wartantt.com -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku bersyukur di saat
hampir semua negara di dunia pertumbuhan ekonominya mengalami penurunan,
Indonesia Alhamdulillah masih diberi angka 5 lebih sedikit. “Enggak banyak,
lebih dikit tapi lebih dari 5, sudah bagus, dibandingkan dengan negara-negara
lain. Ada yang sudah minus, ada yang menuju ke nol, ada yang berkurang sampai
1,5%, 1%, 2%,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada Pembukaan
Indonesia Banking Expo 2019, di Ballroom Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (6/11)
siang.
Presiden menjelaskan, ada yang dulu berada di angka 7 anjlok menjadi di
bawah 1. Karena itu, menurut Presiden, pertumbuhan ekonomi Indonesia patut kita
syukuri, dan kita harus bersyukur. Ia meyakini, kita mempunyai potensi menjadi
negara yang berpenghasilan tinggi dan kita juga semuanya berharap agar juga
kita bisa keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah. Namun Presiden
mengingatkan,ada beberapa agenda yang mendesak yang harus kita lakukan. Ia
menyebutkan, 5 tahun yang lalu kita memang fokus, konsentrasi di pembangunan
infrastruktur. Karena kita ketinggalan jauh urusan infrastruktur dengan
negara-negara lain.
“Dengan kanan-kiri kita stok infratruktur kita jauh sekali.
Saya berikan contoh jalan tol. Sejak tol Jagorawi dibangun tahun 1978 artinya
sudah 40 tahun yang lalu, kita baru membangun 780 KM. Tiongkok, China dalam
waktu yang sama sudah membangun 280.000 KM,” ungkap Presiden. Karena itulah,
lanjut Presiden, kenapa dirinya memerintahkan Menteri BUMN, Menteri PUPR,
urusan investasi, infrastruktur itu betul-betul diperhatikan. Karena kita
ketinggalan jauh sekali, jauh sekali. 280.000 dibandingkan 780 enggak pakai
ribu itu jauh sekali,” ujar Presiden Jokowi.
Belum urusan yang lain-lain. Oleh
sebab itu, menurut Kepala Negara, kalau kita konsentrasi ke pembangunan jalan
tol, pembangunan airport, pembangunan pelabuhan, pembangunan powerplan yang
nantinya diharapkan akan memberikan kecepatan logistik, kecepatan mobilitas
barang dan jasa ke seluruh penjuru negeri. “Bapak-ibu bisa bayangkan negara ini
dari Sabang sampai Merauke, Miangas sampai Pulau Rote. Kita enggak seperti
negara lain yang satu daratan, kita ini 17.000 Pulau. Ini yang sering saya
ingatkan kepada siapapun pelaku ekonomi. 17.000 Pulau, kita ini mengelola
17.000 pulau, 514 kabupaten dan kota. Bukan sesuatu yang gampang,” ucap
Presiden.
Lihat Papua
Kepala Negara juga
mengingatkan, jangan kita ini juga merasa sudah bagus. Diakuinya, di lingkungan
kita Jakarta, iya infrastrukturnya. Namun ia mengajak untuk mencoba 1sekalian
pergi ke Papua, jangan Jayapura, terbang lagi satu jam ke Wamena, tapi jangan
di Wamenanya, pergi lagi ke Nduga. “Lima tahun yang lalu saya ke sana, ke Wamena. Saya di Wamena saya sudah kaget, ada lagi yang namanya Nduga. Padahal infrastruktur yang di daerah biasa saja aja. Ada gambarnya, itu Sudirman-Thamrinnya di sana, jalan utama itu Merauke ke Digoel,” ungkap Kepala Negara.
Menurut Kepala Negara, saat dirinya ke Wamena, ke Nduga itu tidak ada jalan. Ke sana harus berjalan kaki 4 hari 4 malam, dari Wamena saja harus berjalan ke Kabupaten Nduga itu 4 hari 4 malam. “Kita bisa bayangkan bagaimana saudara-saudara kita, bagaimana logistik, bagaimana kalau ada yang sakit, pelayanan kesehatan. Itulah negara. Saat itu saya ke sana 4 tahun yang lalu. Tapi tidak jalan kaki, kalau jalan kaki 4 hari 4 malam. Saya naik heli, turun. Apa yang saya lihat? Aspal satu meter pun enggak ada di ibukota kabupaten. Jadi betapa gap infrastruktur di Indonesia bagian barat, bagian tengah dan bagian timur itu seperti itu,” terang Kepala Negara.
Untuk itulah, Presiden Jokowi menegaskan, 5 tahun ke depan, pemerintah akan tetap masih continue untuk membangun infrastruktur. Tetapi memang ini akan lebih fokus. Presiden mengaku sudah menyampaikan ke Menteri PUPR, kalau ada jalan tol sambungkan dengan kawasan industri, kalau ada jalan tol di situ sambungkan ke kawasan pertanian, ke kawasan wisata. Airport pun juga harus disambungkan ke kawasan-kawasan yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi. Airport sambungkan dengan kawasan wisata, pelabuhan sambungkan dengan kawasan industri.
“Jadi mulai kita lebih tajam,” kata Presiden Jokowi. Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Mensesneg Pratikno, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, dan Wakil Ketua Umum Perbanas Farid Rahman. (FID/JAY/ES)
KOMENTAR