Dukung Kebhinekaan Dan Tolak Intoleransi, Baladika Bali Gelar Apel Akbar

DENPASAR – Dukung Kebhinekaan dan NKRI Harga Mati, Organisasi Kemasyarakatan Baladika Bali menggelar Apel akbar di Lapangan Lumintang, Gatot Subroto, Denpasar pada Minggu pagi (22/1/2017).

Dipimpin oleh Ketua Baladika Bali, I Bagoes Sucita kegiatan apel akbar ini dihadiri oleh seribuan anggota ormas Baladika. Tampak hadir juga dalam acara ini Ketua GP Ansor Provinsi Bali Amron Sudarmono dan Ketua Angkatan Muda Siliwangi/Pasundan Agus Samijaya.

Ketua Panitia, Kemang Merta Jiwa dalam sambutannya mengatakan bahwa acara ini merupakan pernyataan sikap Baladika Bali yang berkomitmen menjaga Bali dan menjaga keutuhan NKRI. “Kita hadir disini dalam posisi Baladika Bali dalam nafas Hindu berdampingan dengan umat lain. Cobaan demi cobaan bangsa kita hadapi dan Baladika Bali tetap junjung tinggi Kebhinekaan dan toleransi terhadap beragam agama di bali. NKRI harga mati.” kata Kemang.

Dalam pernyataan sikapnya Ketua Baladika Bali menyebut bahwa Indonesia tanpa kebhinekaan bukanlah lndonesia, lndonesia tanpa persatuan bukanlah Indonesia, Indonesia itu berbhineka suku, agama, ras maupun golongan, berbhineka pulau, bahasa adat istiadat yang telah terikrar untuk hidup rukun damai dalam NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 45 dan terekat dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika.

Baladika Bali juga memberi perhatian terhadap gelombang anti toleransi dan radikalisme dengan berdalih salah satu agama dan diduga hanya untuk kepentingan ideologi dan kepentingan politik saja. Baladika menganggap jika hal ini dibiarkan akan mengacaukan dan memecah belah bangsa.

Berikut pernyataan lengkap Baladika Bali untuk menjaga keutuhan NKRI :

Spanduk penolakan FPI di acara apel Baladika bersama Ormas di Bali | Foto: Istimewa

• Mendukung pemerintah sesuai dengan konstitusi yang ada.
• Menolak keras segala bentuk intoleransi dan radikalisme dengan latar belakang dan alasan apapun. Mari jaga persatuan dan kesatuan bangsa, pererat tali silahturahmi antar komponen masyarakat, karena konflik dan perpecahan hanya akan merusak kehidupan kita.
• Mendukung aparat kepolisian Daerah Bali untuk segera melakukan tindakan dan langkah, sesuai dengan prosedur hukum dan perundangan yang berlaku, terhadap semua pelaku fitnah dan provokasi yang menimbulkan konfik SARA, dan perpecahan demi keutuhan NKRI.
• Sangat menyayangkan atas adanya pernyataan dari saudara Munarman yang mengatakan “Pecalang melarang orang sholat Jumat, kadang kadang melempari rumah penduduk yang sedang shalat jumat,” karena hal tersebut tidaklah benar dan cenderung memfitnah dengan tujuan provokasi yang dapat merusak kerukunan umat beragama di Bali, yang sampai saat ini sangat harmonis.
• Kepada seluruh umat beragama yang ada di Bali, mari tengadahkan tangan mohon petunjuk dan berdoa, semoga lndonesia khususnya Bali selalu diberikan kesejukan dan kedamaian dalam perlindungan Tuhan Yang Maha Esa.

Sementara itu perwakilan dari Paguyuban Pasundan Bali, Agus Samijaya mengatakan, “Khusus warga Bali asal Sunda pada pagi ini kita dihadapkan dengan cobaan yang mengganggu bangsa kita. Bangsa kita didirikan dari berbagai komponen dan betapa damai keanekaragaman dalam wadah NKRl. Warga Bali asal Pasundan menolak intoleransi yang dapat memecah belah NKRl. Mari jaga NKRl dan Konstitusi yang mengatur kehidupan bangsa dan bernegara. Bersatu padu, bergandeng tangan, cegah faham radikalisme yang dapat memecah belah persatuan Indonesia.”
(HS)