WartaNTT.com, LEMBATA –
Peringatan Kemerdekaan RI ke-73 tingkat Kabupaten Lembata, Jumat (17/08/2018)
yang dilaksanakan di lapangan Kantor Bupati Lembata menjadi momentum refleksi
untuk terus mengisi kemerdekaan yang telah diperjuangkan para pahlawan kusuma
bangsa, dengan melaksanakan pembangunan yang berkualitas guna mencapai
kesejahteraan yang berkeadilan dalam format Bhinneka tunggal ika yang harmonis,
serasi, selaras dan seimbang.
Bupati
Lembata, Eliaser Yentji Sunur, ST dalam Pidato Peringatan HUT RI ke-73 tingkat
Kabupaten Lembata mengatakan “Dalam konteks Lembata, Taan Tou tidak akan terwujud jika kita tidak
menerima perbedaan dalam bekerja, mengedepankan prasangka buruk, tidak saling
menghargai, saling memfitnah, mudah terprovokasi dengan gerakan radikal dan
terorisme”.
“Sudah
saatnya masing-masing kita mengambil tanggungjawab yang diamanatkan Tuhan dan
Leu Auq-Lewotana serta melaksanakannya dengan ikhlas dan bersemangat”.
“Guna
mewujudkan Lembata yang produktif dan berdaya saing untuk kesejahteraan rakyat
berkelanjutan tahun 2017-2022 Pemerintah terus berupaya mengimplementasikan
visi tersebut melalui prioritas program dan kegiatan dalam APBD 2018 yang
sedang berjalan” ujarnya.
“Pemkab
Lembata telah melaksanakan rasionalisasi postur APBD TA 2018 yang sebelumnya
sebesar 60% untuk belanja pegawai dan 40% untuk belanja masyarakat, menjadi
sebesar 38% untuk porsi Belanja Pegawai dan 62% untuk porsi Belanja Masyarakat,
sehingga upaya membangun sektor-sektor yang berpotensi menaikkan pendapatan
Asli Daerah agar proporsi belanja masyarakat terus meningkat perlu terus
didukung, dimana pengembangan pariwisata menjadi sektor utamanya”.
Bupati
Lembata melanjutkan “Sejalan dengan sektor pariwisata, beberapa fokus
pemerintah yang dilaksanakan yakni di sektor Pertanian berupa pengembangan
produk pertanian jangka pendek melalui inovasi T-Cabang (tani cabai dan
bawang); di sektor Perikanan berupa bantuan alat tangkap serta pembangunan
sarana prasarana pendukung; di sektor Pekerjaan Umum berupa pembangunan
jalan strategis antar Kecamatan, pengerjaan ruas jalan strategis ke lokasi pariwisata, peningkatan
jalan, pembangunan jalan strategis
kabupaten, Pembangunan jembatan, pembangunan talud/Pengaman pantai; reklamasi pantai Balauring; termasuk pengerjaan
jaringan irigasi dan jaringan
air minum, Pembangunan Jety, serta pengadaan kapal
wisata dan Bus wisata yang merupakan sharing anggaran Dana Alokasi Khusus”.
“Sementara
itu di sektor Energi, kegiatan pemerintah berupa rencana pembangunan PLTMG berkapasitas 5 Mega Watt di Desa Waijarang, oleh PLN rayon Lembata; di Sektor Komunikasi dan Informasi berupa pembangunan 5 buah BTS dan penguatas internet di 10 titik, dimana target pembangunan 20 unit BTS akan dikerjakan lagi dalam TA 2019, selanjutnya pengadaan Videotron, serta pengadaan server aplikasi
E-Planning dan E-Budgeting”.
“Di sektor Pembangunan Pedesaan berupa Program
Percepatan Pembangunan Ekonomi Desa (P3ED); Desa tersenyum 2.0; pengembangan produk unggulan Desa dan kawasan
perdesaan; BUMDES; Literasi dan Gala Desa; serta pariwisata Desa. Sedangkan di Sektor-sektor lainnya kegiatan yang akan dilakukan pemerintah berupa
Peningkatan produksi Garam di Desa Tapobaran; pembangunan perpustakaan, pembangunan RSUD serta
pembangunan stadion/GOR yang representatif” ujarnya.
Diakhir pidatonya Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur,
ST kembali menegaskan hal-hal penting untuk diketahui masyarakat Lembata.
“Dalam kesempatan ini juga saya sampaikan beberapa
hal untuk menjadi perhatian seluruh lapisan masyarakat Lembata. Bahwa Festival 3 Gunung (Blue Mountains Tour) merupakan icon Event pariwisata
Lembata yang harus kita sukseskan bersama baik
oleh elemen masyarakat yang berada di Lembata maupun di luar Lembata”.
“Kemudian, budaya penangkapan Ikan Paus
"Levanuang" secara tradisional di Desa Lamalera, telah ditetapkan sebagai Warisan
budaya Tak Benda Indonesia pada 3 Agustus 2018 oleh
Pemerintah Pusat
di Jakarta dimana
kekayaan budaya nasional ini harus dilestarikan dengan keaslian nilai budaya
lokal yang ada”.
“Pada Tahun 2019, Pemkab Lembata akan mengusulkan
beberapa kebudayaan daerah untuk ditetapkan sebagai warisan budaya nasional
diantaranya Budaya Tradisional Sole Oha, Tarian Beku, Ahang dan Puang Kemer”.
“Direncanakan paling lambat awal Tahun 2019 pembentukan 2 Kecamatan baru yakni Kecamatan Omesuri Selatan dan Kecamatan Suri Wula yang merupakan hasil dari pemekaran 2 Kecamatan Induk yakni
Kecamatan Omesuri dan Buyasuri sudah terwujud”.
Bupati Lembata melanjutkan “Guna mengantisipasi
klaim kepemilikan tanah ulayat yang berdampak terhambatnya kegiatan pembangunan pemerintah serta antisipasi
konflik horisontal
yang terjadi, Pemerintah Kabupaten Lembata akan menerbitkan Peraturan
Daerah (PERDA) tentang penetapan hak ulayat di Kabupaten Lembata”.
“Saya berharap seluruh pihak yang ada di
Lembata bersinergi satu sama lain, satu arah satu warna dalam memberikan yang
terbaik bagi Leu Auq-Lewotana Lembata, karena kita dapat melakukan dari hal-hal
yang kecil untuk kepentingan yang besar” ujarnya. (Kris
Kris)
KOMENTAR