WartaNTT.com, LEMBATA –
Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur, instruksikan seluruh Camat dan Kepala Desa
di Lembata intensifkan sosialisasi pencegahan dan penanganan penyebaran
Covid-19 termasuk sosialisasi program vaksinasi Covid-19 mulai besok, Jumat (29/01) melalui tim pengendalian tingkat Desa.
Meningkatnya
angka penyebaran kasus transmisi lokal terkonfirmasi positif di Lembata akibat
menurunnya kesadaran warga patuhi protokol kesehatan memaksa Satgas percepatan penanganan
Covid-19 dan pemulihan ekonomi Kab. Lembata kembali ambil tindakan.
“Transmisi lokal Covid-19 susah dikendalikan
jika kita tidak tertib. Pemerintah pusat sudah minta kepala daerah kendalikan
laju peningkatan kasus terkonfirmasi Covid-19 sehingga kita perlu pastikan
pengendaliannya sampai tingkat desa”.
“Saya perintahkan disetiap desa kembali
aktifkan pos penjagaan dalam upaya pengendalian” ujar Yentji Sunur dalam kegiatan rapat yang dihadiri
unsur Forkopimda Lembata, Kamis (28/01/2021).
“Desa bekerjasama dengan Babinsa dan
Bhabinkamtibmas bentuk tim pengendalian tingkat desa efektif mulai berlaku besok
(29/01) disetiap Desa”.
“Kepala BNPB dan Gubernur juga terpapar, ini berarti Covid-19 tidak melihat status sosial
seseorang. Setiap warga yang keluar dari rumah tanpa bermasker agar tim pengendalian bersikap tegas” ujarnya.
Disampaikannya
juga dalam waktu dekat vaksin akan tiba di Lembata. meskipun sasaran utama baru
para nakes dan pejabat publik, namun kedepan akan menjangkau seluruh lapisan
masyarakat secara berjenjang setelah sasaran petugas pelayanan publik lainnya.
“Kades
dan Camat pastikan seluruh warga tidak ragu terhadap vaksinasi serta harus jujur
sampaikan kondisi kesehatannya kepada petugas. Segera berkoordinasi dengan
Dinkes untuk dapatkan materi sosialisasinya”
“Kita
berharap diawal Februari sudah mulai pelaksanaan vaksinasi. Vaksin ini sangat
penting demi meningkatkan imun tubuh mencegah penyebaran Covid-19. Ini yang harus disosialisasikan kepada warga masing-masing”
ujarnya menambahkan.
Sementara itu jubir Satgas Covid-19 Lembata, dr. Lucia Sandra
Gunadi yang ditemui WartaNTT, Kamis (28/01) menegaskan Vaksin Sinovac yang akan
digunakan terjamin aman.
“Vaksin
Sinovac ini sudah ada izin edar BPOM dan sudah diterbitkan Fatwa MUI bahwa
vaksin ini suci dan halal. Kemudian vaksin ini juga berisi virus inactivated (virus
non aktif)”.
“Tahap
ke-1 ini sasaran vaksin di Kab. Lembata bagi nakes sekitar 1000an orang dan 10
pejabat daerah. Selanjutnya sesuai tahap sasaran berikutnya itu petugas publik
hingga nanti menjangkau masyarakat”.
“Bapak
Presiden sudah menjadi orang pertama yang divaksin bahkan sudah terima 2x divaksin
(27/01), jadi sudah lengkap”.
“Harapan
kita minimal 70% warga Lembata divaksin guna menghasilkan herd imunity
(kekebalan komunitas)”.
“Untuk
kekebalan, membentuk antibodi itu membutuhkan waktu. Seperti yang disampaikan
dokter spesialis penyakit dalam pada waktu kegiatan di Olympic (Kamis, 21/01), itu
kekebalannya akan muncul setelah 2 minggu pasca suntikan kedua, atau 1 bulan
setelah suntikan pertama”.
“Sehingga
mereka yang sudah divaksin tetap harus patuhi protokes, karena fungsi vaksin
ini untuk menurunkan angka kesakitan dan angka kematian,
juga meningkatkan kekebalan komunitas (herd imunity) artinya selain melindungi dirinya juga melindungi
komunitas yang tidak bisa divaksin seperti punya komorbid (penyakit penyerta)” tambahnya.
dokter
Lucia juga memastikan persiapan yang telah dilakukan untuk sukseskan program
vaksinasi tahap 1 di Lembata.
“Untuk
persiapan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 sudah dilakukan pelatihan bagi vaksinator,
kemudian kegiatan pelatihan bagi petugas penanganan KIPI, dan sosialisasi pelaksanaan
vaksinasi yang dihadiri stakeholder terkait bersama para Camat. Harapannya
hasil sosialisasi dapat disebarluaskan kepada masyarakat”.
“Sementara ini di tempat yang akan dilakukan vaksinasi sedang
dikawal untuk latihan simulasi supaya dihari-H dapat minimalisir kendala” .
“Untuk kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI), seperti pemberian vaksin lainnya dimana efek samping normal pasti ada, seperti rasa
hangat ditempat suntikan atau agak
demam. Namun kami sudah melatih tim kesehatan yang akan menangani KIPI pasca
vaksinasi Covid-19” ujarnya. (Kris Kris)
KOMENTAR