WartaNTT.com, LEMBATA –
Presiden Joko Widodo, dalam arahannya saat mengunjungi Kabupaten Timor Tengah
Selatan, Kamis (24/03/2022) beri apresiasi atas berbagai upaya yang dilakukan
para kepala daerah se-NTT dalam percepatan penurunan Stunting.
Dalam virtual meeting percepatan penurunan Stunting yang digelar tersebut, Jokowi berharap tahun 2024 target
nasional penurunan Stunting diangka 14%.
“Target kita di 2024
harus sudah dibawah 14%. Saya sangat senang tadi disampaikan oleh
Bupati dan Walikota dengan angka-angka yang sudah disampaikan, saya akan lihat nanti di 2023 dan
2024”.
“Saya minta seluruh Gubernur, Bupati, Walikota di seluruh tanah air akan saya sampaikan hal yang sama agar jangan sampai target angka 14% itu luput, harus
tercapai” tegasnya.
Sementara itu Bupati Lembata, Dr. Thomas Ola Langoday,
dalam arahannya kepada pimpinan OPD dan perwakilan sasaran Stunting yang hadir
di aula Kantor Desa Waijarang, berharap 1.895 kasus Stunting di Lembata saat
ini dapat menjadi perhatian.
Informasi yang dihimpun WartaNTT, kasus Stunting di Lembata mengalami kenaikan dari periode sebelumnya Agustus 2021, dari sasaran balita sebanyak 9.666 orang dengan 8.130 orang jumlah balita diukur, jumlah balita Stunting sebanyak 1.804 orang (22,18%), mengalami peningkatan pada periode Februari 2022, dimana dari 9.497 sasaran balita dengan 8.364 orang balita diukur, jumlah balita Stunting bertambah 91 orang menjadi 1.895 orang (22,65%) dalam waktu 6 bulan.
Menariknya Bupati Lembata, Dr. Thomas Ola Langoday, dalam kegiatan rembuk Stunting
tahun 2021 tingkat Kabupaten Lembata yang berlangsung di hotel New An’nisa
beach and resto, Kamis (21/10/2021) dihadapan para pimpinan OPD, para Camat, Kepala
Puskesmas dan pengelola gizi Puskesmas, kader PKK serta 37 Kades dan Lurah
lokus Stunting 2022, menargetkan Oktober 2022 Zero Stunting tercapai di
Lembata.
“Saya minta tugas kita bersama mengubah Lembata dari lembah tangis
menjadi lembah sukacita. Dari 1.804 angka Stunting saat ini harus menjadi Zero
Stunting di Oktober tahun 2022”.
Menurut Thomas Ola Langoday, dalam arahannya pasca virtual
meeting percepatan penurunan Stunting bersama Presiden RI
(24/03), Stunting merupakan masalah kemanusiaan.
“Masalah
Stunting ini masalah kemanusiaan. Kenapa kita perlu
berusaha untuk Zero Stunting karena dampaknya besar bagi keberlanjutan hidupnya dimasa yang akan datang. Kalau
kita tidak segera atasi, anak-anak ini akan menjadi beban kemanusiaan yang berkepanjangan seumur hidupnya”.
Dirinyapun berharap ada alokasi anggaran yang cukup untuk menuntaskan Stunting.
“Melalui kesempatan ini saya ajak pak Sekda dan pimpinan OPD semua mari kita fokus. Fokus untuk menghadapi
masalah Stunting. Kalau bisa di
waktu-waktu yang akan datang ada alokasi anggaran yang
mencukupi untuk mengatasi masalah Stunting di Lembata”.
“Karena kalau persoalan Stunting ini terbawa terus, pada
suatu waktu Lembata akan dihuni oleh anak-anak yang menderita Stunting. Hatinya
Stunting, otaknya Stunting, omongnya Stunting, perbuatannya Stunting,
kebudayaannya Stunting, yah kemungkinan perilakunya Stunting, akhirnya nasibnya
juga menjadi Stunting. Ini yang kita tidak mau. Segera bawa anak-anak ini
keluar dari persoalan Stunting”.
“Kita ini rata-rata persoalan Stunting pertama karena kemiskinan ekonomi, yang kedua kemiskinan pendidikan, dan ketiga
kemiskinan kesehatan. Mari kita putus mata rantai ini supaya anak-anak
kita yang hari ini jumlahnya 1.895 (kasus Stunting) kalau bisa tidak
boleh bertambah lagi” harapnya. (Kris
Kris)
KOMENTAR