wartantt.com -- "Kita sudah memiliki investasi infrastruktur yang
hebat. Tidak saja tol darat, tol laut, tol udara, tetapi saya sebutnya juga tol
langit. Yaitu namanya yang kami gunakan untuk digital," begitu ujar Wakil
Presiden terpilih Ma'ruf Amin dalam salah satu debat capres beberapa bulan
lalu. Dari sinilah istilah tol langit mencuat. Kini, tol langit yang sebelumnya
sempat menjadi gurauan warganet, akhirnya diresmikan oleh Presiden Joko Widodo
di Istana Negara, Senin (14/10/2019), dan siap beroperasi. Tol langit merujuk
pada Palapa Ring, infrastruktur internet yang terdiri atas kabel optik,
microwave, dan menara BTS 4G, yang disiapkan pemerintah untuk menggenjot
industri digital. Utamanya, demi mewujudkan pemerataan akses telekomunikasi dan
informasi, khususnya daerah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T), serta
melahirkan lebih banyak peluang usaha berbasis internet.
Terancam hanya mimpi
Palapa Ring sempat terancam hanya sekadar mimpi. Sebab,
pembangunannya pernah mangkrak hampir satu dekade sejak diwacanakan pada 2007
lalu. Barulah pada 2015, pemerintah bertekad merealisasikan proyek Palapa Ring.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara akhirnya memulai tender proyek
Palapa Ring yang dibagi menjadi tiga paket, yakni Palapa Ring Barat, Palapa
Ring Tengah, dan Palapa Ring Timur. Palapa Ring Barat meliputi wilayah Riau dan
Kepulauan Riau (sampai dengan Natuna), Palapa Ring Tengah mencakup wilayah
Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara (sampai dengan Kepulauan Sangihe-Talaud).
Sementara Palapa Ring Timur menjangkau wilayah NTT, Maluku, Papua Barat, dan
Papua. Pada 2016, proyek tersebut mulai dijalankan, dan pembangunannya rampung
pada tahun 2019.
Cakupan wilayah
Peta pembagian proyek Palapa Ring Barat, Tengah, dan Timur.
Peta pembagian proyek Palapa Ring Barat, Tengah, dan Timur.(KOMPAS.com/Gito
Yudha Pratomo) Palapa Ring diproyeksikan menjadi tulang punggung sistem
telekomunikasi nasional dengan membangun serat optik sepanjang 36.000 kilometer
dari barat ke timur Indonesia. Proyek kabel optik internet terdiri dari 7
lingkar kecil serat optik untuk wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa
Tenggara, Papua, Sulawesi, serta Maluku dan satu backhaul untuk menghubungkan
semuanya.
Harapannya, kabel serat optik ini bisa menjangkau 440 kabupaten/kota di 34 provinsi di Indonesia. Dikutip dari laman resmi Kominfo, Palapa Ring ini akan mengintegrasikan jaringan yang sudah ada (existing network) dengan jaringan baru (new network) pada wilayah timur Indonesia (Palapa Ring-Timur). Palapa Ring-Timur akan dibangun sejauh 4.450 Km yang terdiri dari sub marine cable sejauh 3.850 km dan land cable sepanjang 600 Km, dengan landing point di 15 titik pada 21 kota/kabupaten.
Kapasitas jaringan kabel optik Palapa Ring mencapai 100 GB dan bisa di-upgrade hingga 160 GB dengan mengusung konsep ring, dua pair (empat core). Proyek besar ini tentu memakan biaya tidak sedikit.
Harapannya, kabel serat optik ini bisa menjangkau 440 kabupaten/kota di 34 provinsi di Indonesia. Dikutip dari laman resmi Kominfo, Palapa Ring ini akan mengintegrasikan jaringan yang sudah ada (existing network) dengan jaringan baru (new network) pada wilayah timur Indonesia (Palapa Ring-Timur). Palapa Ring-Timur akan dibangun sejauh 4.450 Km yang terdiri dari sub marine cable sejauh 3.850 km dan land cable sepanjang 600 Km, dengan landing point di 15 titik pada 21 kota/kabupaten.
Kapasitas jaringan kabel optik Palapa Ring mencapai 100 GB dan bisa di-upgrade hingga 160 GB dengan mengusung konsep ring, dua pair (empat core). Proyek besar ini tentu memakan biaya tidak sedikit.
Pendanaan
Melansir pemberitaan Antaranews.com, pemerintah menggunakan
skema pembayaran Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), sesuai yang
tercantum dalam Peraturan Presiden (perpres) No. 38 tahun 2015. Konsepnya
menggunakan BOOT (Build Own Transfer) dan menerapkan skema pembayaran
ketersediaan layanan atau availability payment (AP), yang diprakarsai
Kementerian Keuangan. Dana AP sendiri berasal dari Dana Kontribusi Universal
Service Obligation (USO). Dalam sebuah kesempatan, Rudiantara berujar sudah ada
18 perusahaan yang berminat akan menggunakan jaringan Palapa Ring.
Mereka adalah para operator seluler dan penyelenggara jasa
internet. Dua perusahaan di antaranya yang tengah menguji coba adalah PT Telkom
dan Primacom.
Kecepatan
Menurut Direktur
Infrastruktur Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), Bambang
Noegroho, kecepatan internet Palapa Ring diklaim tembus 40 Mbps, sedangkan
upload mencapai 7 Mbps. Hal itu sesuai dengan uji coba yang dilakukan di
jaringan Palapa Ring Tengah pada Januari 2019 lalu.Kecepatan tersebut merupakan peningkatan dari sebelumnya, saat belum ada Palapa Ring, yang hanya berkisar 2 Mbps. Angka ini diperoleh saat uji coba menggunakan aplikasi Speedtest di Terminal Station Morotai. Sementara itu di lokasi lain, yakni di sekitar Taman Kota Morotai, kecepatan yang diperoleh berkisar 30 Mbps. "Hal ini seharusnya dimanfaatkan operator agar masyarakat mendapatkan manfaat lebih besar," ungkap Bambang lewat pernyataan resminya kepada KompasTekno, Kamis (3/1/2019).
KOMENTAR