Desa TAPOBARAN Siapkan Diri Jadi Produsen Garam Terbesar di LEMBATA

WartaNTT.com, LEMBATA – Berbagai kiat Pemerintah Kabupaten Lembata untuk memanfaatkan potensi SDA (optimalisasi lahan) terus digelorakan demi mewujudkan visi pembangunan 2017-2022 kepemimpinan Eliaser Yentji Sunur, ST – Dr. Thomas Ola Langoday, M.Si yakni mewujudkan Lembata yang produktif dan berdaya saing untuk kesejahteraan rakyat berkelanjutan.  

Bertempat di Desa Tapobaran wilayah Kecamatan Lebatukan, Kamis (6/9/2018) Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur, ST didampingi puluhan pejabat OPD Lembata melaksanakan panen perdana garam curah diatas lahan seluas 1Ha milik masyarakat yang dikelola Dinas KUKM, Perindag Kabupaten Lembata.

Kepala Dinas KUKM dan Perindag Kabupaten Lembata, Drs. Bala Warat Gabriel, MM dalam laporannya mengatakan “Total produksi garam curah diatas lahan seluas 1Ha yang dikerjakan dalam panen perdana menghasilkan sekitar 5Ton per 0,5Ha lahan, dimana selanjutnya setiap 10 hari kedepan akan dipanen garam curah dengan target 1 bulan dilakukan 3 kali panen.”

“Untuk pemasaran garam curah dilakukan penjualan ke lokasi industri yang ada di Kabupaten Lembata baik Pabrik Es Batu, Pabrik Tepung Ikan dan Pabrik Mutiara serta penjualan dilakukan juga sampai ke wilayah Adonara dan Larantuka di Kabupaten Flores Timur dimana harga jual saat ini Rp. 1.700/Kg” ujarnya.

Dihadapan belasan wartawan yang tergabung dalam Jurnalis Lembata, Eliaser Yentji Sunur mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Desa Tapobaran dan pemilik lahan yang telah memberikan kontribusi kepada Pemkab Lembata.

“Jika seluruh masyarakat dan pemilik lahan yang ada di Lembata bertindak sebagaimana yang dilakukan masyarakat Desa Tapobaran, tentunya seluruh proses pembangunan dapat berjalan dengan baik di Lembata”.

“Tentunya pembukaan lahan garam di Kabupaten Lembata selain karena faktor potensi, juga bersinergi dengan kebijakan Pemprov NTT dan Pemerintah Pusat untuk menjadikan negara Indonesia sebagai pemasok garam terbesar yang dilakukan melalui sinergitas kebijakan implementatif antara Kabupaten dan Provinsi serta Pusat”.

“Pemerintah Kabupaten menyediakan lahan yang clean dan clear dari persoalan, sedangkan Pemerintah diatasnya mengintervensi anggaran sehingga membantu Kabupaten” terangnya.

Menjawab pertanyaan awak media, Bupati Lembata mengatakan “Saat ini dari rencana keluasan lahan 6Ha yang telah dipersiapkan di Desa Tapobaran, baru dikerjakan 1Ha dan proses produksi di TA 2019 akan terus digenjot karena sebagaimana yang didengar oleh wartawan bahwa pemilik lahan telah menyatakan bersedia melepaskan lagi seluruh lahan yang potensial untuk produksi garam kepada pemerintah Kabupaten Lembata melalui mekanisme hibah pemanfaatan lahan yang mana dampak langsungnya jika diatas lahan tersebut dikelola maka memberikan mata pencaharian baru bagi masyarakat Desa Tapobaran dan Desa-Desa tetangga selaku penggarap nantinya”.

“Tentu upaya kedepan yang dilakukan pemerintah menjadikan Desa Tapobaran sebagai laboratorium produksi Garam di Kabupaten Lembata”.

Kepada WartaNTT, Bupati Lembata mengatakan dirinya akan meyakinkan Gubernur NTT bahwa Kabupaten Lembata mampu menjadi salah satu pemasok garam di NTT serta masyarakat akan dilibatkan dan tidak akan ditinggalkan Pemerintah. Semuanya harus aktif bekerja karena tidak ada lahan yang tidur jika semua masyarakat Lembata “terbangun” ujarnya. (Kris Kris)