
“Rencana dari kami setiap hari layani penerbangan Kupang-Lewoleba-Kupang”
ujar Capt. Decky Arianto, perwakilan
direksi Wings Air.
Menurut Decky terlaksananya penerbangan perdana ini tidak terlepas dari dukungan
yang luar biasa dari segenap pimpinan dan stakeholder lainnya di Lembata.
“Lembata sendiri merupakan bandara ke-13 di NTT yang kami layani, dimana
sebelumnya di Ruteng. Tentunya harapan kami penerbangan ini dapat
berkesinambungan karena berdasarkan laporan dari station manager kami bahwa cukup
bagus potensi pasar disini”.
“Adapun maksud kami membuka rute penerbangan kesini untuk membantu pemulihan
ekonomi daerah maupun nasional, mendukung pengembangan sektor pariwisata lokal,
mengakomodir kebutuhan perjalanan udara bagi masyarakat dan menciptakan
konektivitas intra NTT” ujarnya.
Sementara itu Wakil Bupati Lembata, Dr. Thomas Ola Langoday, dihadapan
jajaran Lion Air group, pihak Angkasa Pura I Eltari-Kupang, perwakilan Kadin
NTT dan para penumpang, menyambut baik kehadiran Wings Air. Menurut Thomas, Wings Air kembali menyatukan sayap transportasi di Lembata yang sempat patah.
“Sejak pandemi Covid-19, salah satu sayap pariwisata Lembata patah karena aksesibilitas udara benar-benar mati. Karena sayapnya hanya sebelah (transportasi laut) akhirnya kunjungan wisatawan ke Lembata menjadi berkurang dan malah menurun drastis”.
“Tetapi hari ini (18/06) sayap itu telah tersambung
kembali. Wings Air telah mendarat dengan sukses di Lembata. Ini penerbangan
perdana yang terjadwal”.
“Kami berharap maskapai Wings Air terus
beroperasi di Lembata sehingga
kunjungan wisatawan bertambah karena
pariwisata merupakan prime mover di Lembata. Kalau banyak kunjungan berarti permintaan akan komoditi
masyarakat meningkat. Kami sedang merintis sorgum yang akan menjadi ikon
makanan lokal di Lembata”.
“Kami yakin dengan pelayanan Wings Air di Lembata,
mobilitas orang dan barang juga akan meningkat. Mudah-mudahan kehadiran Wings Air
memberi kenyamanan kepada masyarakat Lembata” ujar Wabup Lembata.
Kabandara Wunopito : Penerapan Prokes Optimal; Layanan GeNose Akan Berkoordinasi
Dengan Pemkab
Kepala Kantor UPBU Wunopito, M. Syaiful Syuhri, memastikan pihaknya
menerapkan protokol kesehatan yang optimal dalam pelayanan pasca beroperasinya
kembali bandara wunopito bagi penumpang.
Hal tersebut disampaikannya kepada awak media di Lembata (18/06). “Untuk
persiapan secara operasional semua sudah kita penuhi dan saat ini kita akan
terus memonitor jumlah penumpang. Kemudian dalam rangka pencegahan penularan
Covid-19, protokol kesehatan optimal diterapkan baik physycal distancing kemudian
handsanitizer maupun sarana cuci tangan sudah disiapkan” ujar Syaiful.
Terkait penerapkan tes GeNose sebagai alat pendeteksi Covid-19 bagi
penumpang, Syaiful menjelaskan “Dari otoritas bandara wilayah IV Bali sudah
pernah menyurati kami untuk permintaan data kebutuhan GeNose, dimana waktu itu
belum ada layanan penerbangan disini sehingga kami belum memberikan data
dimaksud”.
“Namun dengan maskapai kembali beroperasi, kita akan kembali menyurati
otoritas bandara wilayah IV Bali menyampaikan kebutuhan sehingga dapat
difasilitasi oleh otoritas bandara ke pihak Kemenkes RI”.
“Informasi yang saya terima
terakhir untuk di NTT, bandara yang sudah gunakan GeNose itu di bandara
UMK-Waingapu dimana itu kerjasama dengan pihak lainnya. Karena harus ada
personil yang mengerti (operator) dari orang kesehatan termasuk penanganan
lanjut jika ada calon penumpang yang terkonfirmasi positif”.
“Kita akan coba komunikasikan
hal ini dengan Pemkab Lembata”.
“Saat ini sesuai surat edaran
Walikota Kupang tertanggal 2 Juni, mewajibkan setiap penumpang yang akan ke
Kupang sudah melakukan pemeriksaan rapidtest antigen, sehingga saat ini kita
juga mengecek surat keterangan hasil Rapid tersebut sebagai syarat untuk bisa
check-in” terangnya. (Kris Kris)
KOMENTAR