wartantt.com, KUPANG -- Sejak pagi Pkl. 08.00 WITA hingga sore menjelang malam, Kamis (2/10/2017), umat Hindu
melaksanakan Nyineb yang dilalui dengan persembahyangan di Pura Agung
Oebananta bersama Ida Pedanda Gde Panji Sogata serta seluruh Pralingga
Pura sebelum kembali ke pura masing-masing.
Nyineb dilakukan untuk menyimpan kembali alat persembahyangan yang sudah dibawa sebelumnya dalam melaksanakan upacara Galungan.
Seperti yang diketahui pada hari Rabu (1/10/2017), umat Hindu merayakan hari raya Galungan, yaitu hari raya kemenangan Dharma (Kebenaran) melawan Adharma (ketidakbenaran).
Pada hari Buda Kliwon Dungulan itu pun bertepatan dengan Piodalan Pura Oebananta sekaligus Nutug Karya, karena telah dilaksanakannya Upacara Ngenteg Linggih Pura Oebananta yang dipimpin oleh Ida Pedanda Gde Panji Sogata setahun lalu.
Upacara Nutug Karya adalah sebagai wujud bhakti umat Hindu yang ada di Kupang untuk mengucapkan syukur dan terima kasih kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena semua rangkaian Upacara Ngenteg Linggih telah berjalan dengan baik dan lancar.
Rangkaian Upacara Nutug Karya pada Hari Raya Galungan ini yaitu : Melasti, Mecaru, Mapepada, Ngelinggihan Ida Bhatara, Pewintenan, Penglukatan, Sembahyang Hari Raya Galungan, Dharma Wacana, dan Nunas Tirtha serta Bijak.
Hari raya Galungan, dimulai dengan Upacara Melasti di Pura Manik Segara Oeba, yaitu mengambil Tirtha Amertha di tengah lautan dengan menghaturkan persembahan ayam hitam dan bebek hitam sebagai Pekelem, dan Yadnya Suci sebagai banten upakara yang dihanyutkan semuanya ke tengah lautan, kemudian dilanjutkan dengan memberikan Air Tirtha yang diambil dari tengah lautan kepada Semua Pralingga Pura-Pura yang ada di Kupang dan persembahyangan bersama umat hindu kupang.
Pada Sore harinya, dilakukan Upacara Mecaru, dan rangkaian Piodalan Pura Oebananta. Piodalan bermakna sebagai hari merayakan berdirinya PURA sebagai suatu tempat suci umat hindu dan dilakukannya Upacara Ngenteg Linggih, sehingga seluruh umat merayakannya dengan melaksanakan Persembahyangan bersama diikuti dengan Tari-Tarian Suci (sakral) dan Tarian Hiburan kepada seluruh umat hindu kupang.
Upacara Mecaru ini dilakukan bertujuan menyucikan dan menyeimbangkan Pura dari segala unsur Panca Maha Bhuta dan dari segala penjuru mata angin, agar Pura sebagai tempat yang Suci bisa memberikan vibrasi energi yang SUCI juga kepada Alam Semesta dan seluruh umat manusia.
Setelah dilakukan mecaru, dilanjutkan dengan Pementasan Tarian Rejang Dewa, dan Tarian Topeng Sidakarya, Tarian Topeng Tua, serta Mepepada/mengelilingi seluruh pelinggih yang ada di Utama Mandala Pura Oebananta. Kemudian Sang Yajamana sebagai Pemimpin Upacara Nutug Karya yaitu Ida Pedanda Gde Panji Sogata (dari Jakarta), melakukan Doa Mantra Puja segala banten Upakara yang sudah disediakan oleh umat Hindu Kupang NTT sebagai Puncak dari Rangkaian Upacara Nutug Karya Piodalan Pura Oebananta.
Kemudian dilanjutkan dengan pewintenan Pinandita, dan juga penglukatan umat, serta ada yang upacara magedong-gedongan, dan juga upacara 3 bulanan yang dipimpin oleh Ida Pedanda Gde Panji Sogata.
Puncak Persembahyangan bersama seluruh umat hindu kupang, dilanjutkan dengan Dharma Wacana, pengumuman dan pemberian air suci tirtha dan bija (beras) kepada seluruh umat hindu kupang oleh para Pinandita.
Seusai persembahyangan bersama, dilanjutkan dengan pementasan hiburan tari-tarian kesenian yaitu Tarian Rejang Renteng, Tarian Gopala, Tarian Sekar Jagat, tarian Margapati, dan lain-lain yang disaksikan oleh seluruh umat hindu yang hadir, dengan penampilan sekehe gong dan diakhiri makan bersama persembahan yadnya suci.
Nyineb dilakukan untuk menyimpan kembali alat persembahyangan yang sudah dibawa sebelumnya dalam melaksanakan upacara Galungan.
Seperti yang diketahui pada hari Rabu (1/10/2017), umat Hindu merayakan hari raya Galungan, yaitu hari raya kemenangan Dharma (Kebenaran) melawan Adharma (ketidakbenaran).
Pada hari Buda Kliwon Dungulan itu pun bertepatan dengan Piodalan Pura Oebananta sekaligus Nutug Karya, karena telah dilaksanakannya Upacara Ngenteg Linggih Pura Oebananta yang dipimpin oleh Ida Pedanda Gde Panji Sogata setahun lalu.
Upacara Nutug Karya adalah sebagai wujud bhakti umat Hindu yang ada di Kupang untuk mengucapkan syukur dan terima kasih kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena semua rangkaian Upacara Ngenteg Linggih telah berjalan dengan baik dan lancar.
Rangkaian Upacara Nutug Karya pada Hari Raya Galungan ini yaitu : Melasti, Mecaru, Mapepada, Ngelinggihan Ida Bhatara, Pewintenan, Penglukatan, Sembahyang Hari Raya Galungan, Dharma Wacana, dan Nunas Tirtha serta Bijak.
Hari raya Galungan, dimulai dengan Upacara Melasti di Pura Manik Segara Oeba, yaitu mengambil Tirtha Amertha di tengah lautan dengan menghaturkan persembahan ayam hitam dan bebek hitam sebagai Pekelem, dan Yadnya Suci sebagai banten upakara yang dihanyutkan semuanya ke tengah lautan, kemudian dilanjutkan dengan memberikan Air Tirtha yang diambil dari tengah lautan kepada Semua Pralingga Pura-Pura yang ada di Kupang dan persembahyangan bersama umat hindu kupang.
Pada Sore harinya, dilakukan Upacara Mecaru, dan rangkaian Piodalan Pura Oebananta. Piodalan bermakna sebagai hari merayakan berdirinya PURA sebagai suatu tempat suci umat hindu dan dilakukannya Upacara Ngenteg Linggih, sehingga seluruh umat merayakannya dengan melaksanakan Persembahyangan bersama diikuti dengan Tari-Tarian Suci (sakral) dan Tarian Hiburan kepada seluruh umat hindu kupang.
Upacara Mecaru ini dilakukan bertujuan menyucikan dan menyeimbangkan Pura dari segala unsur Panca Maha Bhuta dan dari segala penjuru mata angin, agar Pura sebagai tempat yang Suci bisa memberikan vibrasi energi yang SUCI juga kepada Alam Semesta dan seluruh umat manusia.
Setelah dilakukan mecaru, dilanjutkan dengan Pementasan Tarian Rejang Dewa, dan Tarian Topeng Sidakarya, Tarian Topeng Tua, serta Mepepada/mengelilingi seluruh pelinggih yang ada di Utama Mandala Pura Oebananta. Kemudian Sang Yajamana sebagai Pemimpin Upacara Nutug Karya yaitu Ida Pedanda Gde Panji Sogata (dari Jakarta), melakukan Doa Mantra Puja segala banten Upakara yang sudah disediakan oleh umat Hindu Kupang NTT sebagai Puncak dari Rangkaian Upacara Nutug Karya Piodalan Pura Oebananta.
Kemudian dilanjutkan dengan pewintenan Pinandita, dan juga penglukatan umat, serta ada yang upacara magedong-gedongan, dan juga upacara 3 bulanan yang dipimpin oleh Ida Pedanda Gde Panji Sogata.
Puncak Persembahyangan bersama seluruh umat hindu kupang, dilanjutkan dengan Dharma Wacana, pengumuman dan pemberian air suci tirtha dan bija (beras) kepada seluruh umat hindu kupang oleh para Pinandita.
Seusai persembahyangan bersama, dilanjutkan dengan pementasan hiburan tari-tarian kesenian yaitu Tarian Rejang Renteng, Tarian Gopala, Tarian Sekar Jagat, tarian Margapati, dan lain-lain yang disaksikan oleh seluruh umat hindu yang hadir, dengan penampilan sekehe gong dan diakhiri makan bersama persembahan yadnya suci.
KOMENTAR