Perkuat Sinergi Jaga Kerukunan, FKUB dan FKIK Sabu Raijua Gelar Dialog

 

WartaNTT.com, Sabu Raijua – Dalam mewujudkan kerukunan sebagai fondasi kehidupan sosial di Kabupaten Sabu Raijua, digelar dialog antara Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Forum Kerukunan Internal Kristen (FKIK) dengan tema membangun kerjasama antar pemerintah dan lembaga agama dalam rangka memperkokoh kerukunan hidup umat beragama di Kabupaten Sabu Raijua.

Kegiatan yang diselenggarakan Kantor Kementerian Agama Kab. Sabu Raijua, Kamis (20/11/2025) dihadiri oleh perwakilan lintas agama dan pimpinan denominasi gereja-gereja Kristen yang ada.

Bertindak sebagai narasumber, Kakan KemenAg Sabu Raijua, Alexsander, SH.,M.Pd, Plt. Kaban Kesbangpol Sabu Raijua, Rowi Hawu Dima, SH dan Ketua FKUB Sabu Raijua, Pdt. Anton Himu, S.Th.

Dalam pesannya, Kakan KemenAg Sabu Raijua sampaikan bahwa Kementerian Agama selaku instansi vertikal pemerintah pusat di daerah, menjalankan urusan pemerintahan di bidang agama, mulai dari pembinaan kerukunan umat beragama, pelayanan publik penguatan moderasi beragama, hingga fasilitasi pemerintah daerah dan lembaga masyarakat dalam program kerukunan umat beragama.

Disamping itu, Kementerian Agama juga membuka ruang dialog antar pemuka agama untuk menjaga harmoni dan toleransi di masyarakat.

Sementara itu Ketua FKUB Kabupaten Sabu Raijua, Pdt. Anton Himu, kepada WartaNTT (20/11) menyampaikan selain diikuti oleh FKUB, kegiatan ini juga dihadiri pimpinan dari 13 denominasi kristen yang ada di Kabupaten Sabu Raijua.

“Ada beberapa hal yang menjadi pokok pembahasan dan menjadi kesepakatan kami bersama”.

“Kami bersepakat untuk membangun kehidupan yang tentram dan damai di daerah ini, sekalipun ada dinamika khususnya dari aktivitas penggunaan medsos yang belum bijak di masyarakat” ujar Ketua FKUB.

“Kemudian, perlunya tokoh agama bersama pemerintah menjadi pilar pemberantasan aktivitas judi yang dibungkus dalam ritus adat tahunan. Hal ini menjadi salah satu pemicu kerawanan dalam kehidupan yang rukun dan tertib di Sabu Raijua”.

“Tokoh agama mendukung ritus sebagai salah satu kekayaan budaya yang masih dijalankan oleh aliran kepercayaan yang ada. Namun aktivitas tambahan yang tidak seharusnya itu tidak boleh lagi terjadi”.

“Kemudian juga pembahasan terkait legalitas pendirian rumah ibadah sebagaimana diamanatkan dalam SKB 2 menteri tentang syarat pendirian rumah ibadah. Sehingga perlunya kebijakan daerah dalam melihat hal ini agar tidak menjadi persoalan di kemudian hari” ujarnya.

Ketua FKUB Sabu Raijua juga berpesan perlu meningkatkan kerukunan dan ketentraman di wilayah termasuk menjelang hari raya Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.

“Momentum ini terkadang diisi dengan euforia yang menyalahgunakan momen ini dengan cara-cara yang kurang tepat. Berdampak banyak masyarakat tidak menikmati secara baik akibat banyak yang terganggu dengan cara-cara merayakan yang berlebihan”.

“Memasuki minggu-minggu advent bagi umat kristen, juga merupakan waktu yang cukup untuk merefleksikan kembali kesiapan hati menyambut sukacita Natal dengan sikap hidup yang sederhana, menghormati keberagaman, menjaga kerukunan dan kedamaian yang sudah terajut dengan baik di Sabu Raijua” ucap pendeta Anton. (DeW)