WartaNTT.com, Ende
– Dalam
rangka menghadapi cuaca ekstrim selama
tahun
2022, Polres Ende bersama instansi terkait melaksanakan apel gelar pasukan
siaga bencana di wilayah hukum Polres Ende.
Apel gelar pasukan dipimpin langsung oleh Kapolres Ende
AKBP Andre Liburan, SIK., di halaman kantor Polres Ende pada Jumat,
(18/03/2022).
Kapolres Ende ketika membacakan sambutan Gubernur Nusa
Tenggara Timur (NTT) Viktor
Bungtilu Laiskodat menyampaikan
bahwa, berdasarkan Undang- Undang
Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana, sesungguhnya bencana dapat dipahami
secara lebih luas untuk tidak saja pada kejadian yang mengakibatkan korban
jiwa, namun juga semua hal yang menimbulkan kerusakan lingkungan ataupun
kerugian harta benda dan dampak psikologis.
Berdasarkan data, Provinsi NTT termasuk wilayah yang rawan
bencana, yang mana
hampir semua bencana yang terjadi di Indonesia juga terjadi di NTT. Sejak tahun 1982 sampai dengan 2022, telah
terjadi 811 kejadian bencana di NTT dan dari 811 kejadian tersebut jika dipilah
berdasarkan faktor penyebab maka 16% atau 131 kejadian bencana non alam dan 84%
atau 680 kejadian bencana alam. Sementara itu jika dilihat lebih jauh terdapat
95% atau 643 bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah
longsor, angin kencang, kekeringan dan kebakaran. Sisanya 5% atau 37 kejadian
bencana non hidrometeorologis
seperti gempa bumi, erupsi gunung berapi dan tsunami.
Data ini menggambarkan bahwa Provinsi NTT sangat rawan terhadap bencana
hidrometeorologi basah maupun kering, sementara di tahun 2022 ini terdapat 34 kejadian bencana
yang terdiri dari angin kencang 4 kejadian, angin puting beliung 1 kejadian,
banjir 7 kejadian, banjir bandang 2 kejadian, banjir dan longsor 5 kejadian,
kebakaran rumah 2 kejadian dan tanah longsor 13 kejadian. Sejumlah kejadian
bencana tersebut telah mengakibatkan 2 korban jiwa meninggal, 65 rumah dan 2
fasilitas umum mengalami kerusakan serta kerugian material lainnya.
Disampaikan pula bahwa
pada bulan April tahun 2021 telah terjadi bencana Siklon Tropis Seroja yang menyebabkan 182 jiwa
meninggal, 47 jiwa hilang, 53.745 jiwa mengungsi dan 115 jiwa luka-luka.
Sedangkan untuk fasilitas umum yang rusak sebanyak 3.518 unit dan rumah rusak
sebanyak 53.432 unit yang penanganannya masih terus berlanjut hingga kini.
Pada tanggal 18 Oktober 2021 yang lalu BMKG telah merilis
peringatan waspada La Nina yang
dapat memicu bencana hidrometeorologi antara lain banjir, banjir bandang dan
tanah longsor serta angin kencang.
Untuk itu Pemerintah Provinsi NTT telah menyusun dokumen rencana
kontijensi cuaca ekstrem, melaksanakan gladi ruang dan gladi pos komando
tanggap darurat bencana cuaca ekstrem.
Gubernur NTT melalui amanat tertulisnya menghimbau kepada
masyarakat untuk;
1) Meningkatkan kewaspadaan dan terus memonitor informasi
cuaca yang bersumber dari BMKG dan memastikan peringatan dini tersampaikan
kepada warga masyarakat.
2) Mengaktifkan pos siaga cuaca ekstrem dan melaporkan
setiap perkembangan situasi di lapangan.
3) Menetapkan titik evaluasi dan memastikan jalur evakuasi
aman dan diketahui oleh warga masyarakat.
4) Memastikan ketersediaan dukungan logistik berupa beras
dan lainnya untuk kondisi darurat.
5) Membersihkan pohon atau ranting pohon yang rapuh dan
mudah patah di sekitar rumah atau kantor dalam jalan dan fasilitas umum
lainnya.
6) Memperbaiki dan memperkuat atap rumah atau kantor.
7) Membersihkan sampah di selokan atau kali.
Turut hadir dalam apel gelar pasukan tersebut yakni Wakapolres Ende, Pasi Ops
Kodim 1602/Ende, Kasat Pol PP Kab. Ende,
Kepala Dinas Kesehatan Kab. Ende, Jajaran Perwira Polres Ende, Danki C
Yonif 743 PSY, Wadanki Brimob Kompi 3 Senapan B Pelopor Ende, Wadansun Den Pom
Den B Ende dan Danpos AL Ende. (FR)
KOMENTAR