wartantt.com, PERBATASAN - Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (Jokowi-JK) memasuki tahun keempat. Selama empat tahun kepemimpinan keduanya, berbagai capaian telah diraih oleh pemerintah.
Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko mengatakan selama empat tahun kepemimpinan Jokowi JK, pemerintah berusaha memberikan pembanguan yang merata. Oleh karenannya selama empat tahun ini, pemerintah tak hanya fokus membangun infrastruktur di Jawa saja.
Tujuannya adalah agar pembangunan tidak lagi Jawa sentris. Sebab, saatnya mulai pembangunan yang bersifat Indonesia sentris.
Tak hanya di wilayah Indonesia timur saja, pemerintah juga mulai membangun wilayah-wilayah perbatasan. Infrastruktur jalan pun mulai di bangun di tiga wilayah perbatasan Kalimantan-Malaysia, Nusa Tenggara Timur (NTT) - Timur Leste dan Papua - Papua Nugini.
Untuk infrastruktur jalan di wilayah perbatasan Kalimantan hingga saat ini sudah tembus 1.692 kilometer (km). Sementara untuk perbatasan Nusa Tenggara TImur (NTT) sudah terbangun sepanjang 1.762 km.
Lalu untuk jalan perbatasan Papua sudah dibangun sepanjang 909 km. Untuk wilayah perbatasan ditargetkan bisa tembus 1.906 km pada tahun 2019.
"(Pemerintah juga) mengembangkan (infrastruktur) di wilayah perbatasan," ujarnya dalam acara Forum Merdeka Barat di Kantor Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Rabu (24/10/2018).
Sebagai informasi, dalam empat tahun terakhir, sudah tujuh PLBN yang telah rampung dibangun pemerintah. Setiap PLBN yang dibangun juga dilengkapi dengan pasar untuk menunjang aktivitas ekonomi diwilayah tersebut.
Enam PLBN yang lain yaitu PLBN Wini, PLBN Motaain, dan PLBN Motamasin di Nusa Tenggara Timur, PLBN Aruk, PLBN Nanga Badau, dan PLBN Entikong di Kalimantan Barat.
Adapun untuk pembangunan pasar saat ini masih dalam tahap konstruksi. Untuk Pasar Entikong kini sudah mencapai 55,93% dan ditargetkan rampung pada 2019.
Sementara Pasar Nanga Badau yang menelan biaya Rp 167,1 miliar telah mencapai 75,3% pekerjaan fisiknya. Untuk Pasar Aruk yang didirikan di atas lahan seluas 4.441 meter persegi kini telah mencapai 94,26%.
Sementara Pasar Wini yang telah dibangun sejak 2016 kini telah mencapai 92,12%. Pasar Motamasin yang dibangun di atas lahan seluas 6.729 meter persegi dengan anggaran Rp 228,9 miliar sudah rampung.
Terakhir, Pasar Motaain yang dibangun di atas lahan seluas 2.160 meter persegi dengan biaya Rp 14,24 miliar telah mencapai 86,76%.
Tujuannya adalah agar pembangunan tidak lagi Jawa sentris. Sebab, saatnya mulai pembangunan yang bersifat Indonesia sentris.
Tak hanya di wilayah Indonesia timur saja, pemerintah juga mulai membangun wilayah-wilayah perbatasan. Infrastruktur jalan pun mulai di bangun di tiga wilayah perbatasan Kalimantan-Malaysia, Nusa Tenggara Timur (NTT) - Timur Leste dan Papua - Papua Nugini.
Untuk infrastruktur jalan di wilayah perbatasan Kalimantan hingga saat ini sudah tembus 1.692 kilometer (km). Sementara untuk perbatasan Nusa Tenggara TImur (NTT) sudah terbangun sepanjang 1.762 km.
Lalu untuk jalan perbatasan Papua sudah dibangun sepanjang 909 km. Untuk wilayah perbatasan ditargetkan bisa tembus 1.906 km pada tahun 2019.
"(Pemerintah juga) mengembangkan (infrastruktur) di wilayah perbatasan," ujarnya dalam acara Forum Merdeka Barat di Kantor Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Rabu (24/10/2018).
Sebagai informasi, dalam empat tahun terakhir, sudah tujuh PLBN yang telah rampung dibangun pemerintah. Setiap PLBN yang dibangun juga dilengkapi dengan pasar untuk menunjang aktivitas ekonomi diwilayah tersebut.
Enam PLBN yang lain yaitu PLBN Wini, PLBN Motaain, dan PLBN Motamasin di Nusa Tenggara Timur, PLBN Aruk, PLBN Nanga Badau, dan PLBN Entikong di Kalimantan Barat.
Adapun untuk pembangunan pasar saat ini masih dalam tahap konstruksi. Untuk Pasar Entikong kini sudah mencapai 55,93% dan ditargetkan rampung pada 2019.
Sementara Pasar Nanga Badau yang menelan biaya Rp 167,1 miliar telah mencapai 75,3% pekerjaan fisiknya. Untuk Pasar Aruk yang didirikan di atas lahan seluas 4.441 meter persegi kini telah mencapai 94,26%.
Sementara Pasar Wini yang telah dibangun sejak 2016 kini telah mencapai 92,12%. Pasar Motamasin yang dibangun di atas lahan seluas 6.729 meter persegi dengan anggaran Rp 228,9 miliar sudah rampung.
Terakhir, Pasar Motaain yang dibangun di atas lahan seluas 2.160 meter persegi dengan biaya Rp 14,24 miliar telah mencapai 86,76%.
KOMENTAR