WartaNTT.com, Sabu Raijua – Bunyi mesin produksi garam konsumsi beryodium NATAGA cap otak, produk unggulan kebanggaan Kabupaten Sabu Raijua, Provinsi Nusa Tenggara Timur yang sempat meroket dan terjun bebas ini, akhirnya kembali terdengar lagi.
Nampak puluhan karyawan dibawah naungan Koperasi Produsen (Kopsen) Raja Laut, terlihat serius dan semangat melakukan tugasnya masing-masing, Senin (5/6/2023).
Hampir sebulan
beroperasi kembali sejak 8 Mei 2023 lalu, Pabrik garam ini mampu produksi hingga mencapai 4 ton
garam beryodium per harinya.
Eda Norlina Huma (45 Thn) asal Kelurahan Mebba, merasa bahagia karena merasa bisa membantu
meningkatkan ekonomi keluarganya.
“Saya sangat bahagia
karena bisa membantu perekonomian keluarga bersama-sama dengan 12 karyawati
lainnya yang bekerja disini”.
“Saya berharap pabrik ini
terus beroperasi sehingga bisa membantu kami masyarakat dalam memperbaiki
perekonomian keluarga” ujarnya.
Sementara itu Robi L. Nawa, salah satu karyawan yang telah bekerja
sejak 2014 merasa bersyukur karena setelah vakum beberapa tahun, akhirnya
pabrik kembali beroperasi.
“Sangat senang,
karena kehidupan katong (kami, red) yang selama ini menganggur cukup lama, bisa
kembali bekerja lagi”.
“Harapan beta (saya, red) semoga upah
kerja menjadi perhatian. Semakin besar produksinya, semoga semakin banyak
menyerap tenaga kerja di pabrik ini. Terimakasih banyak untuk Raja Laut, karena
pabrik ini sudah kembali beroperasi” ujar Robi senang.
Tontje Djada Tiri, salah seorang pembeli
garam NATAGA cap Otak yang ditemui WartaNTT di lokasi pabrik, mengapresiasi
kembali beroperasinya pabrik ini. Dirinya berharap Kopsen Raja Laut dapat
menaruh perhatian kepada karyawan dan menyelesaikan apa yang masih menjadi
kendala.
“Ini bukan hal baru bagi
kami di Sabu Raijua. Sejak 2014 garam beryodium Nataga ini sudah diproduksi,
namun karena kurang diurus dengan baik sehingga produksinya mandek”.
“Saya sebagai salah satu
konsumen garam ini, dan kehadiran saya disini untuk menyelesaikan pesanan warga
yang dititipkan melalui saya ada 30 dos”.
“Harapan saya kepada
Kopsen Raja Laut agar berkomitmen terhadap misinya termasuk selesaikan apa-apa
yang masih perlu dibenahi. Sebagai tokoh masyarakat Ledeana, kami tentu siap
mendukung demi kesejahteraan masyarakat Sabu Raijua” tegasnya.
Informasi yang
dihimpun WartaNTT, selain pemasaran dalam wilayah 6 Kecamatan di Sabu Raijua,
garam beryodium Nataga cap otak juga mulai menjangkau pulau Sumba, Kota Kupang
hingga Papua.
Hal tersebut
disampaikan langsung oleh Ketua Kopsen Raja Laut, Pdt. John Ly Dali, S.Th., kepada
WartaNTT (5/6).
“Pabrik beroperasi kembali sejak 8 Mei 2023 dengan pekerjanya sendiri ada 33 orang. Mereka bersedia untuk
bekerja disini dan mereka sangat berterima kasih karena punya lapangan
pekerjaan untuk membantu keluarganya”.
“Kopsen tentu bertanggungjawab terhadap upah mereka, dimana akan secara bertahap kita sesuaikan dengan UMR nantinya. Kami akan lakukan itu untuk kesejahteraan bagi para pekerja. Dengan cara seperti ini para pekerja menjadi semangat untuk membangun Sabu Raijua lewat pabrik garam” terangnya.
John Ly Dali menjelaskan
juga “Sehari itu 3 hingga 4 ton produksinya, jadi sekitar 200 dos. Satu dos isinya 80
bungkus kemasan 250gram”.
“Untuk pemasaran keluar
daerah sudah kami uji cobakan dan luar biasa responnya. Ada permintaan dari Kupang,
Sumba dan Papua. Kami mencoba untuk perkenalkan produk garam Sabu Raijua ini
sehingga bisa dikenal luas. Pemasaran di wilayah NTT tentu juga menjadi
perhatian kami”.
“Untuk bahan bakunya saat
ini berasal dari tambak garam Ledeana dan juga tambak garam di Kolouju yang
dibangun bersama oleh bapak Marthen Luther Dira Tome dan teman-teman”.
Selain itu Ketua Kopsen
Raja Laut, juga sampaikan telah menyurati Pemkab Sabu Raijua terkait dokumen
yang menjadi aset mereka.
“Kami memang pernah
menyurati Pemkab Sabu Raijua untuk menyerahkan kembali aset kami dalam hal ini merek
dagang yang diterbitkan BPOM dan sertifikat SNI”.
“Meskipun sampai hari ini
kami belum menerimanya, namun kami percaya pak Bupati bersama jajaran di Pemkab
adalah orang-orang hebat yang juga peduli dengan perkembangan dan daya saing
daerah ini. Kami yakin dalam waktu dekat, pak Bupati akan perintahkan dinas terkait
untuk menindaklanjuti surat kami”.
John Ly Dali, juga
berpesan kepada masyarakat Sabu Raijua untuk menggunakan produk kebanggaan ini.
“Mari kita gunakan produk unggulan Kabupaten Sabu Raijua ini, garam beryodium NATAGA cap otak sebagai satu-satunya garam konsumsi. Mulai hari ini harga jual per dosnya (isi 80 bks) Rp. 90.000.-“ ujarnya. (Edw)
KOMENTAR