PERTAMA DI SBD; PENGAWETAN HIJAUAN PAKAN TERNAK DENGAN PREBIOTOK LOKAL

(Gambar : Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan SBD sedang memperkenalkan Prebiotok Lokal kepada sekelompok peternak)

Wartantt.com, SBD - Kebutuhan akan daging, terutama daging sapi di Indonesia sangatlah tinggi. NTT menjadi salah satu pemasok daging sapi untuk menjawab kebutuhan daging nasional. Namun demikian populasi ternak sapi di NTT belum mampu  memenuhi kebutuhan akan daging di tingkat Nasional. Hal ini disebabkan salah satunya oleh karena  peternak sapi selalu mengalami kekurangan hijauan pakan ternak yang berkualitas pada musim  kemarau. Iklim NTT yang panas  dengan struktur tanah yang lebih banyak  berbatu dan kapur ketimbang  tanah gembur dan humus membuat hijauan pakan ternak  yang berkualitas banyak ditemukan di musim penghujan, namun sebaliknya hijauan pakan ternak yang berkualitas ini sangat sulit ditemukan di musim kemarau.
Kondisi ini mendorong Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumba Barat Daya  Drh. Rihimeha A.Praing, MP melakukan proyek penelitian dan menemukan prebiotik lokal yang terbuat dari isi rumen ternak sapi yang difermentasi. “Hasil fermentasi dari isi rumen ternak sapi ternyata mampu mengawetkan hiajuan pakan ternak sehingga bisa bertahan sampai berbulan bulan bahkan sampai bertahun” demikain kata Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan SBD ini ketika ditemui Wartantt (05/06) yang lalu. Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa hijauan pakan ternak yang berkualitas dan banyak ditemukan di musim penghujan ini memiliki kandungan protein sebesar 13 %  sampai 14 %. Dengan pengawetan yang menggunakan prebiotik lokal ini kandungan protein yang tinggi tersebut dapat dipertahankan. “Kandungan protein bisa susut sekitar 0,5% sampai 1%, sehingga kandungan protein pada pakan ternak  hasil pengawetan menjadi 12% atau 12,5 % , sementara itu kalau tidak diawetkan maka kandungan protein pada pakan ternak di musim kemarau susut sampai tinggal sekitar 2% sehingga biar sapi makan kenyang tetap tidak gemuk” demikian urai  Drh. Rihimeha A. Praing.
Proyek  yang diberi nama Memelihara Ternak Ndapa Pauta Ruta (memelihara Ternak Tanpa Harus Memotong Rumput Secara Terus Menerus) akan sangat membantu para peternak, karena dalam proyek ini para peternak dilatih untuk dapat membuat prebitoik lokal dan kemudian peternak juga dilatih untuk melakukan pengawetan hijauan pakan ternak dengan prebiotik lokal tersebut sehingga kedepannya tidak perlu lagi mengalami kesulitan hijauan pakan ternak pada musim kemarau. “Pelatihan kepada kelompok peternak sudah kita lakukan pada tiga kecamatan yaitu Kecamatan Loura, Kecamatan Wewewa Barat dan Kecamatan Kodi. Ke depannya akan diperluas lagi sosialisasi dan pelatihan pembuatan Prebiotik lokal ” tegasnya. Pihaknya berharap agar dengan proyek ini dapat menjawab kesulitan selama ini dialami para peternak, sehingga  para peternak dapat berkonsentrasi untuk meningkatkan produktifitas maupun tingkat reproduksi ternak untuk dapat menjawab kebutuhan daging secara nasional. EDY