WartaNTT.com, LEMBATA –
Usia penyelenggaraan Otonomi Daerah Kabupaten Lembata masih tergolong “remaja”,
namun beragam bentuk pembenahan telah dilakukan oleh 3 Kepala Daerah dalam 5 periode
pemerintahan (sejak kepemimpinan Pj. Bupati periode 1999-2001, Drs.
Petrus Boli Keraf; dilanjutkan Bupati periode 2001-2011, Drs.
Andreas Duli Manuk;
hingga dimasa kepemimpinan saat ini oleh Bupati periode 2011-2022, Eliaser
Yentji Sunur, ST) demi merubah wajah Lembata yang semakin
bercahaya diantara 21 Kabupaten/Kota lainnya di Nusa Tenggara Timur meski
berbagai dinamika serta aksi protes tidak luput dari pertumbuhan Kabupaten ini demi
menuntut tercapainya kesejahteraan yang berkeadilan.
Hari ini, Jumat (12/10/2018) Pemkab Lembata gelar
Upacara Peringatan HUT ke-19 Otonomi Daerah Kabupaten Lembata dengan Tema “TAAN
TOU-Kerja Kita Membangun Lembata”.
Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur, ST dalam
sambutannya mengakui bahwa kesejahteraan belum sepenuhnya tercapai namun pemerintah
terus mengoptimalkan agar arah kebijakan pembangunan yang merata dan
berkeadilan terwujud.
“19 Tahun pelaksanaan menjadi kabupaten definitif
telah menunjukkan esensi dari perubahan sosial yakni perbaikan kondisi
kesejahteraan masyarakat meskipun belum maksimal, namun pemerintah terus berupaya mengoptimalkan
kebijakan pembangunan melalui 3 desain struktur dasar pijakan dalam visi misi 2017-2022 yakni restrukturisasi, reorganisasi, dan redesaign dengan paradigma pembangunan “people follow
infrastructure” dengan mainstreaming pada pilar pembangunan SDM
dan kebudayaan, pilar pembangunan ekonomi dan pilar pembangunan ekologi
berkelanjutan”.
“Melalui tema TAAN TOU-Kerja Kita Membangun Lembata, mengajak kita semua untuk perkokoh solidaritas dalam
semangat persatuan dan kesatuan, siap menerima perbedaan dalam bekerja, saling
menghargai, tidak berprasangka buruk atau saling memfitnah, dan tidak menjadi mudah
terprovokasi. Sudah saatnya masing-masing kita mengambil peran dan
tanggungjawab dalam bekerja untuk Leu Auq-Lewotana”.
“Untuk tahun 2018, prioritas program dan kegiatan
pemerintah dalam APBD mengambil tema akselerasi pembangunan infrastruktur
strategis untuk peningkatan pendapatan daerah, pengembangan ekonomi wilayah,
serta pembangunan pedesaan dengan 9 prioritas kebijakan yang diformulasikan
dalam rantai ekonomi #Lembata 2.0”.
“Proporsi anggaran
Belanja Daerah dalam struktur APBD Kabupaten Lembata tahun anggaran 2018
telah ditetapkan sebesar 62% untuk Belanja Publik dan 38% untuk Belanja Pegawai dimana hal ini menunjukan
keseriusan pemerintah untuk mengedepankan rakyatnya serta hal ini menjadi sangat
luar biasa diantara Kabupaten/Kota lainnya diwilayah NTT” ujar Bupati Lembata.
Tentunya menuju usia pemerintahan yang “dewasa”
kedepannya, semakin banyak harapan dan pergumulan masyarakat Lembata yang
menjadi pekerjaan rumah terbesar bagi pemimpin yang ada guna terwujudnya
pemerataan di 9 wilayah Kecamatan, namun dengan semangat kebersamaan melalui
saling mendengar-saling percaya, Kabupaten Lembata akan terus bangkit dan
meraih harapannya.
Momentum F3G 2018 Titik Pijak Bangkitnya Pariwisata LEMBATA
Bupati Lembata melanjutkan “Dengan ditetapkannya sektor pariwisata sebagai prioritas daerah, maka pemerintah akan terus melakukan beragam
upaya pengembangannya dengan tidak mengabaikan sektor pendukung
utama dan sektor lainnya yakni Pertanian, Peternakan, Perikanan, PUPR
Perhubungan, dan Komunikasi Informasi”.
“Mewakili pemerintah saya ucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat dan stakeholder di Lembata dalam
mensukseskan event Festival 3 Gunung tahun 2018”.
“Kegiatan even
Festival 3 Gunung tahun 2018 yang telah dilaksanakan telah mengangkat citra
Pariwisata Kabupaten Lembata dimana memperoleh penghargaan dari Kementerian Dalam Negeri atas inovasi kreatif serta apresiasi
dari Kementerian
Pariwisata. Tentu hal
ini menjadi modal dasar dalam penataan potensi
pariwisata yang ada dimana masyarakat menjadi bagian dalam
pengembangan pariwisata, serta pariwisata menjadi core bisnis utama untuk peningkatan ekonomi keluarga. Saya sampaikan bahwa aktivitas F3G akan berlanjut di tahun 2019 mendatang” ujarnya.
Akhir 2018 LEMBATA Miliki Destinasi Wisata Baru
Dalam sambutannya Bupati Lembata juga menyampaikan kabar
gembira bagi masyarakat Lembata. “Dalam bulan-bulan kedepan disisa waktu tahun anggaran 2018, Kabupaten
Lembata akan memiliki Kapal wisata sendiri, serta Pembangunan destinasi wisata Pulau Siput-Awololong di
wilayah Teluk Lewoleba dalam konsep harmonisasi lingkungan-sosial-ekonomi-pariwisata. Masyarakat dapat terus melakukan aktifitas
mencari siput diwilayah tersebut”.
"Selanjutnya dalam tahun 2019, melalui Bappenas mengalokasikan anggaran sebesar Rp. 4 Milyar untuk pengadaan kapal pariwisata sejenis, serta tahun depan kita akan tuntaskan penataan kawasan wisata religius Bukit Doa-Watomiten guna menangkap tingginya minat wisatawan religius dari Negara Timor Leste. Kita akan berkonsultasi dengan Yang
Mulia Mgr Uskup Larantuka terkait hal-hal yang dapat dilakukan” ujar Bupati Lembata.
Dalam kegiatan HUT ke-19 Otda Kabupaten Lembata, dirangkaikan
dengan pembacaan dan penyerahan 21 rekomendasi anak dan kaum muda Lembata untuk ditindaklanjuti Bupati Lembata, serta pelepasan simbolis antar pulau ternak
kambing sebanyak 1.200 ekor
yang akan diekspor menuju Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan. (Kris Kris)
KOMENTAR