wartantt.com -- Bulan Oktober sudah tiba, rencananya pelantikan presiden RI ke-7 akan digelar di Gedung DPR/MPR pada hari Minggu, 20 Oktober 2019 pagi. Sudah genap 5 tahun bahtera Indonesia dinahkodai oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dalam kurun waktu 5 tahun ini visi misi Presiden Jokowi diwarnai dengan keberhasilan maupun kegagalan.
Kemarin Presiden Jokowi membuka sidang kabinet paripurna dengan topik evaluasi RPJMN 2014-2019 dan persiapan implementasi APBN tahun 2020 di Istana Negara. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dalam konferensi pers di Kantor Presiden, kompleks Istana Kepresidenan, pun menjabarkan berbagai pencapaian RPJMN 2014 - 2019.
"Memang yang kami sampaikan belum bisa gambarkan data terakhir karena sebagian besar data 2019 belum ada. Kecuali kami melakukan semacam prognosa atau perkiraan. Tapi bisa kita lihat beberapa indikator penting" kata Bambang.
Memang tidak semua yang tertuang dalam RPJMN berhasil tercapai. Ada beberapa pencapaian pemerintahan Jokowi yang patut diacungi jempol. Berikut ini adalah rincian prestasi Kabinet Kerja Jokowi.
Pertama, pemerintahan Presiden Jokowi berhasil menjaga inflasi di kisaran 3-4% dalam kurun waktu 4 tahun terakhir sejak 2016. Pada tahun 2019 inflasi diprediksi di angka 3.3%. Sejak 2009-2015 tingkat inflasi tahunan Indonesia bergerak fluktuatif di rentang 3.98-6.41%.
Setelah itu, tingkat inflasi cenderung bergerak lebih stabil di kisaran 3,2-3,8% hingga tahun 2019. Pemerintah berhasil mempertahankan tingkat inflasi dengan stabil sehingga daya beli masyarakat tetap terjaga.
Kedua, masalah pengentasan kemiskinan. Pemerintahan Jokowi berhasil menurunkan angka kemiskinan di Indonesia menjadi single digit. Hingga tahun 2018, angka kemiskinan di Indonesia telah mencapai 9,2% turun dibandingkan dengan bulan Maret 2014 yang mencapai 11,25%. Pemerintah masih optimis tahun 2019 ini angka kemiskinan masih bisa ditekan di level 9,2%.
Sebenarnya jika berbicara target, angka kemiskinan yang masih berada di kisaran 9% belum bisa dibilang berhasil penuh karena target dalam RPJMN di kisaran 5-6%. Namun boleh lah kita apresiasi pencapaian ini.
Ketiga, indeks pembangunan manusia (IPM) Indonesia terus membaik dalam 5 tahun terakhir. Angka IPM Indonesia sudah berada di kisaran 70-an pada 2018. Pemerintah masih optimis hingga akhir tahun ini angka IPM Indonesia bisa naik menjadi 72.
Perlu diketahui bersama IPM adalah salah satu alat untuk mengukur pencapaian sosial ekonomi suatu negara yang dilihat dari beberapa aspek seperti tingkat kesehatan, pendidikan dan standar hidup masyarakatnya. Semakin tinggi skornya maka semakin bagus tentunya.
Sumber : UNDP
|
Kelima, dari sektor pendidikan pemerintah juga berhasil meningkatkan rata-rata lama sekolah penduduk usia di atas 15 tahun. Pada tahun 2013, rata-rata lama sekolah penduduk usia di atas 15 tahun adalah 8,1 tahun. Ketika target pemerintah tercapai maka naik menjadi 8,8 tahun.
Keenam, target dwelling time Indonesia kembali menurun. Perlu diketahui pada tahun 2013, dwelling time Indonesia mencapai 6-7 hari. Pada 2019 dwelling time di Indonesia di targetkan berada di kisaran 3-4 hari. Hingga Maret 2019, dwelling time di Indonesia sudah berada di 3,9 hari. Tentu perbaikan supaya dwelling time jadi 3 hari masih perlu dilakukan, karena pada dasarnya lamanya dwelling time membuat waktu mobilitas barang menjadi tidak efisien.
Ketujuh, rasio elektrifikasi di Indonesia terus membaik. Pada tahun 2014 rasio elektrifikasi di Indonesia hanya 81,5%. Target rasio elektrifikasi Indonesia di tahun 2019 mencapai 100%. Namun hingga kini rasio elektrifikasi berada di level 96,6%. Selain itu rasio konsumsi listrik juga sudah mencapai target di level 1.200 kwh/orang.
Memang tidak semua target tercapai seperti yang direncanakan. Namun beberapa prestasi di atas boleh lah kita berikan apresiasi.
KOMENTAR