WartaNTT.com, LEMBATA –
Hidup berdamai dengan cara menerapkan kebiasaan-kebiasaan baru ditengah pandemi
Covid-19 atau yang dikenal dengan konsep New
Normal Life, menjadi solusi yang akan diterapkan Pemprov NTT sejalan dengan
harapan Presiden Joko Widodo agar masyarakat tetap produktif tapi aman dari
Covid.
Dalam kegiatan rapat evaluasi penanganan Covid-19
antara Gubernur NTT bersama para Kepala daerah dan Forkopimda yang berlangsung
melalui video conference hari ini, Selasa (26/05/2020), Gubernur NTT, Viktor Bungtilu
Laiskodat, minta agar para kepala daerah segera sosialisasikan new normal dan Bupati
jangan hidup dalam ketakutan ditengah pandemi Covid-19.
“Kita perlu bersyukur karena masih diperkenankan hidup sehat sampai saat ini. Tentunya kondisi seperti
saat ini membutuhkan analisis mendalam untuk putuskan langkah yang diambil bagi kepentingan masyarakat NTT” ujar Gubernur NTT.
“Memang WHO
telah keluarkan maklumat Transition to a New Normal during the Covid-19 pandemic must
be guided by public health principles”.
“Semua negara tentu membutuhkan standarisasi kesehatan dan standarisasi peradaban manusia serta memperhatikan kearifan lokal setiap
daerah. Dibanding Covid-19, kasus DBD lebih mematikan di NTT, karena itu tidak perlu takut berlebihan karena
sudah terbukti yang positif
Covid-19pun di NTT masih sehat-sehat saja”.
“Saya minta para Bupati dan Forkopimda bersiap untuk jalani kehidupan seperti biasa dengan menerapkan new
normal. Tidak
boleh ada penutupan akses transportasi wilayah antar Desa, Kecamatan atau Kabupaten akibat ketakutan. Para
Bupati jangan takut berlebihan namun
kita perlu mulai bangun daerah ini”.
“Saya minta agar yang sakit saja yang diobati, yang tidak sakit silahkan diisolasi
mandiri sehingga seluruh program
kerja kita tetap berjalan. Maksimal tanggal 15 Juni
sudah normal kembali aktifitas pemerintahan, tidak ada
lagi Work From Home”.
“Pak Bupati
Lembata sampaikan kesaya, diminta Work
From Home kepada ASN, namun pegawainya
malah berada di Larantuka. Ini yang
perlu kita benahi dan dievaluasi kembali
soal Work From Home di NTT” ujarnya.
Gubernur NTT juga minta agar akses jalan lintas Kabupaten
tidak lagi ditutup yang berujung terjadinya keributan.
“Saya juga minta agar akses jalan lintas Kabupaten tidak ditutup sehingga tidak
terjadi ketakutan dan persoalan keributan
seperti diwilayah Kabupaten Ende, Nagekeo, Flores Timur, Sikka, Manggarai dan Manggarai Barat. Lama-lama orang mati bukan karena Covid tapi mati karena
ketakutan”.
“Pemimpin
yang paling rendah didunia ini adalah pemimpin yang paling takut terhadap kondisi. Bodoh tidak apa-apa tapi
kalau penakut itulah yang paling rendah. Saya minta kita mulai bangun kembali semangat
bersama untuk berani menghadapi masalah-masalah ini, jangan didengar lagi ada Bupati
ketakutan karena Covid”.
Dirinya menambahkan “Pemimpin itu orang terdepan dan orang yang mengambil
langkah terdepan sehingga harus mulai benahi diri, ambil sikap
dan merenungkan, jangan menutup diri. Apakah Tuhan kasih Covid ini untuk kita takut atau supaya orang tambah
berani lagi bekerja sungguh-sungguh”.
“Saya minta agar aktivitas di pasar terus berjalan dan jangan ditutup, jangan tinggalkan pasar. Ada
yang sakit harus diobati, aktivitas
pasar tetap harus berjalan. Harus mulai berbeda cara berpikir kita sehingga
kita bisa selesaikan masalah di NTT”.
“Karena itu sekali lagi saya minta kepada Bupati yang masih tutup akses jalan agar dibuka kembali. Yang belum buka tandanya bahwa Bupati itu penakut”.
“Saya akan lihat mana saja Bupati yang penakut. Nah bagi Bupati yang takut nanti Gubernur akan kampanye, jangan pilih
orang yang penakut ini”.
“Semua akses
di perbatasan wilayah harus dibuka
kembali, kita hidup sebagai
saudara dalam satu semangat perjuangan
untuk mencapai NTT yang sejahtera” ujarnya.
Sementara itu Wakil Bupati Lembata, Dr. Thomas Ola
Langoday yang juga diberikan kesempatan bicara menyampaikan kondisi wilayahnya
dalam penanganan Covid-19 termasuk menjadi Kabupaten pertama di NTT yang telah
realisasikan 100 % BLT tahap-1 Dana Desa.
“Hingga saat ini Lembata masih zona hijau
penyebaran Covid-19,
dikarenakan penjagaan yang ketat, ASN
bekerja keras dan wilayah pesisir dijaga, dilakukan pemeriksaan sesuai protokol
kesehatan, serta tetua adat di Desa dilibatkan dalam ritual adat mencegah
Covid-19”.
“Terkait penyaluran BLT, informasi yang kami peroleh dari Pemprov hingga hari ini Kab. Lembata menjadi Kabupaten pertama yang sudah salurkan 100% BLT
tahap-1 bagi 12.069 KK penerima bahkan beberapa Desa sudah mulai salurkan tahap-2”.
“Kami juga laporkan ke Bapak Gubernur, sesuai data
Dinas Pertanian Lembata terdapat
sebanyak
73 Desa pesisir gagal total panen jagung dimana 89% gagal panen akibat
kekurangan air, untuk itu kami minta dukungan
sumur bor dari Pemprov NTT.
Dirinya melanjutkan “Kabupaten Lembata juga sama seperti Kabupaten lainnya di NTT, kami siap jalankan tatanan baru hidup normal dan
mudah-mudahan aktivitas ekonomi berjalan kembali termasuk aktivitas Kapal Pelni
dan maskapai TransNusa dengan tetap berlakukan protokol kesehatan” ujarnya. (Kris Kris)
KOMENTAR