BOGOR - Presiden Joko Widodo dan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulazis al-Saud sepakat terus meningkatkan kerja sama di bidang perdagangan dan investasi.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, di bidang perdagangan, Presiden Jokowi mendorong terciptanya perdagangan bebas hambatan.
"Presiden mengajak Raja untuk menghilangkan hambatan perdagangan. Indonesia mengharapkan diberikan kemudahan akses pasar bagi produk-produk Indonesia," ujar Retno, dalam konferensi pers di Istana Bogor, Rabu (1/3/2017).
Kemudahan akses itu misalnya, untuk produk perikanan, obat- obatan, peralatan kesehatan dan produk garmen.
Sementara, dalam hal investasi, Presiden Jokowi menyambut baik dengan ditandatanganinya nota kesepahaman refining development masterplan program di Cilacap antara Pertamina dengan Aramco.
Total nilai investasinya mencapai 6 miliar dollar AS.
Keduanya juga berencana bekerja sama untuk program serupa di sejumlah daerah lain di Indonesia.
Misalnya di Dumai, Bontang, dan Balongan.
Untuk mempercepat kerja sama kedua negara, Presiden Jokowi dan Raja Salman memerintahkan menteri-menterinya untuk langsung melaksanakan pembicaraan teknis demi mempercepat pelaksanaan kerja sama itu.
"Untuk menindaklanjuti pertemuan antara kedua pemimpin, maka kedua pemimpin sepakat untuk segera menindaklanjuti segala kesepakatan itu dengan mengirimkan para menterinya," ujar Retno.
Di luar topik perdagangan dan investasi, Presiden Jokowi dan Raja Salman juga bicara topik lain, yakni kuota haji dan warga negara Indonesia yang bekerja di Arab Saudi.
"Soal kuota haji, Presiden Jokowi mengapresiasi pengembalian kuota haji Indonesia ke tingkat yang normal, yaitu 211.000 dan pemberian kuota tambahan untuk tahun 2017 sebesar 10.000," ujar Retno.
Sementara, soal WNI di Arab, Jokowi menitipkan mereka kepada Raja Salman agar mendapatkan pengayoman dan perlindungan.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, di bidang perdagangan, Presiden Jokowi mendorong terciptanya perdagangan bebas hambatan.
"Presiden mengajak Raja untuk menghilangkan hambatan perdagangan. Indonesia mengharapkan diberikan kemudahan akses pasar bagi produk-produk Indonesia," ujar Retno, dalam konferensi pers di Istana Bogor, Rabu (1/3/2017).
Kemudahan akses itu misalnya, untuk produk perikanan, obat- obatan, peralatan kesehatan dan produk garmen.
Sementara, dalam hal investasi, Presiden Jokowi menyambut baik dengan ditandatanganinya nota kesepahaman refining development masterplan program di Cilacap antara Pertamina dengan Aramco.
Total nilai investasinya mencapai 6 miliar dollar AS.
Keduanya juga berencana bekerja sama untuk program serupa di sejumlah daerah lain di Indonesia.
Misalnya di Dumai, Bontang, dan Balongan.
Untuk mempercepat kerja sama kedua negara, Presiden Jokowi dan Raja Salman memerintahkan menteri-menterinya untuk langsung melaksanakan pembicaraan teknis demi mempercepat pelaksanaan kerja sama itu.
"Untuk menindaklanjuti pertemuan antara kedua pemimpin, maka kedua pemimpin sepakat untuk segera menindaklanjuti segala kesepakatan itu dengan mengirimkan para menterinya," ujar Retno.
Di luar topik perdagangan dan investasi, Presiden Jokowi dan Raja Salman juga bicara topik lain, yakni kuota haji dan warga negara Indonesia yang bekerja di Arab Saudi.
"Soal kuota haji, Presiden Jokowi mengapresiasi pengembalian kuota haji Indonesia ke tingkat yang normal, yaitu 211.000 dan pemberian kuota tambahan untuk tahun 2017 sebesar 10.000," ujar Retno.
Sementara, soal WNI di Arab, Jokowi menitipkan mereka kepada Raja Salman agar mendapatkan pengayoman dan perlindungan.
KOMENTAR