Dalam rilis yang diterima WartaNTT, Ketua
Pimpinan Daerah Nasyiatul ‘Aisyiyah Lembata, Farida Ningsih, M.Pd diawal
kegiatan mengatakan silaturrahim digelar untuk mempererat ukhuwah dan tali
persaudaraan antara Nasyiatul ‘Aisyiyah dan Pemuda Muhammadiyah yang merupakan
anak kandung organisasi Muhammadiyah yang telah hadir di Lembata.
Sementara
itu, Ketua PD
Pemuda Muhammadiyah, Rasyid Abd Jalal, S.Si yang juga diberi kesempatan untuk
menyampaikan pokok-pokok pikiran terkait
Organisasi Otonom Muhammadiyah menyampaikan “Ortom Muhammadiyah merupakan organisasi yang
diberi otonomisasi untuk menggerakkan amar ma’ruf nahi munkar di setiap kluster
keluarga. Kluster Putri-Putri Aisyiyah
atau dikenal dengan Nasyiatul Aisyiyah,
Kluster Putra Muhammadiyah yang biasa disebut Pemuda Muhammadiyah, dan Kluster
Remaja yang biasa disebut Ikatan Remaja Muhammadiyah, serta Organisasi Hizwul Wathan, Tapak Suci
Muhammadiyah dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah”.
“Sebagai
Pimpinan Ortom saya merasa bersyukur dan berterima kasih kepada Muhammadiyah
yang memberi ruang kepada anak kandungnya untuk mengurus rumah tangganya
sendiri dengan membentuk berbagai ortom Muhammadiyah untuk tetap berada pada
rumah besar Muhammadiyah”.
Menyinggung
soal Muhammadiyah Lembata, menurutnya saat ini meski kondisi PD Muhammadiyah
Lembata seperti laa yamutu fii ha walaa
yahya, atau hidup
enggan mati tak mau, namun baik Pemuda Muhammadiyah maupun Nasyiah harus tetap
bergerak, berpegang teguh pada prinsip amar
ma’ruf nahiy munkar dengan caranya masing-masing.
“Kondisi
ini perlu disikapi dengan elegan, tenang, dan santun. Kehadiran Naisyiyah
dan Pemuda Muhammadiyah di Lembata adalah energi baru yang apabila
dikolaborasikan maka yakin kedepan rumah besar Muhammadiyah akan menjadi magnet
buat ummat dan masyarakat untuk berada dibawah naungannya”
“Rumahnya
akan memberikan manfaat ditengah-tengah umat dan masyarakat sebagaimana pesan
KH. Ahmad Dahlan dengan Teologi Almaunnya” tambah Rasyid Abd jalal.
Hadir
juga dalam kegiatan tersebut, Ustadz Syukur Sani, S.Pd dimana dalam ceramahnya
menyampaikan hal-hal yang menjadi dasar perjuangan KH. Ahmad Dahlan dalam
memberantas bid’ah.
“Bid’ah
adalah suatu jalan dalam agama yang dibuat-buat (tanpa ada dalil) yang
menyerupai syariat atau ajaran islam, yang dimaksudkan ketika menempuhnya
adalah untuk berlebih-lebihan dalam beribadah kepada Allah Ta’ala”.
“Perkara
bid’ah ini sepatutnya kita jauhi sebab dapat menimbulkan berbagai dampak buruk
bagi pelakunya diantaranya amalan tertolak, terhalang untuk bertaubat, serta
tidak mendapat syafaat di akhir kelak.
Oleh karena itu, kita harus menanamkan kebencian dalam hati pada perkara bid’ah”.
Ustadz
Syukur menambahkan “Beberapa hal yang
bisa dijadikan penangkal bid’ah yaitu al
iman, at taqwa, dan islamul haya. Iman adalah keyakinan dalam hati,
perkataan di lisan, dan amalan dengan anggota badan”.
“Kita
harus meyakini dalam hati bahwa bid’ah adalah hal yang sangat dibenci Allah dan
harus menguatkan tekad untuk menjauhinya. At
taqwa, menjauhnya kita dari perkara bid’ah haru dilandasi rasa takut kepada
Allah i sebab Dialah Pemilik hidup dan mati, Yang Menguasai Hari Pembalasan. Islamul Haya, terakhir bila ingin benar-
benar terbebas dari perkara bid’ah maka tidak ada pilihan selain mengislamikan
kehidupan, menjadikan syariat islam sebagai rujukan nafas ruh dalam
kehidupan keseharian kita”.
Acara
Syawalan atau Silaturahim yang digelar kedua ortom Muhammadiyah ini berlangsung
dengan tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19. Acara diakhiri dengan
diskusi hangat antar ortom serta santap siang seluruh pengurus yang hadir. (Kris Kris)
KOMENTAR